Jum'at, 5 Oktober, sehabis melakukan site inspection di Rama Candidasa Cottage, waktu menunjukkan pukul 3 sore. Hmmm, masih cukup awal untuk sebuah hari. Cukup
30 menit site inpection dan mengecek fasilitas yg ada, aku kemudian
berpamitan pada ibu Sri nan cantik dan ramah ini. Reservation staf Rama Candidasa Cottage. Besok, Sabtu, 6 Oktober 2012, Prodi ADH STPNDB bakal mengadakan Pengabdian Masyarakat bagi para staf hotel, yang akan berlangsung di hotel ini.
Pengabdian
Masyarakat Program Studi Administrasi Perhotelan, Sekolah Tinggi
Pariwisata Nusa Dua Bali kali ini dg topik : Pelatihan Memaksimalkan Hasil Penjualan Kamar
Melalui Internet untuk Usaha Jasa Akomodasi Skala Kecil di Kawasan
Wisata Candidasa Kabupaten Karangasem. Dengan demikian, membutuhkan perangkat komputer dan jejaring internet.
Kembali ku lanjutkan
perjalanan. Mampir sebentar di Warug Kiuls di sebelah kiri jalan keluar
dari Rama Cottage ini untuk menikmati makan siang, sudang klepet dan
sayur buah kacang. Kemudian
aku melanjutkan laju motor. Setelah melaju sepanjang jalan utama 30
menit kemudian, kali ini berbelok ke arah kiri, menuju ke Padang Bay.
Kuketahui,
di Pura Luhur Silayukti sedang berlangsung Pujawali. Ida Bethare nyejer
sejak Rabu, 3 Oktober 2012, hingga Sabtu, 6 Oktober 2012. Sudah
kupersiapkan kain semenjak berangkat dari rumah pagi tadi. Dan aku
bergabung dengan para pemedek lain.
Kuparkir
motor di pinggir pantai terdekat dengan pura, lalu berjalan perlahan,
mengawali pujaku di Pura Segara. Ibu dan bapak menuntun anaknya ke arah
pura, membawa haturan berupa banten persembahan, meletakkan di meja
persembahan, dan kemudian bersimpuh serta bersila bersama.
Para
pemangku nguncarang mantra suci, lantunan genta terdengar menyeruak
udara, semerbak wangi bunga dan dupa menyala. Ahh.... takkan pernah
terhenti rinduku hingga di sini, untuk selalu datang berkali dan
berkali.....
Berikutnya,
kembali melangkah menaiki jalan menuju ke Pura Tanjung Sari. Kubawa
canang berisi bunga, bersimpuh di hadapan Beliau, melantunkan puja Tri
Sandhya dan menghaturkan Panca Sembah.
Selesai
bersembahyang, seorang pria paruh baya menyapa. Ah ya, ternyata dia
adalah mantan pengurus Ikatan Orangtua Murid STPNDB. Anaknya yang kini
sedang berada di luar negeri adalah mantan muridku. Hmm, sungguh sebuah
dunia yang borderless. Perjumpaan dengan beragam tokoh spiritual yang
smakin membuat pendewasaan dan kebijakan berkembang dalam beragam bentuk
dan makna masing-masing.
Kembali
aku beranjak bersembahyang ke Pura Telaga Mas, sebelum kemudian
bersembahyang di Pura Luhur Silayukti. Betapa.... kulihat begitu banyak
wajah dengan kedamaian dan keteduhan yang sungguh memberi kesejukan.
Meski tua dan terlihat lelah, mereka tersenyum damai dalam beragam upaya untuk memuliakan Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Ada yang melantunkan kidung suci bersama,
ada yang menundukkan kepala dan mencakupkan kedua tangan sebagai bukti memuliakan Hyang Widhi,
ada yang dengan gaya kekanakan mencoba berkonsentrasi dan berbhakti,
Dari
Pura Luhur Silayukti, aku menjejakkan kaki ke Pura Payogan, yang
terletak di bagian bawah pura Luhur Silayukti. Kami mesti menuruni anak
tangga sempit dan curam, ke bagian bawah bukit. Hingga akhirnya,
berjumpa dengan pemandangan fantastis laut yang terbentang luas......
Hmmm,
aroma segar hawa laut yg berhembus, khusuk puja yang kulantunkan, meski
penuh sesak pemedek yang datang nangkil berduyun-duyun.... Ahhh, enggan
rasanya aku berpaling.
Hingga
akhirnya kulangkahkan kaki meninggalkan area Padang Bay, terasa enggan
untuk berlalu...... aku ingin tinggal disana selamanya.
Bahkan,
dalam perjalanan kembali ke Denpasar, masih kusempatkan untuk mampir,
demi sebuah puja, bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Kuasa,
dengan setangkup puja bagi Nya, di Pura Sad Kahyangan Goa Lawah.
Astungkara........
Aku selalu ingin memuliakan Beliau dalam beragam cara dan gaya, selagi
aku masih mampu, menghirup udara, dan menghembuskannya kembali........
Selagi hayat masih dikandung badan, selagi jiwa masih milik raga
ini.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar