ॐ असतो
मा सद्गमय
तमसो मा
ज्योतिर्गमय
मृत्योर्मा अमृतं
गमय
ॐ शान्तिः शान्तिः शान्तिः
Terkadang, Hidup tidak
berjalan mudah dan ramah bagi kita. Terpisah bertahun-tahun lamanya dengan
orang yang disayangi, dengan saudara kandung, tanpa diketahui keberadaannya,
bahkan, diperkirakan sudah meninggal. Hal ini tentu membuat hati hancur dan
galau berkepanjangan.
Demikian pula yang
dialami oleh bunda Asti sekeluarga. Memiliki kakak kandung yang entah berada
dimana. Terlahir dan besar bersama, empat bersaudara. Salah satu kakak lelaki
entah berada dimana. Bunda Asti tinggal di Surabaya. Berkali pulang ke Bali,
melacak keberadaan sang kakak, namun selalu gagal.
Kebetulan saja, kami
berjumpa di saat pesta pernikahan Ni Kadek Dimas Paramitha, S,Pd., dan Dewa
Yudi Saputra, S.Pd., di Banjar Gingsir, Desa Akah, Klungkung, Rabu, 9 Oktober
2019. Kadek Dimas merupakan putri dari Nyoman Kantha Adnyana, SH., dan Bunda
Putu Suharningsih. Kebetulan pula kudengar Bunda Asti berencana ke Nusa Dua
melacak kembali keberadaan kakak lelaki. Pernah ada saksi yang mengaku melihat
keberadaan sang kakak, dan ini menjadi clue,
pertanda, bahwa kakak lelaki masih hidup. Kutawarkan untuk menghantar beliau
melacak sang kakak.
Waktu sudah menunjukkan
pukul 14.30. kami masih di Banjar Gingsir, Klungkung. Bunda Asti bersama Mbak Yanti
mengendarai mobil. Aku sangat paham bahwa di saat hari kerja dan jam kerja begini,
situasi perjalanan bisa sangat macet karena lalu lalang kendaraan dan orang
yang bepergian, apa lagi Nusa Dua merupakan destinasi di Bali.
Setelah menikmati tipat
cantok dan rujak gula bali serta es gula di Desa Akah, juga mampir sejenak
untuk berganti pakaian di rumah Bunda Nengah, kami melanjutkan perjalanan.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 di saat kami bergerak meninggalkan
Klungkung. Aku mengendarai motor tercinta, Bunda Ratu, mbak Yanti, dan Bunda
Asti mengendarai mobil. Jarak Klungkung – Denpasar kami tempuh dalam waktu satu
jam. Kami tiba di Resto Bubu Bali pukul 18.30.
Berganti kendaraan,
kami memutuskan bermotor ria berempat menuju Nusa Dua, agar tidak terjebak
kemacetan parah rombongan wisatawan, murid sekolah dan pekerja yang baru pulang
kerja. Aku bergandengan dengan Bunda Asti, mbak Yanti berboncengan dengan Bunda
Ratu. Satu jam pula kami tempuh dengan berkendaraan motor. Menyusuri perjalanan
panjang, melalui jalan raya tol Bali Mandara. Tanpa jaket penahan dingin bagi
Bunda Asti, hanya dapat meminjam satu helm dari karyawan Bunda Putu Suharningsih
di Resto Bubu Bali, maka hanya Bunda Asti yang mengenakan helm, sedang Mbak
Yanti mengenakan jumpsuit sebagai penutup kepala.
Hanya berbekal clue alamat warung ikan bakar,
satu-satunya, dan buka sore hari, di sebelah hotel Kopi di jalan raya Taman
Giri nomer 2. Aku mencoba memahami situasi, jiwa detektif ku bekerja, semangat
keras kepala memaksa untuk segera mulai bekerja, niat humanis mendorong untuk
membantu hingga tuntas. Ku katakan pada Bunda Ratu, “Mari kita membantu sahabat
hingga dapat, berjumpa dengan kerabat beliau”.
Waktu menunjukkan pukul
20.15 malam, saat berhasil kami temukan warung ikan bakar yang dimaksud. Sang
kakak sedang membakar ikan. Mereka saling berpelukan, menyapa dan bertutur
kata, seolah enggan terpisah lagi. Kami berpandangan dengan tatap bahagia……
Pukul 21.15, saat kami
berpisah. Masih satu jam perjalanan kembali yang harus kami tempuh menuju Resto
Bubu Bali yang terletak di jalan IB Mantra, mengantar Bunda Asti dan Mbak Yanti
untuk mengambil mobil mereka. Kubayangkan,
berikutnya masih satu jam tiga puluh menit lagi berkendara, sebelum Bunda Ratu
tiba di peraduan rumah tercinta, berjumpa sang putra yang menanti dengan
kerinduan untuk mama tercinta.
Namun di atas itu
semua, keyakinan ku semakin kuat tertanam di dalam hati. Aku selalu percaya
kekuatan doa, cinta dan usaha dalam menggapai cita-cita….. Terkadang, hidup
tidaklah mudah dan ramah bagi kita. Tidak berjalan seindah harapan dan
keinginan yang kita impikan. Terpisah jauh dengan saudara kandung, tidak ada
beritanya, menghilang bertahun-tahun, bahkan, dianggap sudah meninggal.
Kerinduan mendalam dan keyakinan suatu saat akan berjumpa kembali. Ahh…. Aku percaya
kekuatan doa dan cinta, akan selalu mempersatukan kita, meski raga tidak bisa
selalu bersama…..
Om Asato
Ma Sadgamaya
Tamaso Ma Jyotirgamaya
Mrtyorma Amrtam Gamaya
Tamaso Ma Jyotirgamaya
Mrtyorma Amrtam Gamaya
Om Shanti
Shanti Shanti
Lead me
from the unreal to the real.
Lead me
from darkness to light.
Lead me from death to immortality.
Om Peace Peace Peace.
Lead me from death to immortality.
Om Peace Peace Peace.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar