Namanya D. Sanggam.......
"Panggil aku Odang". Katanya berkali. Berkali diskusi tentang budaya, dia bercerita tentang impiannya, tentang kebanggaannya, tentang harapannya..... akan perkembangan budaya di kalangan muda. Dia mengajarkan tentang cinta pada bumi dan negeri ini, tentang awan berarak, tentang suara alam, air bergemericik........ dan alunan nada indah terlahir dari beragam benda yang di kuasai, dari kendang, gitar, suling. Dia memimpin rombongan duta seni ke berbagai pelosok negeri, ibukota negara, dan mengibarkan semangat cinta budaya di desa nya, hingga ke pelosok nan sulit terjangkau.....
"Ku ikuti tulisanmu. Sepertinya kita se ide tentang kearifan lokal dari budaya yang ada, yang seringkali terabaikan, bahkan oleh pemerintahnya sendiri". Demikian dia pernah berkata.... Hmmm, betapa sering, kukeluhkan, pemerintah kurang memberi ruang bagi berkembangnya apresiasi seni dan sastra. Terlalu mengagungkan kepentingan fisik belaka, sementara kebutuhan rohani terpinggir dan kian tersingkir..... Jadilah kita semua, terutama, kaum muda, anak-anak, dan para orangtua, yang hilang jiwa, merasa hampa belaka, cenderung emosi dan berlaku egois semata.....
"Beragam festival bisa kita adakan, kita galakkan, demi membuka ruang sebesarnya bagi aktivita masyarakat. Hingga tidak ada lagi batas sekat, entah itu usia, suku, ras, dan juga agama, serta beragam level lain, yang memisahkan kita, yang membuat kita terpecah belah dan tersobek. Misalnya saja, seperti adanya Festival Kebudayaan Berau yang ditunggu masyarakat Kalimantan Timur". Demikian ceritanya bersemangat. Hmmm, betapa berapi nya dia bila sudah berbicara tentang budaya, tentang pemuda, tentang semangat yang menyala. Meski belum berkeluarga, namun tanggungjawab bagi masyarakat membuatnya rela mencurahkan waktu memotivasi sepenuh semangat, kaum remaja, murid-murid sekolah, keluarga besarnya.....
"Aku akan datang. Temui aku ya? Kita akan diskusi tentang banyak hal", demikian ujarnya di penghujung tahun 2010. Bukan suatu hal menakjubkan, biasa saja, kami berbincang di tengah kunjungan rombongan budaya yang diikutinya tersebut. Pentas di daerah Kuta, rombongan dari Kalimantan Timur tampil memukau dengan beragam tarian Dayak yang mereka pentaskan. Meski hanya mengenalnya se saat, dia adalah pria menyenangkan diajak diskusi dan berdebat tentang pola tepat pengembangan kepribadian masyarakat melalui seni dan budaya. Kita kini telah kurang menghargai jiwa kearifan lokal yang sungguh bermanfaat dalam hadapi gempuran beragam side effect kehidupan.
"Aku akan datang lagi, Santi". Demikian katanya di ujung telepon sebelum berpamitan untuk berangkat kembali menuju daerahnya. Dan setelah itu, kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing, hanya sesekali bertegur sapa.
Hingga di penghujung tahun 2011, tiba-tiba dia menghubungi via telepon, dan berkata "Aku sudah kembali di Bali, kali ini menghantar rombongan seni bersama bapak bupati. Datanglah dan lihat kami pentas". Demikian pintanya. Duuhhh..... hari sudah jelang malam. Aku baru tiba dari kantor dengan rasa lelah. Namun tak ingin mengecewakan seorang sahabat dari jauh, karena esok pagi dini hari mereka sudah kembali ke daerahnya, kupaksakan berjumpa. Jumpa sejenak, melihat mereka, saling menyapa dan mengucapkan selamat, kuangsurkan oleh2 buah tangan berupa kacang bali, sebelum berpamit undur diri.
"Aku menyukaimu, menyukai tulisanmu, menyukai diskusi kita. Tidak mengapa, bukan? Tidak salah, bukan?". Demikian ujarnya sebelum kami berpisah 30 menit kemudian. Duh, Odang..... Tidak ada yg salah dengan rasa suka, tidak ada yg salah dengan diskusi kita, dengan perdebatan, tentang harapan, impian, keinginan, dan proses perjuangan dalam menjalani kehidupan. Bahkan, di saat dia tidak termasuk dalam daftar nama peserta rombongan ke Bali, dia mengurus segalanya, termasuk membeli tiket sendiri, agar bisa berjumpa denganku. Ah, Odang......
Kembali....... lama tiada berita. Hingga hari ini, tepat tgl 18 Februari 2013, secara otomatis sites yg ditemukan oleh Marck Zuckenberg dg nama face book ini memunculkan nama D. Sanggam sebagai list teman yang berulang tahun. Kutulis di wall nya ucapan selamat. Betapa shock tatkala baru kutahu, dia sudah meninggal 29 Desember 2011. Berarti setahun lebih telah berlalu.......
Berangkatlah sahabat.....
Tugasmu di dunia telah berakhir. Teriring doa dari Dayak Berau Kalimantan Timur, darimana engkau berasal, dan ribuan sahabat yang dikau miliki, juga keluarga yang mengasihimu. Berangkatlah mengejar harapanmu di alam sana. Tersenyumlah selalu padaku, pada dunia, pada siapa pun yang kau lihat. Tersenyumlah, sahabat.....
dan, aku terdiam dalam gelap, menikmati lagu ini, mengenang pertemuan singkat, mengenangmu......
Lionel Richie
Hello
I've been alone with you inside my mind
And in my dreams I've kissed your lips a thousand times
I sometimes see you pass outside my door
Hello, is it me you're looking for ?
I can see it in your eyes
I can see it in your smile
You're all I've ever wanted
And my arms are open wide
Cause you know just what to say
And you know just what to do
And I want to tell you so much
I love you
I long to see the sunlight in your hair
And tell you time to time again
How much I care
Sometimes I feel my heart will overflow
Hello, I've just got to let you know
Cause I wonder where you are
And I wonder what you do
Are you somewhere feeling lonely, or is
Someone loving you
Tell me how to win your heart
For I haven't got a clue
But let me start by saying
I love you...
Hello, is it me you're looking for ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar