Malam hari setelah seluruh anggota keluarga berkumpul kembali setelah beragam aktivitas.....
Yudha
curhat tentang kegalauan hatinya. "Ma, besok Yudha harus bikin sengkui
di sekolah, saat pelajaran ketrampilan. Yudha sudah belajar, tapi tetap
gak bisa....."
Hmmm, my lovely handsome amazing
bodyguard sedang bersedih. Apa yg harus kulakukan?? Tidak ada pelepah
daun kelapa di malam hari begini. Sudah pukul 9 malam.
Well,
emak yg bijak bakal selalu penuh dengan ide kreatif. Tak ada rotan,
akar pun bakal berguna. Maka, kuambil selembar kertas, kuminta dia mulai
menggunting lembaran kertas putih tersebut.
Darimana
kami dapat mencari contoh sengkui??? Ah ha..... aku punya akses internet
24 jam, dari modem sederhana kami. Maka, kami jelajahi bersama beragam
situs yang dapat memberikan informasi mengenai filosofis dan bentuk
sengkui, sebagai sarana perlengkapan bersembahyang.
Setelah
dapat, kami mulai meniru, mencoba berulang kali, dan semakin menebalkan
keyakinan serta minat Yudha. Terlepas dan terurai berkali, kuambil
jepitan kertas, dan memintanya untuk menjepit bagian yg terlepas, hingga
akhirnya berhasil sedikit demi sedikit.
Ehm.....
....
teruslah berusaha, anakku. Karena keberhasilan tidak diukur dari hasil,
namun dari seberapa besar usaha dan perjuangan dalam belajar dan
berkarya mencapai hasil tersebut.
Sengkui
merupakan alat yang terdiri dari anyaman pelepah daun kelapa. Sengkui
terdiri dari beragam jenis. Beberapa yg kutahu adalah
Sengkui Prana Matra / Tatakan Klabang 7 / pinaka Sapta Petala.
Sengkui Butha Matra / Tatakan Klabang 9 / katur majeng sang ngawe urip, Nawasanga.
Sengkui Pradnya Matra / Tatakan Klabang 5 / pinaka pangider buana.
http://cakepane.blogspot.com/2012/12/banten-caru-eka-sata-dan-caru-rsi-ghana.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar