Terbirit2 kabur dari Nusa Dua sepulang
kerja hari ini, karena Yudha, pangeran bungsuku tidak berhasil
menghubungi bapaknya untuk mengantarnya les. Namun setelah tiba di rumah
menembus belantara jalan panas berdebu, kudapati si bapak dan anaknya
sudah menghilang berdua. Hweleh wheleh....
Di
halaman rumah masih tergelar hamparan bunga jepun / bunga kamboja
kering. Yudha rajin mengumpulkan bunga yang banyak berjatuhan dari pohon
kamboja yang kami miliki. Lumayan, dia sudah berhasil memiliki hampir
seratus ribu dari bunga jepun kering yang dijualnya.
Di
halaman rumah kami pula, potongan kulit buah manggis yang kami makan
kemarin sedang dijemur. Lumayan lah. Ekstrak yang terkandung di dalam
kulit manggis diyakini memiliki khasiat beragam jenis penyakit. Jemuran
kulit tersebut bisa direbus, dan airnya dimimum. Xanthone, senyawa super
antioksidan tingkat tinggi yang terdapat pada kulit
manggis dan daging buah manggis yang bermanfaat untuk anti penuaan dan
obat alami untuk penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes, stroke,
jantung dan ginjal serta penyakit – penyakit kronik lainnya yang sulit
disembuhkan.
Si
sulung yang tiba kemudian dari sekolah SMANSA, membawa segulung
lembaran dari kulit sapi. Hmmm, sungguh, anak-anakku ini tidak pernah
berhenti barang sejenak, dalam menggugah semangat kreativitas pada diri
mereka.
"Adi
beli lembaran ini tadi seharga Rp. 250.000. Adi bakal kongsi an dengan
Agung, teman sekelas. Rencananya mau buat dompet, yang nanti adi jual
lagi ke teman-teman, ma".
Dan....
rencana membuat desain, membeli bahan, merancang cara pembuatan, juga
bagaimana memasarkan dan menjual produk, sudah dia praktekkan sedari
dahulu. Berawal dari SD dengan membuat beragam asesoris, kemudian
beranjak SMP hingga SMA, dengan beragam desain grafis yang
dihasilkannya, hingga menjadi fotografer di beragam kegiatan yang
diikuti.
Well......
Terbanglah
tinggi wahai anak-anakku..... mengejar impian dan cita-cita, menyatukan
beragam harapan juga usaha nyata, sepenuh semangat di jalan dharma.
Swaha bersama Sang Hyang Widhi Wasa.
http://forum.detik.com/duh-jumlah-wirausaha-ri-masih-kalah-dari-malaysia-t633100.html
Jakarta : Basis wirausaha Indonesia sampai saat ini masih sekitar 2%
atau 700 ribu orang. Angka tersebut kalah dibanding Malaysia yang sudah
menyentuh level 5%.
Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Perekonomian, Eddy Putra Irawady mengatakan syarat negara maju membutuhkan jumlah wirausaha minimal 2% dari total populasi.
"Sekarang jumlah wirausaha kita sekitar 700 ribu atau 2%. Sehingga masih dibutuhkan 4 juta wirausaha baru untuk memenuhi persyaratan itu," katanya di acara Kompetisi Bisnis (Kompek) ke-15 di Jakarta, Senin (18/2/2013).
Padahal jika melongok perkembangan negara tetangga, menurut dia, Malaysia telah mengungguli sebesar 5%, sementara Singapura menanjak di angka 7%.
"Bahkan jumlah wirausaha di Amerika Serikat sudah mencapai 11%. Sangat jauh bila dibandingkan Indonesia," tutur Eddy.
Data Badan Pusat Statistik tahun 2010 menunjukkan, dari sekitar 40 juta angkatan kerja terdiri dari tamatan sekolah dasar (SD) sebesar 50%, sekolah menengah pertama (SMP) 19,1%, dan 23,4% dari lulusan sekolah menengah atas (SMA) sederajat, diploma 2,8% serta sarjana strata satu sebesar 4,8%.
Oleh sebab itu, Eddy menjelaskan pihaknya terus mendorong peningkatan wirausaha muda melalui beragam kebijakan pengembangan. Diantaranya, melalui pelatihan, inkubasi, pemagangan, kolaborasi dan kemitraan.
"Perluasan akses pembiayaan (KUR), modal ventura, keuangan syariah, dana bergulir, pembiayaan ekspor dan sebagainya," pungkasnya.
Selanjutnya, memperluas akses pasar para wirausaha tersebut dengan pembagunan pasar dan pertokoan, promosi, penggunaan produk dalam negeri serta pembelian pemerintah. Juga penyederhanaan regulasi dan kemudahan birokrasi
"Perizinan akan disederhanakan, dan dipermudah, seperti mengisi satu formulir saja atau lainnya. Terpenting, wirausaha itu nantinya punya identitas alias terdaftar," ujar Eddy. (Fik/Ndw)
Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Perekonomian, Eddy Putra Irawady mengatakan syarat negara maju membutuhkan jumlah wirausaha minimal 2% dari total populasi.
"Sekarang jumlah wirausaha kita sekitar 700 ribu atau 2%. Sehingga masih dibutuhkan 4 juta wirausaha baru untuk memenuhi persyaratan itu," katanya di acara Kompetisi Bisnis (Kompek) ke-15 di Jakarta, Senin (18/2/2013).
Padahal jika melongok perkembangan negara tetangga, menurut dia, Malaysia telah mengungguli sebesar 5%, sementara Singapura menanjak di angka 7%.
"Bahkan jumlah wirausaha di Amerika Serikat sudah mencapai 11%. Sangat jauh bila dibandingkan Indonesia," tutur Eddy.
Data Badan Pusat Statistik tahun 2010 menunjukkan, dari sekitar 40 juta angkatan kerja terdiri dari tamatan sekolah dasar (SD) sebesar 50%, sekolah menengah pertama (SMP) 19,1%, dan 23,4% dari lulusan sekolah menengah atas (SMA) sederajat, diploma 2,8% serta sarjana strata satu sebesar 4,8%.
Oleh sebab itu, Eddy menjelaskan pihaknya terus mendorong peningkatan wirausaha muda melalui beragam kebijakan pengembangan. Diantaranya, melalui pelatihan, inkubasi, pemagangan, kolaborasi dan kemitraan.
"Perluasan akses pembiayaan (KUR), modal ventura, keuangan syariah, dana bergulir, pembiayaan ekspor dan sebagainya," pungkasnya.
Selanjutnya, memperluas akses pasar para wirausaha tersebut dengan pembagunan pasar dan pertokoan, promosi, penggunaan produk dalam negeri serta pembelian pemerintah. Juga penyederhanaan regulasi dan kemudahan birokrasi
"Perizinan akan disederhanakan, dan dipermudah, seperti mengisi satu formulir saja atau lainnya. Terpenting, wirausaha itu nantinya punya identitas alias terdaftar," ujar Eddy. (Fik/Ndw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar