Bagus Satu, tiba di depan rumahku saat masih pagi hari. Dia adalah calon pejuang tangguh dalam dunia Pariwisata dan Perhotelan. Bertanya tentang banyak hal yang ingin diketahuinya tentang dunia pariwisata dan perhotelan. Berceritera tentang semangat dan harapan yag mengalir, tatap matanya memperlihatkan kesungguhan hati untuk menempuh perjalanan yang terkadang tidaklah semudah dan seindah apa yang diharapkan. Dia adalah Ngurah Bagus Wiyasha.
Bagus Dua bekerja di salah satu manajemen yang mengelola bisnis di bidang villa. Berceritera tentang semangat dalam arungi kehidupan, di tengah berbagai dinamika dalam keluarganya. Kedua anaknya menjadi penyemangat yang membuatnya selalu betah berada di tengah keluarga. Bekerja mengisi hari-hari dengan rutinitas, ditengah tugah mengemong keluarga besar yang menjadi beban di pundak sebagai generasi penerus keluarga geriya. Sungguh sebuah usaha tidak mudah tatkala bahkan usia belum lagi cukup menjadi seorang penglingsir geriya. Dia adalah Ida Bagus Surya Manuaba.
Bagus Tiga bekerja sebagai Asisten Restoran Manager di tempat kami makan bersama di Sanur hari ini. Ketiga anak yang beranjak dewasa dengan segala problema yang ada, sempat membuat kacau harmoni keluarga. Namun, dalam kehidupan di dunia ini, tidak pernah ada kata mantan anak dan mantan orangtua. Hati lembutnya luluh untuk merengkuh sang puteri, mengampuninya, dan memberikan masa depan yang bahkan dia sendiri ragu menapaki... Dia adalah Ida Bagus Ngurah.
Apakah diri kita sudah cukup bagus menjadi Bagus Bagus lain yang mampu menjadi tiang penyokong dan teladan dalam kehidupan kita masing-masing, atau merengek, mengomel, mencaci, mengancam, melukai orang lain, bahkan melukai kesucian hati dan pikiran kita sendiri......
Keluarga, selalu tempat terindah untuk berpaling. Walau di dalam keluarga juga berkumpul banyak dinamika kehidupan, meliputi segala problema, konflik, intrik, tantangan, harapan, rintangan. Hidup tidaklah selalu indah dan mudah bagi kita dalam mewujudkan impian dan harapan. Demi masa depan, demi suami dan atau istri, demi anak-anak terkasih. Namun kami adalah se barisan orang tua yang berusaha wujudkan cinta kasih kami bagi keluarga, bagi anak-anak, dan bagi masa depan kami.
Rekan kerja, sahabat, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun.... akan selalu mengingat putih hati kita, suci jiwa kita, dan... setiap usaha kita menjaga ke Bagus an yang kita miliki dalam diri. Karena... jika hati kita putih dan suci, mengapa harus dikotori dengan niat hitam, kelakuan tidak sopan, dan tindakan yang hanya akan menorehkan sakit hati, bahkan dendam bagi orang lain.
Swaha, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Engkaulah yang bakal menuntun jiwa kami menjadi Bagus-Bagus lain di bumi pertiwi ini....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar