Rabu malam, 8 Juni 2011, sebuah email masuk ke alamat mailboxku. Salah satu dari sekian banyak mailinglist yang kuikuti.
"Dear all, Saat ini sepupu saya sdg di rumah sakit sanglah [ kanker serviks ] dan sedang membutuhkan darah golongan O, mohon bantuan semeton untuk bersedia mendonorkan darahnya untuk pasien Pande Putu Santhi Prawita asal Bjr Blumbang Bangli. Nomor hp yg dpt dihub 087860033XXX. Suksma. OM Santih, KLM".
Hhmmm, entah siapapun dia, berasal dari suku, agama, latar belakang budaya. Panggilan ini mengetuk pintu hati. Namun hari sudah larut. Maka kuputuskan bergerak esok hari.
Pagi hari, setelah selesai dengan seluruh urusan rumah tangga, sebelum beranjak menuju kantor, kusempatkan mampir ke Unit Transfusi Darah, PMI, di Rumah Sakit Sanglah. Bertanya di bagian Penerima Tamu, tidak ada pasien terdaftar dengan nama tersebut. Hmmm. Berkali, ibu Astini membantu menghubungi berbagai pihak, namun tetap tidak berhasil. Niatku untuk tetap mendonorkan darah,ku yang termasuk golongan B dan kemudian baru ditukar dengan darah golongan O, ditolak oleh mereka. Alasannya, perlakuan terhadap tiap jenis darah dan kebutuhannya, berbeda-beda. Ada operasi yang langsung membutuhkan darah segar, sedang ada pula yang dengan harus melihat stok yang ada. Ini yang terkadang membuat timbul anggapan terjadinya jual beli darah, karena perbedaan perlakuan dan perawatan terhadap persediaan dan kebutuhan akan darah.
Ku coba berkali menghubungi nomer telpon bagi keluarga pasien, tidak ada tanggapan. Maka, kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kantor di Nusa Dua, baru kemudian kembali sore hari. Siang hari di Nusa Dua, kunikmati beberapa gelas cocktail hasil ujian praktek mahasiswa mengenai mixing drink. Juga hasil makanan praktek mereka. Yeah.... mahasiswa STPNDB sedang menjalani minggu ujian praktek mereka. Minggu ujian teori baru akan dilaksanakan minggu depan. Kusempatkan membuka email, siapa tahu ada info lanjutan dari mailing list mengenai pasien kanker serviks.
Sore pukul 4, sepulang dari kerja aku langsung kembali menuju RS Sanglah. Akhirnya kutemukan dia, sang pasien yg kucari. Pasien atas nama Pande Putu Ayu Santhi Prawita asal Bjr Blumbang Bangli, sudah berada di kamar Cempaka Timur. Rumah Sakit Sanglah Denpasar. Transfusi darah baru dilakukan berdasar analisis dokter jika kondisi pasien drop.
Pasien menolak melakukan chemotherapy terhadap penyakit yg diderita. Hingga kini sudah dilakukan transfusi darah dua kali. Sudah ada donor yang terdaftar dua orang, maka saya masuk dalam waiting list berikutnya. Transfusi darah yang dilakukan adalah bersifat langsung, jadi tidak sempat disimpan di Unit Transfusi Darah. Kan yg bikin harganya mahal adalah biaya perawatan darah, sehingga muncul kesan jual beli darah. Darah saya sendiri termasuk kategori B. Namun pihak Unit Transfusi Darah sudah memberikan penjelasan, bisa ditukar dengan persediaan yang ada.
Namun telah kupenuhi satu panggilan lagi.... Berjalan menghampiri Tuhan, semakin mendekati Beliau....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar