Hidup, akan membuat kita selalu berubah, berkembang, tidak pernah stagnan pada satu sisi. Setelah sekian lama terpisah, akhirnya bisa pula kutemui sebagian dari keluargaku. Minggu, 29 Mei 2011. Berkumpul bersama Emak dan adik-adikku. Anak-anak kami juga berkumpul bersama. Hmmm, sebuah anugerah yang harus selalu kusyukuri, karena masih boleh menikmati ini. Dengan segala kehebohan yang tercipta, dengan berbagai orang yang tidak henti berbicara mengungkapkan pengalaman hidup mereka seolah takut tidak cukup waktu bagi kami mengungkapkan isi hati..... disinilah kami semua berada.
Aku yang tiba dari Bali bersama anakku Yudha. Adikku yang menetap di kota Pontianak, tiba di rumah emak bersama anaknya, Tantri. Adik bungsu yang tiba dari Jakarta bersama anaknya, Danar. Kami berkumpul bersama dengan segala kehebohan sepanjang hari...
Ada pula Dewa Ketut Surya, yang sedang bertugas di Kalimantan. Setiap dua tahun dia bakal selalu berpindah tugas di seluruh Indonesia. Jabatannya sebagai pimpinan cabang PT Unilever menuntutnya untuk sellau bisa beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi kerja. Istri dan anak-anaknya berada di Denpasar.
Kujumpai pula Da Yani, Mak Muda, istilah bagi seorang tante dalam istilah Melayu. Dia adalah adik kandung ibuku. Ahh... selalu kangen sepenuh rindu pada seluruh anggota keluarga besar ini. Mereka yang mewarnai hari-hariku di masa lalu, saat kuhabiskan masa kecil di kota Pontianak.
Ku ajak para ponakan ku mengunjungi Pura Giri Pati Mulawarman. Hari Minggu, 29 Mei 2011. Ada sekolah minggu dan pesraman kilat bagi para pemuda dan pemudi, juga anak-anak Hindu, Kami duduk bersila bersama, mencakupkan tangan dan mengucapkan doa, Puja Trisandhya, dan Gayatri Mantram. Teringat masa-masa silam, saat sering bersembahyang bersama seluruh anggota keluarga lengkap. Tuhan, aku kembali hadir di hadapan Mu, bersujud menyebutkan nama Mu, dan menghantarkan para ponakanku, semoga mereka menjadi generasi tangguh dalam berjuang di jalan Dharma atas nama Mu selalu....
Ku sempatkan pula berjumpa dengan Komang Mahayani, dan Nengah Muliawan, ponakan suami yang berada di Pontianak. Well, suamiku berasal dari Singaraja. Ponakannya mendapat penugasan di Kesatuan Brimob, dan dia beristri seorang wanita Dayak. Sedang ponakannya yang wanita, Komang Mahayani, menikah dengan seorang polisi pula.
Kusempatkan mengendarai vespa antikku yang dahulu mengawaliku belajar mengendarai motor. Kusempatkan keluyuran mengelilingi kota Pontianak bersama anak dan ponakan tercinta, membeli beberapa jenis souvenir untuk oleh-oleh yang akan kubawa ke Bali esok hari saat pulang. Hanya beberapa jenis gantungan kunci murahan. Ah..... Pontianak, semoga aku masih mendapat kesempatan untuk mengunjungimu lagi dan lagi, berkali kali.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar