Hanya dengan berbekal info sekilas dari papan pengumuman besar di pinggir jalan Renon, kuberanikan diri menyusun rencana rally sepeda bareng anak-anak. Bakal ada rally sepeda dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara. Maka, Yudha berkeliling mengumpulkan para sahabatnya se perum, terdapat beberapa anak yang tertarik untuk ikut rally yang diadakan dalam rangka memperingati hari Bhayangkara tersebut. Ada Komang Esa, Dewa Angga, dan yang lainnya lagi. Kucoba merayu Danendra untuk bergabung dengan kami, bertanya pada Ardi dan Kadek Susi, hingga meminta Dek Tut untuk ikut. Hingga malam hari tiba, kudapat informasi, Ibu Dayu Puspadi beserta Bpk Gung Suprastayasa bakal ikutan pula, bersama Gung Wipa & Gung Bagus.
Minggu, 26 Juni 2011. Pk 5 pagi sudah terjaga dan mengawali hari dengan kehebohan mempersiapkan bekal. Mobil pickup yang kusewa bakal tiba pk 5.30. Kuperkirakan, kami bakal tiba di lapangan Puputan Renon pk 6.00, dan bisa bersiap sebelum rally dimulai pada pk 6.30. Namun ternyata si bapak supir telat bangun, ibu Dayu juga baru terjaga pk 6 pagi. Hehehe...... Hidup memang harus penuh kesiapan terhadap berbagai situasi dan kondisi yang mungkin berubah, karena... bukankah, hanya perubahan itu sendiri yang abadi.
Pk 6 pagi mobil pickup sewaan tiba, kami naikkan sepeda beraneka bentuk dan merek, dari sepeda bekas hingga sepeda yang baru dibeli seminggu lalu. Aku duduk di samping pak supir bersama Kadek Susi, sedang anak-anak yang lain menumpang di mobil ibu Dayu, di dalamnya juga ada Pak Gung Suprastayasa, Gung Wipa dan Gung Bagus, Adi dan Yudha, juga Gek Tata.
Pk 6.45 kami tiba di lapangan Puputan Renon, hmmmm, kulihat sudah ada ribuan orang berbaris dengan sepeda masing-masing di garis start. Baru 10 menit kami di sana, rombongan bergerak perlahan. Kami susuri jalan mengarah ke jl. Diponegoro, menuju ke lapangan Puputan Badung, masuk jalan Veteran, lalu menuju Art Center di jl. Nusa Indah. Berbelok ke kiri lalu kembali ke lapangan Puputan Renon.
Lumayan juga perjalan yang kami tempuh kali ini. Menanamkan semangat untuk tidak gampang menyerah pada anak-anak kami. Semangat kebersamaan, berkumpul dengan ribuan orang lain. Semangat toleransi, bahwa hidup bukan hanya sekedar berkutat pada menang atau kalah, kuat atau lemah seseorang, waktu tempuh, dan hebatnya penampilan seseorang, namun pada proses menjalani kehidupan itu sendiri. Bahkan, panitia yang hanya menyediakan 5000 tiket bagi peserta rally, lumayan kewalahan, karena ternyata peserta membludak hingga mendekati 10.000. Tapi inilah dunia, setiap orang mau tidak mau diminta melakukan adaptasi dan asimilasi dengan berbagai aspek kehidupan. Karena, inilah sebenarnya tujuan kita ada di dunia.
Pukul 10.00, setelah menikmati makan siang dan bekal yang kami bawa dari rumah, kami kembali pulang dengan mobil ibu Dayu dan Pak Gung Suprastayasa, juga mobil pickup yang kusewa, namun kali ini penumpang di mobil pickup bertambah dengan adanya Adi, Yudha dan Gung Wipa yang bersikeras untuk duduk di bagian belakang pickup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar