Tidak ada yang lebih
membahagiakan selain melihat senyum bahagia juga tawa canda anggota keluarga,
teman-teman, sahabat, kerabat. Itu pula yang kurasakan saat kami bisa bersama
ber Tirta Yatra pada hari Jum’at hingga Minggu, 23 – 25 November 2018. Tidak
ada duanya, melihat mereka bisa tersenyum bahagia, penuh rasa bangga, berjalan
bersama, bersembahyang di pura, menyusuri jalan menuju hutan pinus menggandeng lengan
suami dan istri tercinta, beriringan naik ke Puncak B29.
Berangkat bersama dari
Nusa Dua dengan mobil Hiace, kami terdiri dari rombongan para pegawai dan dosen
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, Mangku Buda, Mangku Made Sukerta, Ibu
Mangku Ketut Riyani beserta suami, bapak Nyoman Darmika beserta Istri, bapak
Nyoman Sukarma dan Wayan Kertiyasa, Adi, Syena dan Mbak Ade, beserta Ki Matra.
Kami membawa serta
beberapa pejati dan juga canang untuk perlengkapan bersembahyang. Bahkan,
Mangku Buda, Mangku Sukerta, Mangku Riyani beserta suami, bapak Nyoman Darmika,
sudah mengenakan pakaian bersembahyang semenjak dari Denpasar.
Tujuan kami adalah Pura
Mandara Giri Semeru Agung, Pura Nirwana di Puncak B29, Grojogan Sewu, Pring
Sewu, Pura Medang Kemulan, Petirtan Jolotundo. Intinya, jika bisa mengunjungi
sebanyak Pura dan Destinasi yang memungkinkan untuk dikunjungi selama tiga
hari, dari hari Jum’at pagi, 23 November 2018, hingga Minggu, 25 November 2018.
Karena kita tidak
mungkin menggapai sukses sendirian, tentu membutuhkan bantuan dan kerjasama
dengan rekan-rekan lainnya. Maka, kuhubungi beberapa teman dan sahabat, baik di
Bali, Denpasar, Gianyar, Padang Bay, bahkan juga di Lumajang, pemuda Suku
Tengger, Kepala Desa, Pokdarwis, dan rekan lain. Aku sudah menghubungi bapak
Eddy Hozainy, Arik Tohari yang alumni BPLP dan mantan muridku, serta meminta
bantuan Ki Matra untuk menghantar kami mencapai tujuan dengan selamat.
Namun rencana kami
mengalami beberapa perubahan. Selama di jalan, kita juga tidak bisa terlepas
dari beragam situasi dan kondisi, mulai dari lama waktu dan jarak tempuh yang
dibutuhkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya, kecepatan dan ketepatan dalam
jalinan kerjasama, hingga kondisi jalan yang membuat kita harus berputar dalam
mencapai suatu destinasi.
Akhirnya, kami bisa
mencapai Puncak B29, memandang keindahan Negeri di Atas Awan, Gunung Bromo dan
Pura Poten berselimut awan terhampar indah, putih mengelilingi Gunung Bromo.
Kami juga bersyukur bisa mencapai Ranu Pane dan bersembahyang di Pura Ulun Danu
Ranu Pane. Dan bersembahyang bersama tepat tengah malam hari Sabtu, jelang
Minggu, 25 November 2018, di Pura Luhur Blambangan, Banyuwangi.
Perjalanan kami
berakhir dengan tibanya kami dengan selamat di kota Denpasar, pukul 5 pagi.
Terimakasih, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, terima kasih, teman-teman. Kebersamaan
kita yang begitu indah, dalam jalinan suka dan duka, sedikit dan banyak, baik
maupun buruk, kenangan ini akan selalu ada dalam ingatan kita. Lain kali kita
susun rencana lain dengan lebih baik dan lebih seru, yaaa……..
Om Asato ma sadgamaya,
Tamaso ma Jyotir gamaya,
Mirtyor ma amertam gamaya.
Om Agni Brahma garbhniswa
dharunama syanta riksam drdvamha,
Brahmawanitwa ksatrawani sajata,
Wanyu dadhami bhratrwyasya wadhayaya.
Tuhan Yang Maha Suci,
bimbinglah hamba dari yang tidak benar
menuju yang benar.
Bimbing lah hamba dari kegelapan pikiran
menuju cahaya pengetahuan yang terang.
Lepaskanlah hamba dari kematian menuju
kehidupan yang abadi.
Tuhan Yang Maha Suci,
terimalah pujian yang hamba persembahkan
melalui Weda Mantra,
dan kembangkanlah pengetahuan rohani
hamba
agar hamba dapat menghancurkan musuh
yang ada pada hamba (Nafsu).
Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang
berada dalam setiap insan (Jiwatman),
menolong orang terpelajar, pemimpin Negara
dan para pejabat.
Hamba memuja Engkau semoga melimpahkan
anugerah kekuatan kepada Hamba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar