Persahabatan adalah kado terindah melebihi apapun di
dunia ini (Thomas Aquinas)
“Datanglah ke Museum
Puri Lukisan untuk melihat dan mengamati perkembangan seni, juga budaya Bali,
dalam berbagai bentuk karya seni”, Ujar Penglingsir Puri Agung Ubud pada para
mahasiswa Institut Seni Indonesia Padangpanjang yang melaksanakan Pameran
bertajuk “Pluralisme”, Hari Jum’at, 16 November 2018.
Mereka hadir di Bali
semenjak Kamis, 16 November 2018. Dengan berkekuatan tujuh orang dosen beserta
tenaga administrasi ISI Padangpanjang, juga 15 mahasiswa beserta 48 karya seni
mahasiswa yang merupakan proyek akhir sebelum menamatkan pendidikan pada ISI
Padangpanjang. Inilah wujud nyata Misi Kebudayaan bisa menjadi jembatan
persahabatan, tali silaturahmi, dan bentuk kerjasama antar lembaga pendidikan,
pemerintahan, para budayawan, seniman, serta berbgai komponen masyarakat
lainnya.
“Kami tidak menyangka,
masyarakat Bali begitu aktif dalam beragam aktivitas budaya juga berkesenian,
bisa saling mendukung, baik dalam seni dan budaya, juga mengekspresikan seni
tersebut pada berbagai bentuk karya seni dengan begitu indah”. Ujar beberapa
mahasiswa dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia
Padangpanjang, yang ditemui saat pembukaan pameran, Jum’at, 16 November 2018.
Pameran yang dibuka
pada hari Jum’at sore tersebut dihadiri oleh tokoh Puri yang ada di Ubud, tokoh
masyarakat, budayawan, seniman, wakil dari berbagai museum yang ada di Ubud, pencinta
seni, dan berbagai kalangan masyarakat. Kurator Pameran I Ketut Budiana, S.Pd.,
MM., turut pula hadir, seniman AA Gde Bagus Mandera Erawan, pengusaha dan
kolektor seni, JDS Nyoman Sumerta, seniman pelukis perempuan Ubud, Satya Cipta,
dan pelukis nyentrik, Aboetd.
Pande Wayan Suteja Neka
menyampaikan dalam kata sambutannya, “Kita tidak bisa menutup diri terhadap
perubahan dan perkembangan jaman. Masyarakat begitu antusias dan dinamis
terhadap dunia seni budaya. Budaya dan seni yang berada di tengah masyarakat
pluralisme menuntut kita untuk selalu terbuka, menerima pendapat dan kritik
dari berbagai pihak terhadap karya seni kita, selalu dinamis dalam berkarya,
dan menanamkan semangat serta jiwa seni di setiap karya yang kita hasilkan. Masyarakat
Bali sudah dikenal di seluruh dunia sebagai masyarakat yang menjiwai seni dan
budaya semenjak jaman dahulu, dan ditunjukkan dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari. Sekarang rombongan seni ini hadir bersama, membawa karya mereka
untuk ditampilkan di tengah masyarakat Bali, dinikmati bersama, juga oleh para
turis yang hadir disini dari berbagai penjuru negeri bahkan juga manca negara”.
I Ketut Budiana, S.Pd.,
MM., menjelaskan bahwa pameran yang dilakukan oleh rombongan kesenian dari ISI
Padangpanjang ini memperlihatkan tanggungjawab seniman terhadap masyarakat. Masyarakat
menaruh kepercayaan terhadap ISI sebagai lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan
seniman berkualitas. Dan sudah menjadi tugas kita bersama pula untuk
menciptakan banyak ruang kesempatan bagi para seniman mengekspresikan jiwa seni
mereka, memperlihatkan hasil karya mereka, dan mempertanggungjawabkan hasil
karya mereka ke depan publik secara luas, tidak hanya masyarakat di mana mereka
berada, namun dengan hadir ke berbagai daerah, menjalin komunikasi dan relasi
dengan berbagai pihak. Pameran di Ubud ini merupakan, suatu bentuk
tanggungjawab moral dari para seniman dan ISI Padangpanjang sebagai sebuah
lembaga pendidikan”.
Hadirnya Pameran
bertajuk “Pluralisme” ini juga tidak terlepas dari kontribusi apik Dr. Drs. I
Wayan Suardana, M.Sn., dosen dan Ketua Jurusan Kriya Seni ISI Denpasar. Beliau
melakukan banyak pendekatan dengan berbagai pihak terkait, memantau dan
mengunjungi berbagai lokasi yang memungkinkan terlaksananya pameran, dan
mengkoordinir hingga pembukaan pameran terselenggara lancar. Dosen, seniman
kriya, peraih beberapa penghargaan, doktor muda yang low profile ini
menjelaskan bahwa pameran ini juga merupakan suatu bentuk yadnya kita,
maasyarakat Bali, yang meyakini Tri Hita Karana, yakni menjaga hubungan baik
dengan siapa pun dalam bermasyarakat, menjaga hubungan dengan Tuhan Yang Maha
Kuasa, dan memelihara hubungan dengan semesta, dengan lingkungan, di dunia.
Dan, Inilah Visual Art
Exhibition bertajuk “Pluralisme”, yang akan berlangsung hingga tanggal 2
Desember 2018, yang menghadirkan karya seni lukis, seni kriya, seni desain
komunikasi visual, peach work art, seni
perfilman, seni fotografi, seni media, dari 48 seniman mahasiswa ISI
Padangpanjang : Rajudin, Ibrahim, Harissman, Zulhelman, Juprinaldi, Hamzah,
Yunis Muler, Armen Nazaruddin, Ferry Fernando, Aryoni Ananta, Olvyanda Aresta,
Kendall Malik, Yulimarni, Juli Hendra, Febrian Iqbal, Jendi Putra Prima, Genta
Putra Mulyawan, Rafki Bakti Jaya, Awan, Gladysmara, Dio Oktoviandi, Riadi Ferdi
Sihombing, Andika Putra, Jeki Aprisela, Novriadi, Julion Afdil, Jelly F.,
Murdiono, Zaky Nusyirwan, Diana Aprilia, Surkapri, Arif Rahman As., Ivan
Saputra, Muhammad Iqbal, Dimas Fajrian, Jefri Riadi, Yorie Aviorel Daffa, Genta
Noverda Putra, Fajrin Pratama, Dika Saputra, Aprivaldi El Ikrimi, Zul Fadhli,
Yeyen Darmawan, Reny Gusvita, Windy Nasir, Suri Handai Yani, Suseva Dina Putri,
Maksal Mina.
Bagai pepatah Minang
yang berbunyi, “Lamak di awak, katuju di urang”. Setiap hal yang kita ucapkan,
yang kita lakukan, harus mendatangkan manfaat, baik bagi diri sendiri, juga
bagi orang lain. Menjaga persahabatan itu indah, bagi diri sendiri, juga bagi kehidupan
kita bersama di mana pun berada……. Inilah Misi Kebudayaan dari Padang yang datang
berkunjung untuk merajut tali persahabatan dengan Ubud, dengan Bali, dengan
para penikmat seni, dengan masyarakat, dan berbagai komponen yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar