Tidaklah mudah, meninggalkan zona aman, keluar dari kotak nyaman, out of the box, menjalin kerjasama dalam melaksanakan pameran di luar daerah sendiri. Hal ini yang dilakukan oleh ke 48 seniman dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, dari Institut Seni Indonesia, Padangpanjang, Padang ini.
Mereka berbulan bulan, bahkan sudah bertahun sebelumnya, menyusun rencana rangkaian kegiatan ber pameran di luar daerah. Berkeliling Indonesia, menggugah semangat masyarakat, untuk bersikap dinamis terhadap karya seniman. Kali ini, dengan memberanikan diri, untuk pertama kali, mereka memilih Bali. Bahkan, langsung di tempat bergengsi, pusat seni dan budaya berkelas internasional, sebagai ajang memperlihatkan prestasi dari beragam karya mereka. Ragam karya seni tersebut mencakup mulai dari seni murni atau fine art, seni lukis, seni desain komunikasi visual atau visual communication design, seni fotografi atau photography, seni kriya atau handycraft, dan seni perfilman. Terdapat tujuh film karya terbaik yang mereka tampilkan disini.
"Datanglah, berikan pendapat kita, saran, bahkan kritik membangun, dari eragam karya mereka. Karya ini meruppakan gaya mereka memvisualisasikan jiwa perupa, kehidupan bermasyarakat, baik dalam aktivitas keseharian, religi, adat istiadat, nilai-nilai sosial kemasyarakatan, bahkan kemajuan teknologi di bidang seni dari masyarakat Padang ersebut" Ujar Dosen Institut Seni Indonesia Denpasar, Wayan Suardana, memaparkan reencana kegiatan Pameran Pluralisme ini, 11 November 2018 lalu di Museum Neka.
"Kita tidak bisa hidup sendiri. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan suatu bentuk yadnya kita juga bagi para seniman di seluruh nusantara, termasuk seniman Padang. Memperlihatkan semangat pluralisme di tengah masyarkat yang berbeda-beda. Ini adalah ajang uji nyali, kesiapan seniman Padang, tampil di daerah lain, dan terbuka terhadap kritikan masyarakat luas". Ujar Pande Wayan Suteja Neka menambahkan.
Memang tidak mudah, bagi seniman muda, untuk tampil berani memperlihatkan karya nya, untuk terus berkarya, untuk memperlihatkan jati diri sebagai seniman yang konsisten dan tetap bersemangat, sebagai agen-agen perubahan, yang membawa angin segar bagi perkembangan budaya, seni khususnya, di seluruh nusantara. Ruang terbuka ini bisa menjadi sarana komunikasi seniman muda, seniman Padang, seniman Sumatra, untuk menjalin kerjasama dengan seniman muda lain, baik dari Bali, dari Ubud juga dari berbagai penjuru Nusantara.
Salam Pluralisme
Santidiwyarthi, 15 November 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar