Putu Ugi Narendra, adalah putra pertama dari Ibu Luh Nyoman Tri
Ariani, S.Sos., M.Si. Ugiek, demikian kami biasa memanggilnya, terlahir
24 Agustus dan menikah dengan seorang gadis cantik, Dewi Maharani, bulan
Mei 2012 lalu.
"Cepet sehat yo Kiting", seru
teman-temannya selama masa kritis yang dilalui ugik. Dia terserang
penyakit kanker kelenjar getah bening berdasar hasil diagnosa dokter
pada pertengahan tahun 2012.
Sahabatnya yg lain, Taufik Hidayat, menyampaikan doa dari 90 an temannya se angkatan di STAN dahulu.... "For my bro Ugik Narendra,
kita gak akan pernah tahu apa yg tuhan rencanakan buat kita.., tp
pliss.., keep fight..., tetep berjuang bro.., kami 90 org angkatanmu
senantiasa berdoa untuk kesembuhanmu, please..., demi kami, demi
keluargamu.., jangan pernah sekalipun berpikiran untuk menyerah....!!!!!"
Seberapa
dalam makna Ugik bagi para sahabatnya adalah salah satu pendapat yang
dilontarkan seorang sahabatnya, Yun Margaheni, "Biz baca2 email
jadul...,trnyata org yg slalu mnemani n berbagi saat ak paling trpuruk
krn 'cinta buta' adl dirimuuu Ugik Narendra...
Dengan nada sedih dan pasrah, istri tercintanya memohon doa di larut malam, 5 Juni 2013.... "Mohon
doa para sahabat Keluarga ....dan semua umat, untuk kesembuhan suami
saya yang sedang berjuang melawan kankernya .... aku merindukanmu ....
tetap berjuang my love ....."
Namun
Tuhan memiliki rencana indah baginya, bagi Ugik Narendra, bagi seluruh
keluarga besar, bagi para sahabat yang ditinggalkan. Beliau memanggilnya
untuk bersatu dengan Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pukul 8 pagi, Kamis, 6 Juni 2013, Putu Ugi Narendra
meninggal di rumah sakit Sanglah, setelah berkali rangkaian chemotherapy
yg menyakitkan yang harus dijalani...... berkali berpindah rumah sakit
di kala sesak nafas kumat sementara ruang ICU di tiap rumah sakit
terbatas...... Ahhh, tubuh tangguh nan tegar itu kini tinggal tulang
terselaput kering, dengan semangat menyala berkibar di matanya kala
kupandang. Amor ring
acintya, Ugik tersayang. Doa kami semoa akan menghantar mu dalam damai
Tuhan.
Tak
terbayang sedih yang mendera ibu Tri Ariani..... dia sahabatku
sekaligus rekan satu kantor di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Bedanya, aku masuk dalam jajaran dosen Program Studi Administrasi
Perhotelan, dia pada Program Studi Manajemen Divisi Kamar. Kehilangan putra tercinta, meski telah melakukan banyak
upaya, dari usaha secara sekala dan niskala, meski menangis darah
ditempa banyak masalah, dia masih mencoba untuk tegar dan selalu menebar
senyum.....
Berpuluh
tahun kami bersama, aku dan bu Tri, juga beberapa dosen STPNDB lain,
bahkan menempuh program pendidikan master pada Program Pascasarjana
Universitas Udayana, tahun 2006 - 2008 lalu. Betapa..... perempuan ini
sungguh tabah jalani setiap ujian dan tantangan yang terkadang bikin
trenyuh dan denyut emosi bisa memuncak....
Tetaplah
tegar dan tabah, bu Tri...... Meski hidup terkadang tidak seindah
surga, tersenyum lah, dan teruslah melangkah...... Doa kami bagimu jua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar