Hari Kamis, 27 Juni 2013, adalah pelaksanaan Ujian Wawancara PENSISBA
(Penerimaan Calon Mahasiswa Baru) STPNDB 2013. Hari ini adalah hari pelaksanaan ujian wawancara bagi 700 kandidat mahasiswa yang berawal dari nomer urut 701 hingga terakhir.
Aku menguji bersama Pak Made Mentra, SE, M.Si, dan juga ibu Ni Luh Suastini, SE. Kami bersama berada di gedung Padma blok A ruang 202. pada daftar kami, terdapat 17 orang calon mahasiswa yang akan kami wawancarai.
Dicna Aktenar, seorang remaja putri cantik yang berasal dari Solo. Dia menamatkan SMA di Solo tahun lalu. "Saya telah bekerja di bidang akunting pada salah satu perusahaan di Bontang, Kalimantan Timur. Namun saya ingin melanjutkan pendidikan agar bisa berusaha di bidang pariwisata kelak, juga demi masa depan saya agar smakin baik", demikian dia menjelaskan, bahwa tidak cukup hanya berbekal ijasah SMA dan tanpa skill teruji dan terbukti di masa kini. Dia juga memiliki pengetahuan dan wawasan luas mengenai pariwisata di Jawa juga Kalimantan Timur. Hmmm, sungguh, bekal dalam dirinya untuk meraih masa depan yang lebih baik lagi.
Tiara Khisna Della, seorang perempuan berambut panjang, dengan rok panjang hitam terkembang hingga ke mata kakinya. Mahir bermain piano dan senang matematika ini telah sepuluh tahun menetap di Amerika Serikat. Senang travelling dan memiliki wawasan luas tentang kuliner ini memiliki orangtua dengan bapak yang berasal dari Kediri, dan ibu yang berasal dai Manado. Dia ingin membuktikan kemampuannya pada bidang Akunting dan memahami tentang sistematika kerja juga berbagai aplikasinya pada bidang perhotelan .
Ada pula pemuda, Ariadnya Giovanni Perdana yang berasal dari Bandung. "Saya tidak pilih NHI / STP Bandung, karena saya ingin mencoba mencari situasi baru, ingin berusaha di bidang perhotelan, dan belajar hidup mandiri dengan terpisah dari orangtua. Well..... banyak anak yang beranggapan orangtuanya terlalu mengekang dan justru berbahaya bagi kemandirian mereka sendiri.
Charles du Segu, seorang pemuda yang terlahir di Woewutu, Kecamatan Nangaroro, Danga, Kabupaten Nagekeo. Dia menamatkan pendidikan di Baleriwu, Danga, Kabupaten Nagekeo, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sungguh jauh sekali perjuangannya untuk meraih impian dan harapan di masa depan. "Saya ingin mengabdi bagi daerah saya kelak, agar bisa membangun pariwisata di daerah, untuk lebih terbuka dan tambah maju", ujarnya dengan penuh semangat. Hmmm, sungguh, sebuah kehormatan bagi kami bisa menempa pemuda penuh semangat yang berasal dari beragam pelosok negeri ini, sehingga mereka kelak bisa menjadi pemuda tangguh dalam membangun daerah mereka masing-masing kelak.....
Ni putu Sumiartini adalah seorang gadis cantik yang telah bekerja sebagai caddy. Tamat tahun 2012, dia harus bekerja untuk menabung demi mewujudkan harapannya agar bisa melanjutkan pendidikan. Dan.... kini dia berharap untuk bisa diterima sebagai mahasiswa STPNDB. Dia termasuk siswa berprestasi di sekolahnya dahulu, SMAN I Kuta Selatan. Semoga dia berhasil dalam meraih masa depannya.....
Kadek Hery Parta Wijaya adalah seorang pemuda yang berasal dari desa Kalianget. Kedua orangtuanya yang adalah petani anggur memicu semangat anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. "Saya berasal dari jurusan akomodasi perhotelan, dan ingin meraih masa depan pada bidang perhotelan, dengan membuktikan kemampuan saya di STPNDB ini", ujarnya dengan tatapan mantap.
Seorang calon mahasiswa masuk dengan menggunakan baju kaos hitam yang terlihat jelas dari balik kemeja putihnya. Dengan lengan baju asal-asalan ditarik hingga ke siku, berkaret gelang terlihat berjejer di lengan kiri dan kanannya, juga berkalung yang terbuat dari karet, hingga bisa ditarik. Diminta menjelaskan dirinya secara sederhana dalam bahasa Inggris juga tidak bisa, dia masih tetap menerima HP berkali-kali. Begitu keluar dari ruang ujian bahkan mengatakan "Sialan", mengucapkan ketidaksukaannya pada suasana saat wawancara. Ehm...... inikah tipikal orang yang akan bergerak di bidang pariwisata dan perhotelan??? Dengan mantap kami tuliskan komentar pada lembaran kesimpulan hasil wawancara, DITOLAK.
JE Cristofer, dengan penampilan mirip penyanyi Korea ini menjelaskan bahwa ayahnya seorang berkebangsaan Korea, dan dia ingin mewujudkan masa depan dalam bidang yang berkaitan dengan Administrasi Perhotelan dan Manajemen Tata Boga.
Tuhan, tatapan mata para kandidat mahasiswa ini, dengan penuh keyakinan dan semangat, dengan tekad membaja untuk menjalani proses meraih impian dan harapan mereka. Semoga mereka semua sukses pula, untuk terjatuh dan selalu bangkit kembali, bangun dan mewujudkan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar