Anakku kemarin telah menuntaskan ujian
akhir semester nya. Dia duduk di kelas IV SD 3 Padang Sambian Kelod.
Badannya masih panas. Dia baru sembuh demam.
Bapaknya baru
berangkat mengerjakan proyek penelitian di Gedung Pascasarjana. Kakaknya
berangkat sekolah. Aku dan simbok berencana akan pergi ke Tabanan.
Maka, Yudha akan kutitipkan ke rumah ipar di Jalan Antasura. Dia sungguh
akrab dengan Made Dika, ponakan yang ada disana.
Namun printerku
ngadat. Padahal, printer adalah perangkat utama bagi penuntasan
disertasiku dan suami, juga anakku yang seorang desain grafis. Ah, Aku
masih harus ke Rimo, pusat elektronik, untuk memperbaiki printerku.
Lalu, so what? Ehm....... bukankah, bisa sambil menyelam minum air?
Kami
mengendarai motor menuju jalan Antasura, dengan terlebih dahulu mampir
ke Rimo. Printer kuletakkan di bagian depan motor, sedang Yudha dan
simbok di bagian belakang motor. Namun ternyata, ipar dan keluarganya
pergi ke Klungkung. Hmmmm. Setelah rembukan, kami putuskan akan tetap
melanjutkan perjalanan ke Tabanan. Kueratkan kancing baju Yudha, dan
juga slayer yang melingkar di lehernya sebagai penahan angin.
Tujuan
pertama adalah Bongan Tengah, salah satu desa di Tabanan. Seorang
sahabatku di kala menuntaskan kuliah di Universitas Gadjah Mada dahulu,
melangsungkan upacara nelu bulanin anaknya. I Gede Putu Mariasa. Kami
bersama menempuh pendidikan dahulu. Dia memilih Kehutanan, dan aku
Psikologi. Kami bersama aktif sebagai pengurus Keluarga Mahasiswa Hindu
Dharma Universitas Gadjah Mada. Dan, sudah 20 tahun kami tidak berjumpa
karena dia bertugas di Kalimantan dan kini Jakarta.
Berikutnya
adalah Batuaji. Hmmm, kampung halaman tercinta. Disini kukunjungi para
kerabat. Dari Dewa Biyang Tut Nik yang kakinya metatu kena tiuk mangan
karena ngulah kedongkeng, hingga terpaksa dijarit tujuh di Puskesmas
Mandung. Ibu nya Dewa Gede Aris yang menderita diabetes, diskusi singkat
dengan Dewa Kadek Dwipayana.
Hingga akhirnya waktu menunjukkan pukul 3 sore tatkala kami melanjutkan perjalanan kembali ke rumah.
Suami
dan si sulung sudah ada di rumah. Yudha kuturunkan, dan.... aku serta
simbok kembali ke Rimo, untuk mengambil printer juga laptop yang di re
install.
Pukul 7 malam, aku dan simbok baru tiba kembali di rumah.
Acara tuntas?? Belum...... Aku dan suami juga si bungsu Yudha, kembali
bepergian. Kali ini Ke restoran Canangsari. Sahabat baikku di kantor,
Ibu Tri Ariani, menikahkan putra sulungnya. Dan kini adalah pesta
resepsinya. Banyak rekan lain dari kantorku yang juga diundang.
Di
acara ini, suamiku juga berjumpa dengan sahabatnya di masa menuntaskan
pendidikan di SMEA dahulu, Anak Agung Sumadi, SE., M.Erg. adalah dosen
yang sama dimana aku mengajar, STPNDB
Hidup
sudah susah dan rumit. Bila kita bisa menuntaskan, paling tidak,
melaksanakan segala sesuatunya dengan lancar, bukankah..... alangkah
indahnya?? Bisa tetap mengurus keluarga, bisa tetap bepergian, bisa
tetap bersilaturahmi dengan para kerabat dan sahabat, bisa menuntaskan
pekerjaan...... Astungkara.