Hari Kelima Mertuaku
Berpulang
Rabu, 9 Mei 2012. Pukul
5 pagi, aku bersama anakku sudah berada di jalan raya. Kami meninggalkan rumah
dan menembus dingin udara pagi hari, menuju jalan Sidakarya, Sesetan. Mengambil
boks berisi 15 kg dry ice, yang kemudian dipangku oleh anakku, dan kembali
melaju ke jalan Antasura.
Kami memberi makan ke
dua ekor anjing yang super gemuk, mengecek aliran listrik dan mengunci rapat
rumah, lalu bersiap menuju ke Singaraja.
Berikutnya
adalah sebuah rally perjalanan menuju Sepang. Berkali kehujanan di
rentang jalan, kami selalu kenakan jas hujan. Jalan terjal dan berliku
tak pelak lagi membuat kami harus ekstra berkonsentrasi, dan anakku
terpaksa turun berkali dari motor. Namun sungguh, ini lah sebuah wujud
nyata perjuangan sebuah karya di jalan Dharma, sebuah Local Genius
Wisdom, yang mengajarkan pada tiap umat untuk selalu eling, menghargai
satu sama lain, belajar sabar, dan terus berusaha untuk menjadi smakin
bijak dan dewasa, dari hari ke hari.
Tiba di Asah Badung,
Sepang, Buleleng, 2,5 jam berikutnya, sudah ramai orang berdatangan dan
berkumpul di rumah. Maka, tanpa menunggu lama lagi, kami berganti pakaian,
mengenakan kain, dan bersiap berbaur.
Seluruh anggota
keluarga bersiap untuk ngening, sebuah prosesi dimana berbagai simbol
upacara dan upakara di bawa ke beji / pancuran, untuk disucikan, sebagai
pertanda bersiap untuk prosesi pengabenan.
Sebagian dari perlengkapan sarana dan prasarana upacara Ngaben.
Selanjutnya, sawa /
mayat orang yang meninggal akan dimandikan. Seluruh anggota keluarga
berdiri di sekeliling tempat dari bambu berupa meja. Berbagai banten
yang dibutuhkan demi prosesi ini telah dipersiapkan. Ida Bagus dari
Geriya Pangyangan mengawali prosesi dengan berdoa, membaca mantram,
kemudian memandikan sawa tersebut, mengenakan kembali perangkat pakaian
di tubuh orang yang telah meninggal.
Ah.... betapa, setelah
meninggal, kita semua sungguh tidak lagi mengetahui apa yg pantas dan
tidak bagi diri sendiri. Orang lain yang tentukan, orang lain yang akan
mengenang seluruh ingatan akan masa lalu kita, baik buruknya, sedikit
banyaknya....
Setelah sawa
dimandikan, lalu diletakkan di atas panggung yang terbuat dari bambu, di
sampingnya diberi lampu yang terbuat dari kapas, dimasukkan kedalam
sebuah telur yang telah diberi minyak dari kelapa. Nyala api tersebut
akan dijaga bersama hingga menyala sepanjang malam, dan esok hari
menjelang upacara ngben berlangsung.
Ida Ratu Peranda yang
berasal dari Ghriya Pangyangan memimpin kami dalam memanjatkan doa bagi
para leluhur dan dewata, sebagai kepanjangan tangan Tuhan, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, agar membantu kami melaksanakan rangkaian upacara
dengan lancar. Lantunan kidung suci, mantram yang mengalir perlahan,
alunan genta, sungguh membuat kami menangis perlahan. Kebersamaan ini
menguatkan kami satu sama lain, agar prosesi penyatuan sang Atman dengan
Hyang Widhi berjalan sempurna.
Prosesi ngening menuju beji, pertanda pembersihan diri dan bersiap melalui upacara Pengabenan.
Di tembok rumah, terpasang Info Dudonan Karya Ngaben yang ditulis oleh iparku :
Rabu, 9 Mei 2012, Buda
Pukul 8. Mendak banten. Nebus ke Pura Dalem, Mrajapati, Puseh.
Pukul 15. Ngeringkes. Ngening.
Pukul 16. Mendak Ida Ratu Perandha.
Kamis, 10 Mei 2012,
Pukul 00. Nunas tirta penembak.
Pukul 5. Mralina. Ngagah. Ngutang sok ceg-ceg.
Pukul 8 hingga tuntas di malam hari:
Mlaspas tabla / bade. Mecaru, turun sawa, mepegat, Berangkat ke setra.
Mecaru di rumah. Ngeseng. Munggah, muspa, nganyut.
Nebus. Ngangget don bingin. Mebanten sumping keladi.
Ngajum sekah. Purwa daksina / ngunggahang sekah.
Ngening.
Ida Ratu Perandha munggah.
Muputang sekah, muspa.
Mekutang Bok.
Ngaturang pependetan. Mekencang-kencung.
Mralina ngeseng sekah.
Nganyut sekah / pengrorasan.
Nganyut ke pasih, nebus.
Mamitang ke griya.
Jum'at, 11 Mei 2012
Nangkilan ke Pura Kahyangan Tiga :
Pempatan. Puseh. Dalem.
Lanjut, Ngelinggihang ring jumah sowang-sowang.
Rabu, 9 Mei 2012, Buda
Pukul 8. Mendak banten. Nebus ke Pura Dalem, Mrajapati, Puseh.
Pukul 15. Ngeringkes. Ngening.
Pukul 16. Mendak Ida Ratu Perandha.
Kamis, 10 Mei 2012,
Pukul 00. Nunas tirta penembak.
Pukul 5. Mralina. Ngagah. Ngutang sok ceg-ceg.
Pukul 8 hingga tuntas di malam hari:
Mlaspas tabla / bade. Mecaru, turun sawa, mepegat, Berangkat ke setra.
Mecaru di rumah. Ngeseng. Munggah, muspa, nganyut.
Nebus. Ngangget don bingin. Mebanten sumping keladi.
Ngajum sekah. Purwa daksina / ngunggahang sekah.
Ngening.
Ida Ratu Perandha munggah.
Muputang sekah, muspa.
Mekutang Bok.
Ngaturang pependetan. Mekencang-kencung.
Mralina ngeseng sekah.
Nganyut sekah / pengrorasan.
Nganyut ke pasih, nebus.
Mamitang ke griya.
Jum'at, 11 Mei 2012
Nangkilan ke Pura Kahyangan Tiga :
Pempatan. Puseh. Dalem.
Lanjut, Ngelinggihang ring jumah sowang-sowang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar