Selasa,
15 Mei 2012. Setelah 2 minggu lalu, Adi merayakan otonan tepat pada
hari Selasa, Anggarakasih Prangbakat, hari ini adalah ulang tahun Yudha
yang ke 9. Putra bungsuku ini lahir di Denpasar tahun 2003.
Akan ada pesta besar? Ah, sama sekali tidak. Tidak perlu terjadi euforia
massa. Jalani hidup apa adanya, dengan berdoa dan berkarya selalu.
Lagipula, kami baru tuntas mengadakan upacara Ngaben Sang Kakek
tercinta, Wrespati Wage Bala, Kamis 10 Mei 2012 lalu di Sepang. Besok
akan melangsungkan mecaru di Antasura Denpasar. Kakaknya tetap sekolah
seperti biasa, demikian pula Yudha. Bapaknya berdiskusi dengan para
anggota keluarga yang berkumpul di rumah ipar di Denpasar Utara
tersebut.
Aku tetap menjalankan aktivitas seperti biasa pula. Ke kampus
Pascasarjana di Nias dan Sudirman, temui staf akademik dan para
profesor. Geleng2 kepala dan tersenyum tatkala salah seorang profesor
menegur dan mengingatkan ku untuk mengikuti kuliahnya, sembari
menanyakan dimana letak ruang kuliah. Hmmm, sambil berbicara dalam hati
(Pertama, profesor, saya sudah tidak kuliah lagi. Kedua, ruang kuliah
terletak di lantai atas, bukan di depan ruang Pudir ini).
Berhubung staf yang kucari tidak kunjung tiba, sedang aku ditunggu
mahasiswa dan para rekan kerja di Nusa Dua, aku beranjak pergi dan
berjanji untuk datang siang nanti. Tuntas PP ke dan dari Nusa Dua 4
jam dalam waktu, berhasil kutemui Ibu Indah. Dengan jawaban "Beasiswa
baru akan cair bulan Juni". Hiks.....
Aku beranjak pulang. Mampir sejenak membeli kue tart mungil untuk
sekedar merayakan HUT Yudha yang ke 9. Sebatang lilin berupa angka 9.
Cukuplah sudah....
Sedari lahir, kuajarkan anak-anakku, bahwa hidup tidak perlu dihadapi
dengan sepenuh ketegangan dan tuntutan atas kesempurnaan. Tidak perlu
bersikap terlalu ekstrim, jor-jor an, pamer, frustrasi. Karena hidup
tidak melulu materi / kebendaan. Ada jauh yg lebih hakiki, bernilai,
yakni hati nurani, pasrah dan ikhlas. Bersyukur, karena ada masih jauh
lebih banyak orang yang tidak se beruntung diri kita. Maka, semoga
anak-anakku akan selalu bisa beradaptasi dengan lingkungan dan situasi,
juga kondisi apa pun jua....
Bahkan, tatkala pukul 10 malam bapaknya baru tiba dari tuntas diskusi
dan urun rembug bareng keluarga, kedua anakku terjaga dari tidur lelap
mereka, kembali duduk bersama, meniup lilin di atas kue tart mungil,
mengucap syukur bersama, dan kembali melanjutkan tidur malam untuk
bersiap dengan segudang aktivitas lain di esok hari.
Anak-anakku....
Hidup tidaklah selalu mudah. Tidak seindah yang selalu kita bayangkan
dan kita harapkan. Terjatuh berkali, bangkitlah kembali berkali dan
berkali lagi. Jangan pernah jumawa dan melupakan, bahwa di belakang
keberhasilan kita selalu terdapat peranan orang lain, sekecil apapun.
Juga, masih ada jauh lebih banyak orang yang tidak se beruntung diri
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar