Putra bungsuku sakit. Panas, demam, batuk pilek, juga muntah-muntah.
Semenjak hari Selasa dan Rabu, 22 - 23 Mei 2012, dia terbaring lemah.
Padahal murid Sekolah Dasar sedang mengikuti Ulangan Akhir Semester
Bersama Nasional minggu ini.
Hmmm, tak mungkin
kubiarkan dia masuk sekolah, dan tidak berkonsentrasi terhadap ujian
tersebut, juga menghindari dari kemungkinan menularkan penyakit pada
teman lain di sekolah. Maka,kuhubungi guru wali kelasnya, dan memohon
ijin agar putraku bisa mengikuti ujian susulan. Aku harus tetap bekerja,
maka si bungsu kubiarkan di tangan terbaik, bapaknya
sendiri. Sungguh bersyukur, suami tercinta begitu perhatian pada
anak-anak. Dan, aku bisa berkonsentrasi pada kerja, Uji Interview bagi
calon mahasiswa STPNDB di hari Selasa, 22 Mei, dan Monitoring mahasiswa
di dua hotel sesuai janji dengan pihak manajemen hotel, yakni Swiss Bell
Hotel Bay View, juga Nikko Hotel, Resort & Spa, pada hari Rabu, 23
Mei 2012.
Kamis,
24 Mei 2012. Putra sulungku berangkat sekolah pagi hari. Berbarengan
pula, aku berangkat bersama si bungsu ke sekolahnya, SDN 13 Padang
Sambian Kelod, di jalan Gunung Soputan Denpasar Barat. Dia menempuh
ujian susulan di ruang kantor guru. Sambil duduk di pinggir tembok pagar
sekolah, kudoakan Yudha sukses melampaui hari-hari ujian susulannya
ini. Pukul 10.30, dia tuntas mengerjakan tugas, dan Bu Guru Wali Kelas
IV B memutuskan Yudha melanjutkan sisa ujian nya keesokan hari lagi.
Kami pamit pulang mendahului teman-teman sekolahnya.
Tuntaskan
urusanku hari ini? Hmmm, belum. Setelah Yudha makan siang, dia
kutinggal bersama Ayu yang menjaganya di rumah. Aku lanjut menuju
sekolahku, kampus Pascasarjana Program Studi Kajian Budaya, di jalan
Nias, Sanglah. Harus kukumpulkan bukti kuitansi bank, bukti pengembalian
dana beasiswa untuk semester genap, kujumpai beberapa staf akademik di
lantai dua gedung Prof. Bagus. Sempat berdiskusi bersama IB Wira yang
Ujian Seminar Hasil Penelitian bagi Disertasinya siang itu, sebelum
kembali pamit bergerak. Kali ini menuju Smansa.
SMAN I Denpasar
yang terletak di jalan Angsoka, Kreneng, dengan semboyan : Karmani Eva
Dhikaraste Mapalescu Kadacana ini sedang ramai dengan kegiatan dan
proses belajar mengajar. Aku tiba pukul 13.30. Well, Adi, sang putra
sulung, seringkali lupa, dan membiarkan uang sekolah yang harusnya
dibayar tetap berada di dalam tas hingga berhari-hari. Maka, kuputuskan
untuk membayarnya langsung hari ini. Pun juga, adalah hal bagus bila
sesekali orang tua murid datang mengunjungi sekolah anaknya, memantau
secara langsung perkembangan mereka, tidak hanya dengan mendengar, yang
"katanya... katanya...". Sempat pula kutemui anakku di ruang akademik
sekolahnya.
Hmmm, sungguh.... urusan ini, dari satu sekolah ke
sekolah lain, terkadang terkesan simpel, sederhana.... namun bila tidak
kita perlakukan dengan teliti, bisa membuat rencana yang telah tersusun
rapi bakal kacau balau. Dan, aku tak mau anak-anakku terabaikan karena
kesibukan ku. Mereka juga adalah skala prioritas utama dalam
kehidupanku. Mereka adalah segalanya bagiku......
Dari Smansa, aku
bergerak menuju Primagama. Si sulung dahulu mengikuti program bimbingan
belajar disini tatkala di bangku Sekolah Dasar. Dan kini, aku juga
ingin berikan yg terbaik menurutku bagi putra bungsu. Semoga dia bisa
dapatkan yang terbaik pula. Maka, serangkaian diskusi dan upaya
mengumpulkan informasi kulakukan disini, sebelum akhirnya memutuskan
jadwal kegiatan yang bakal kutawarkan pada si bungsu.
Sebenarnya
ada beberapa kegiatan lain yang harus kulakukan. Namun untuk kali ini
sudah cukup. Aku kembali ke rumah. Istirahat sejenak, sebelum kemudian
menanti, muridku ingin bimbingan skripsi di rumah.
Pukul 5 sore,
Putu Ivan Krisnandha, muridku tiba. Dia berasal dari Diploma IV Program
Studi Bisnis Hospitaliti semester 8. Dia sudah bekerja, dan lumayan
repot mengatur jadwal bimbingan skripsi dan kuliah, juga jadwal kerja
nya di Brasco. Well, ini adalah bimbingan skripsi yang ke sekian kali.
Kami juga sering berdiskusi via email dan short messaging service via
mobile phone. Sungguh, sebuah kemajuan bagi keberadaan teknologi dalam
membantu mempermudah dunia bagai borderless world untuk saling
berinteraksi.
Dia sungguh tipikal pemuda masa kini yang
multitasking, tidak suka berdiam diri, berwirausaha semenjak muda,
membuktikan kemampuan diri menuntaskan berbagai beban di pundak, juga
selalu mencari peluang mewujudkan kreativitas dalam dirinya. Terjatuh
dan terpuruk setelah ditipu oleh rekanan bisnis hingga ratusan juta
rupiah, nyaris gila dan dikirim ke rumah sakit jiwa, namun kembali
bangkit meraih impian untuk tamat pendidikan tepat 4 tahun, dan bercita
melanjutkan ke jenjang pendidikan master pariwisata. Hmmm, semoga
kesuksesan menjadi milikmu selalu, anakku.
Memandangnya, bagai
memandang anak kandungku sendiri...... Kuharap, setiap anak, bahkan
setiap jiwa di muka bumi ini, tidak gampang berputus asa, menyerah
kalah, meski terpuruk dan dihina. Tersungkur berkali, maka, bangkit
kembali, berkali dan berkali......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar