Minggu, 07 Maret 2021

Serpihan Catatan dari Lomba Darmawacana Nusantara Remaja YJHN 2020

 



Darmawacana Nusantara Remaja YJHN 2021

The parameter of the nation’s achievement is that of youth in the future, because maintaining the achievement is usually more difficult than fighting for it (Satrijo Budiwibowo). Tolok ukur keberhasilan bangsa adalah masa depan generasi muda, karena mempertahankan keberhasilan jauh lebih sukar dibandingkan berjuang demi meraih keberhasilan tersebut.

Uraian di atas menjelaskan bahwa setiap aktivitas harus disertai dengan perencanaan ke depan dengan melibatkan kaum muda. Karena kaum muda yang menyongsong masa depan dengan lebih baik jika dipersiapkan semenjak dini. Hal ini perlu keterlibatan dan kerja sama berbagai pihak dalam mengembangkan kreativitas positif pemuda. Salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan generasi muda Hindu adalah Lomba Darmawacana Remaja Nusantara 2020 yang diselenggarakan oleh Yayasan Jaringan Hindu Nusantara.

Dharma Wacana merupakan suatu metode penerangan agama Hindu, penyampaian nilai-nilai agama Hindu, yang dilakukan pada kegiatan berkaitan dengan keagamaan. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan penerapan bagi diri atau pada lingkungan sekitar, sebagai bentuk bakti pada agama, keluarga, masyarakat di sekitar, bangsa dan Negara. Topiknya berkisar tentang moral, adat, dan agama. Dan disesuaikan dengan sifat, tema dan bentuk, serta jenis kegiatan keagamaan, yang meliputi desa (tempat), kala (waktu), dan patra (keadaan).

Dalam situasi pandemi Covid-19 yang membuat dunia bagai terhenti berputar, menimbulkan permasalahan pada banyak bidang, seperti perekonomian, pendidikan, penerintahan, pariwisata, kehidupan bermasyarakat, dan gangguan kepribadian. Mulai dari kecemasan, ketakutan, tindakan yang diluar nalar atau logika, perasaan sedih kehilangan orang yang dicintai, sikap egois menguasai manusia. Dihentikannya sementara, proses belajar mengajar dan berbagai aktivitas di sekolah, membuat siswa hanya berdiam diri di rumah. Apalagi di saat libur sekolah, Dharma Wacana adalah salah satu cara memotivasi siswa melakukan kegiatan positif dan kreatif berdasar kearifan lokal yang ada di sekeliling mereka. Ini membantu mereka mengembangkan nilai-nilai penguatan karakter yang ada di dalam diri dan di sekitar mereka.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan berbagai penyesuaian terkait pembelajaran yang diharapkan tidak membebani guru dan mahasiswa, namun mengandung nilai-nilai penguatan karakter. Hal tersebut seiring dengan perkembangan status kedaruratan Covid-19. Pemerintah melakukan langkah-langkah penyesuaian dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor 2 Tahun 2000, tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud. Kembali pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengeluarkan Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan. Untuk menghindari gejolak kekacauan dan kegalauan terkait proses pembelajaran, pemerintah melalui Mendikbud Nadiem Anwar Makarim terus menyampaikan setiap perkembangan informasi. Salah satunya dalam berbagai kegiatan seperti media briefing Adaptasi Sistem Pendidikan selama Covid-19 antar Ketua Tim Pakar Penanganan Covid-19 di Istana Kepresidenan, 14 Mei 2020. Pemerintah kembali mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease. Surat Edaran ini menyikapi perkembangan penyebaran Covid-19 berupa pembatalan ujian nasional (UN), penyesuaian ujian sekolah, implementasi pembelajaran jarak jauh, dan pendekatan online untuk proses pendaftaran siswa.

Yayasan Jaringan Hindu Nusantara berharap, para siswa tergerak mengikuti Lomba Darmawacana, baik sebagai peserta, sebagai penggerak siswa lain untuk turut terlibat, dalam memberikan kritik dan saran, sebagai pengamat dan belajar dari isi Darmawacana yang mereka ikuti, dan sebagai agen-agen perubahan dalam mengembangkan karakter positif di Nusantara, khususnya bagi siswa muda Hindu.

Dharma Wacana adalah metode penerangan Agama Hindu yang disampaikan pada setiap kesempatan Umat Hindu yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, penghayatan dan pengamalan kedalam rohani umat serta mutu bhaktinya kepada Agama, masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka mengaplikasikan nilai-nilai positif agama dalam kehidupan bermasyarakat.




Ada beberapa hal yang melandasi kegiatan ini. Sekretaris Panitia, Desak Made Sri Rejeki, yang dikenal dengan sebutan Bunda Ratu, menjelaskan bahwa pelaksanaan Lomba Darmawacana Remaja Nusantara Yayasan Jaringan Hindu Nusantara ini bertujuan untuk:

 

1.      Membina remaja Hindu Nusantara dengan menggali kearifan budaya nusantara

2.      Menanamkan pemahaman sradha dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

3.      Mendorong generasi muda melakukan kegiatan kreatif dan berdampak positif

4.      Meningkatkan nilai-nilai karakter bangsa dari generasi muda Hindu pada situasi pandemi

5.      Memperkuat jaringan komunikasi siswa Hindu nusantara.

 

Bahkan, Ketua Panitia, Nyoman Matra, dan Ketua YJHN, Kantha Adnyana menjelaskan, kecanggihan kaum remaja era modern ini dalam menggunakan perangkat digital harus disalurkan secara positif. Mereka bisa menggunakan berbagai media sosial dalam menjalin pergaulan, menjalin komunikasi, dan menyebarkan informasi positif. Hal ini sesuai dengan harapan kita bersama, bahwa pemuda adalah tiang saka, pilar Negara, dalam menangkal berita yang bersifat hoaks, dalam menjaga penyebaran paham radikalisme, dan dalam mencegah terjadinya fitnah di berbagai aktivitas bermasyarakat. Maka pembinaan secara rutin dengan pengawasan kita bersama sangat dibutuhkan terhadap para pemuda, termasuk pemuda Hindu Nusantara.

 

Mengapa memilih topik srada / sraddha? Srada merupakan keyakinan, kepercayaan, yang menjadi dasar dalam berbagai aktivitas hidup. Dengan mempertebal keyakinan, memahami dengan baik, menerapkan dengan baik pula, diharapkan dapat terhindar berbagai konflik di dalam diri dan kehidupan bermasyarakat umat Hindu. Lomba Darmawacana ini adalah yang pertama kali. Tentu terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Namun, jika bukan kita yang memulainya, dan membina anak-anak kita, generasi penerus bangsa, lalu, apakah kita biarkan mereka galau dalam melangkah, apalagi dalam situasi tidak menentu di saat pandemi Covid-19 melanda.

 

Terdapat 33 peserta lomba yang mengirimkan video hasil karya. Awalnya panitia sempat pesimis, peserta hanya sedikit yang bisa mengikuti lomba ini. Namun akhirnya secara perlahan namun pasti, siswa yang mendaftar kian bertambah. Tidak hanya dari Jawa dan Bali, bahkan terdapat peserta dari berbagai propinsi lainnya. Hal ini membuat semangat panitia berbuncah, begitu besar harapan yang dititipkan oleh para Pembina juga orangtua siswa bagi kami, YJHN. Setelah tenggat waktu habis, panitia mulai melakukan langkah-langkah seleksi. Mulai dari 33 video yang masuk, diseleksi dengan berbagai kriteria, hingga terdapat sepuluh peserta yang videonya dinyatakan sebagai sepuluh besar yang baik. Bukan berarti yang lain tidak lah baik, namun karena berbagai video yang masuk memiliki keunikan dan nilai lebih masing-masing. Bahkan, tekad besar dalam membina umat membuat seluruh peserta yang telah bersusah payah menghasilkan karya diberikan penghargaan pula, berupa piagam dan masker, juga kalender dan buku agama.

 


Ada pertimbangan mengapa hal ini dilakukan.

Reddin dalam buku Way of Management menjelaskan bahwa pemimpin yang baik bisa menghasilkan banyak pemimpin baik lain, meski itu hanya untuk memimpin diri sendiri. Ini menjelaskan bahwa pemimpin baik harus bisa melakukan kaderisasi kepemimpinannya. Dan kaderisasi akan berjalan lancar bila pembinaan mental remaja sebagai generasi penerus berjalan dengan baik. Remaja milenial bukan lagi mereka yang sama dengan remaja belasan tahun lalu. Remaja milenial menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang berbeda. Mereka hidup pada era digitalisasi, connectivity, dan transformation. Perkembangan jaman membuat jaringan komunikasi dan konektivitas tidak seperti era terdahulu. Terdapat tuntutan untuk berubah dan berkembang semakin baik. Agama tidak cukup hanya disampaikan satu arah, dengan teladan yang tidak sama seperti dahulu. Berbagai video hasil karya para peserta lomba memperlihatkan bahwa mereka mampu berkembang sesuai dengan situasi di daerah masing-masing, mereka mampu beradaptasi dengan baik, menampilkan wujud keyakinan dalam berbagai bentuk juga simbol yang berlaku di daerah masing-masing.

 

Terkumpul tujuh video dari peserta yang berasal dari Bali, sisanya dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia.

 

Dan hasilnya adalah,

 

Juara Satu Nitya Yuli Pratistha dari Dusun Tegal Rejo, Desa Jarak, Kecamatan Wonosalam,

Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur.

Juara Dua, Gunawan Purnomo, dari Banyuwangi, Jawa Timur, yang sedang

menempuh pendidikan di Bali.

Juara Tiga, Susanto, dari Desa Ajung, Kecamatan Tebing Tinggi,

Kabupaten Balangan, Propinsi Kalimantan Selatan.

Juara Empat, Nyoman Yulia Cahyani, dari Desa Tirtasari, Kecamatan Banyuatis,

Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali.

 

Namun ini bukan sekedar juara dan jawara. Lebih dari itu, Lomba Video Remaja Nusantara I merupakan yadnya. Yadnya dari para pengurus dan panitia lomba, orangtua yang terlibat, para pembimbing, dan juga peserta. Yadnya bisa mengalir dalam berbagai rupa, salah satunya yang sederhana adalah berbagi informasi, no hoax, no fitnah, no menjelekkan sara dan memancing keributan atau menebar radikalisme. Karena, tujuan agama adalah meningkatkan srada kita bersama, keyakinan, pegangan hidup, pedoman bertingkah laku. Lalu, jika dengan menggunakan agama, kita berlaku bebas, kebersamaan menjadi sia-sia, harmoni tidak akan pernah tercapai.

 

Keberhasilan Lomba Darmawacana Remaja Nusantara takkan berhasil tanpa keterlibatan berbagai pihak. Baik itu peserta lomba, orangtua dan keluarga yang memberikan dukungan, PHDI di daerah masing-masing, para pemuka dan tokoh masyarakat yang terlibat, juga para pembina remaja kreatif ini, sahabat mereka, dan masyarakat luas yang mengikuti hasil karya mereka. Tidak dapat diabaikan juga para relawan setia Yayasan Jaringan Hindu Nusantara yang telah ikutan berjuang mempersiapkan tropi, piagam penghargaan, buku-buku agama, baju kaos dan masker, beserta kalender yang terbungkus rapi dan aman selama dalam perjalanan menuju ke alamat masing-masing peserta lomba.

 

Lalu, apa yang menjadi tolok ukur keberhasilan program ini? Bukan hanya sekedar menjadi juara lomba. Bukan pula tentang jawara atau pakar darmawacana. Salah satu contoh sederhana, kaderisasi ini berhasil adalah, kreativitas yang terus berlanjut, adanya karya yang terus lahir. Mereka membuat beberapa karya lagi, baik berupa darmawacana, video terkait darmawacana, dan menjadi penceramah, menjadi duta-duta agama yang handal, dengan beragam topik kreatif yang kekinian.

 

Ketut Agus Juni Arta dari Desa Bubunan Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. Dimas Ray Dhanissis dari Taman Sari Desa Sulanyah, Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. I Gede Wahyu Prayoga dari Desa Mayasari Kecamatan Pamona Selatan Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah. Dewa Gede Agung Wisnu Raditya Dharma Putra dari Kota Madiun Jawa Timur. Putri Devani Anggraini dari Desa Tladan Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan Jawa Timur. I Gusti Agung Dharma Sadvika dari Kelurahan Ngegong Kecamatan Manguharjo Kota Madiun Jawa Timur. Velina Yustikasari dari Desa Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Putra Dwi Laksana dari Denpasar. Juri Agus Subagiyo dari Banyuwangi. I Made Ram Yudistira dari kota Palu. Wiki dan Mita Wulandari dari Desa Wonokerso Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Madhen Wiyan Pratnyaloka dari Desa Sekaran Kecamatan Kayen Kidul Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur. Ni Luh Jyestha Sri Gayatri dari Ragunan Jakarta Selatan. Ni Putu Pebri Handayani dari Desa Tolai, Kecamatan Torue Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah. Luh Intan Purnama Dewi dari Desa Gunung Sari Kecamatan Seririt Buleleng. Paramita Sida Sandya Dewi dari Kasembon Malang Jawa Timur. Kadek Deni Candra dari Banguntapan Bantul Jogjakarta. Fery Prastya dari Mojokerto Jawa Timur. Tri Mugi Astuti dari Mojokerto Jawa Timur. Gusti Ayu Era Yusnia dari Gianyar Bali. Ni Putu Mas Ayudhika Putri dari Penatih Denpasar. Aditya Arya Pujiatmoko dari Karanganyar Jawa Tengah. Rana Rembulan dari Bandung. Rastyka Devany Dharma dari Mojokerto Jawa Timur. I Gede Septian Kusuma Narendra dari Asah Gobleg Singaraja. Dharma Sucipto dari Gresik Jawa Timur. Yurina Widyastuti dari Blitar Jawa Timur.

 

 

Harapan kami adalah, mereka semua tidak akan berhenti hanya sampai disini. Akan terus lahir, remaja lain, pedarmawacana lain, kreator seni dan budaya. Tokoh agama lain, dari kalangan para remaja muda ini. Mereka akan memotivasi para remaja lain juga, se nusantara, bahkan, di seluruh dunia, untuk terus aktif berkarya….

 

Apurya manam acala pratkstam,

Samudram apah prawisanti yadwat

Tadwat kania yanm prawisanti sarve

Sa santun apnoti na kama kami

(Bhagawad Gita II, 70)

 

Bagai air mengalir menuju samudra, terus menerus dengan tenang, tiada berhenti. 

Demikian pula halnya, dengan orang yang berjiwa tenang mencapai kedamaian. 

Walau berbagai peristiwa dialami, tidak mudah melepaskan hawa nafsu tanpa terkendali….. (BG II, 70).


Belajar untuk tetap rendah hati agar shanti di hati dan di bumi

 



Belajar lah selalu, dari sekeliling kita, dan dari diri sendiri. Kosongkan isi gelas, bersiap menerima pembelajaran dari setiap guru semesta, tetap rendah hati dan bekerjasama dengan yang lainnya…..

Pepatah mengatakan, di atas langit  masih ada langit. Apalagi dimasa sulit ini. Pandemi global melanda, membuat resah dan gundah gulana. Kehilangan orang terkasih, halusinasi melanda dan mengoyak kesadaran serta empati terhadap orang lain, gangguan pada bidang perekonomian, sosial, pendidikan, pemerintahan, dan kehidupan bermasyarakat.

Belajarlah untuk tetap rendah hati. Pandemi ini menguji diri dan dunia. Ikatan Dokter Indonesia mencatat,  per 27 Januari 2021, telah 647 tenaga kesehatan meninggal dunia karena Covid-19, 289 diantaranya adalah dokter dan dokter spesialis, 27 dokter gigi. Pandemi ini menguji kita,  sejauh mana kita bisa bersabar, tetap menjalin kepedulian dan semangat untuk bersama, bergerak mengantisipasi dan mengatasi masalah. Beseiap terhadap segala kemungkinan yang terbaik dan terburuk sekalipun.

Bila merasa terpuruk dan bersedih, menangislah, berteriak histeris, menjerit dan meronta. Namun hidup akan terus bergulir. Pilihannya adalah bergerak melangkah atau berhenti hingga disini. Mari bersyukur, meminta bantuan dari yang lain, curhat, dan bekerja sama. Tak perlu malu menyapa, ucapkan permintaan, menyampaikan permintaan maaf, dan berterima kasih, atas segala keadaan yang ada, mari maju bersama.

 

Om asato ma sad gamaya

Tamaso ma jyotir Gamaya

Mrtyor ma amrtam Gamaya

Om agne Brahma Grbhniswa

Dharunama syanta riksam drdvamha

Brahmawanitwa ksatrawani sajata

Wahyu dadhami bhratrwyasya wadhyaya

 

Om, Tuhan yang maha suci. Bimbinglah hamba dari yang tidak benar menjadi yang benar. Bimbinglah hamba dari kegelapan menuju cahaya pengetahuan yang bersinar terang. Lepaskan hamba dari kematian menuju kehidupan yang abadi. Tuhan yang maha suci, terimalah persembahan hamba melalui weda mantra, dan kembangkanlah pengetahuan rohani hamba, agar hamba dapat menghancurkan musuh yang ada pada hamba (Nafsu). Hamba menyadari bahwa Engkaulah yang berada di dalam setiap diri umat manusia (Jiwatman). Engkau menjaga dan membimbing setiap orang. Hamba menuju padaMu. Semoga Engkau melinpahkan berkatMu pada hamba……

 

Om Purwa jatho Brahmano.

Brahmachari dharmam wasanas.

Tapasodatistat Tasmajjatam.

Brahmanam brahma Jyestham.

Dewasca sarwa amrta sakama.

 

Ya Tuhan… MuridMu hadir di hadapanMu, Oh Brahman yang berselimutkan kesaktian dan berdiri sebagai yang pertama. Tuhan, anugerahkan lah kami pengetahuan dan pikiran yang terang. Brahman yang Agung, setiap mahluk hanya dapat bersinar terang berkat cahayaMu, berkahMu yang senantiasa memancar…..

Belajar lah selalu, dari sekeliling kita, dan dari diri sendiri. Kosongkan isi gelas, bersiap menerima pembelajaran dari setiap guru semesta, tetap rendah hati dan bekerjasama dengan yang lainnya…..