Minggu, 26 Februari 2012

Ke Besakih di hari Minggu, 26 Februari 2012

Pukul 8 pagi hari. Jemuran sudah rapi terbentang di tempatnya. Makanan hangat sudah tersedia dari kompor baru yang dibeli berhubung kompor lama rusak parah. Aku dan simbok berangkat pula dengan pejati dan canang yang telah kami persiapkan sejak kemarin.

Menyusuri jalan raya By Pass IB Mantra, menuju ke arah Klungkung, berbelok ke kiri, menuju Takmung, kembali mengarah ke Pura Dalem Puri. Di daerah Bukit Jambul, kami temui serombongan pria mengendarai motor Yamaha, dengan jaket hitam bertuliskan Jamaha Touring Club Bali, sedang dalam perjalanan menuju Banyuwangi. Mereka menyempatkan untuk menyusuri jalan menuju ke Besakih. Hmmmm, bahkan, di saat banyak orang lupa mengenali berbagai lokasi daerah di nusantara yang sungguh indah, juga budaya warisan nenek moyang yang sungguh adiluhung, masih ada segelintir orang yang menikmati dan melakukan hal ini...

Ya, kali ini kami kembali ke Besakih.......

Ada kerinduan yang tak pernah sirna, untuk selalu kembali dan kembali lagi. Memuja dan memuji Tuhan dalam berbagai bentuk, fungsi, dan maknanya, dalam berbagai gaya dan cara....

Pemberhentian pertama kami adalah Pura Dalem Puri

1330276829525388542

1330275485275406160

Kami menyaksikan serombongan dari Singaraja sedang nuntun. Seorang wanita duduk di kursi roda, bersembahyang dengan sekuntum bunga di cakupan tangannya. Ah Tuhan..... Bahkan, disaat sakit mendera, terluka dan terhina, merasa kesepian dan diremehkan, tak mampu bersimpuh dan bersujud di hadapan Mu... ada rindu di dada, untuk selalu mengucap syukur pada Mu

13302765901068961795

Aku mendapat berkah dari pemangku lingsir di Pura Dalem Puri. Beliau memercikkan tirta di ubun-ubun sambil membacakan mantram kesejahteraan bagiku. Hmmm, damai menerpa seisi sanubariku.

Berikutnya Pura Goa Gajah

1330275643726492610

Cahaya putih sinar mentari pagi menelisik menyusup di sela-sela pepohonan rindang. Hmmm, sungguh menyejukkan jiwa yang dahaga akan kasih Tuhan.

Lalu Pura Ulun Kulkul

1330275967644293988

Kulihat dua orang anak kecil, seusia anakku.... Mereka menawarkanku untuk membeli canang mereka. Hmmm, tatap mata polos dan lugu mereka. Kubisikkan pada mereka untuk selalu belajar giat, jangan lupa berdoa pada Hyang Widhi Wasa, agar jadi manusia yang berguna, bijak dan sungguh dewasa.....

13302760201886510565

Anak-anakku terkasih, terkadang hidup tidak lah seindah dan semudah yang kita harapkan, yang kita impikan. Namun bila rasa sakit dan terluka, bila terjatuh berkali dalam ujian dan tantangan di jalan kehidupan, maka, bangkitlah berkali dan berkali......

dan, Pura Kiduling Kreteg berikut yang menjadi tujuan kami

13302760761242563444

Pura dengan warna merah yang dominan ini adalah simbol tempat berstana nya Dewa Brahma, Dewa Pemelihara Alam Jagat Raya beserta segenap isinya.

1330276153454136065

Naik menuju Pura Pedharman

1330276252652477154

1330279035749039357

dan berakhir di Pura Penataran Agung.

13302763741243192225

13302764471021915741

1330276488905297195

Berjumpa dengan Bunda Hismudiati yang hanya kukenal selama ini lewat dunia maya dengan wejangan indah beliau

Bahkan..... ujian kami juga terjadi dalam perjalanan pulang.

13302794101879063588

Ban motor pecah, dan harus diganti luar dalam, karena memang sudah tipis. Hmmm, Ayu sudah lemes karena sakit perut akibat mencret makan sambel terlalu banyal. Enjoy saja lah....

13302794481304986377

Kusempatkan berbincang dengan ibu pemilik bengkel. Keponakannya bersekolah di STPNDB, Purnami. Mereka mengontrak bengkel tersebut seharga Rp 5.000.000 pertahunnya, dan mereka berasal dari Karangasem.

13302794901415733317

Hmmm, motor beres, dan kami lanjut pulang ke rumah. Astungkara Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi...... satu kali lagi Kau beri kami kesempatan untuk menghampiri rumahMu, memuja kebesaran nama Mu.....

Ke Besakih hari Minggu 26 Februari 2012, bersama Putu Widiasih Ayu, cucuku, dengan motor Honda.

Sabtu, 25 Februari 2012, di sore hari

Sore hari, pukul 5. Kami bertiga berboncengan dengan motor Honda Astrea Grand keluaran tahun 1993 yg kumiliki, Ayu dan Yudha duduk di belakang. Kami bergerak menuju tukang cukur rambut yang terletak dipenghujung jalan Gunung Soputan ini. Rambut Yudha sudah gondrong, dan membutuhkan sedikit upaya agar terlihat pantas kembali.

13302737591392062743

Tujuan kami berikut adalah Jalan Gunung Agung. Aku akan mencoba melihat-lihat beberapa jenis kompor gas. Kompor gas kami rusak parah. Diperbaiki akan butuh waktu, sedang urusan perut adalah hal utama. Maka, di salah satu toko elektronik ini kami berhenti, mencoba meneliti mana yang paling cocok, dan terjangkau kantong kocekku. Karena di toko ini tak kutemui yang cukup pantas, kami lalu menyeberangi jalan, mencoba bertanya dan mengumpulkan iformasi lagi pada toko elektronik yang juga menjual kompor gas ini.

1330274069381325635

Setelah oke, maka satu jenis kompor, lengkap dengan selang dan regulator nya segera terbungkus, di beri tali, dan kujinjing. Bagaimana membawanya? Hmmm, knapa harus repot?? Bahkan, jika dahulu, aku sanggup berempat berjalan2, dengan kedua anakku, dan simbok, dari rumah ke pasar seni Sukawati, dan kembalinya dengan lukisan seukuran 50 cm X 100 cm, maka kali ini kucoba pula. Kompor gas kuletakkan di bagian depan motor, yudha duduk di bagian tengah, diapit oleh simbok.

Tujuan kami kali ini adalah rumah ipar, di jalan Antasura. Berkunjung menjenguk mertua. Tiba di sana, mertua yang sudah sangat sepuh sedang mandi dan bersiap untuk di ajak ke dokter. Hmmm, waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Anakku ingin ikut bersama ipar yang mengendarai mobil Kijangnya. Maka, kuletakkan dua bungkus sate yang kubeli di atas meja makan, kembali memutar arah motor, berpamitan pada ipar perempuanku untuk mengiringi mobil yang ditumpangi mertua dan anakku.

Kali ini sudah lebih gampang, karena Yudha anakku ikut menumpang di mobil yang dikendarai iparku, Nyoman Sumadi, maka kompor yang kami beli bisa diletakkan di belakang, lalu dipegangi oleh simbok. Kembali kami berangkat, mengikuti laju mobil Kijang berwarna biru gelap ini.

Dokter Thomas Eko, spesialis syaraf, tempat prakteknya terletak di depan banjar Wangaya Denpasar. Maka kami harus menusuri jalan Gadjah Mada, dan berbelok ke kiri, memarkir kendaraan, kemudian menyeberang ke tempat praktek dokter ini. Mertuaku sudah sangat sepuh, dan kami ingin memeriksa kesehatan beliau.Suami yang kutelpon ke rumah, terlihat sudah tiba pula di parkir depan ruang tunggu doktet. Maka, aku pamit untuk pulang terlebih dahulu, suami dan Yudha menunggu mertua mendapat giliran untuk diperiksa oleh dokter, iparku dan anaknya juga ikut menunggu di sana.

Well, karena hidup banyak rasa..... Maka, nikmatilah hidup ini sebagai sebuah pilihan yang bakal harus kita jalani. Suka duka, lara pati, persaudaraan, harapan, persahabatan.... Jika semua dikeluhkan tanpa berbuat apa pun, hmmm, bakal suram dunia.....


Sabtu, 25 Februari 2012, di pagi hari...

Sabtu, 25 Februari 2012. Hmmm, hari santai buat kerja tentang lanjutan disertasiku. Namun tentu dengan tetap fokus dahulu pada berbagai urusan rumah tangga.

133027235533024279

Waktu menunjukkan pukul 10 saat aku berangkat dengan mengendarai motorku. Sebenarnya motor kami ada 5. Sombong? Enggak juga. ke lima nya berfungsi sesuai kebutuhan. Honda Astrea 800 keluaran tahun 78 adalah motor milik suami. Dengan motor ini dahulu, kami mengelilingi kota Jogja saat berpacaran tahun 89-92. Well, aku mengenal nya saat menyelesaikan pendidikan di fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, sedang dia menuntaskan Program Pascasarjana, S2, di Ilmu-ilmu Sosial Budaya Universitas Gadjah Mada.

1330273077988887225

Motor kedua yang kami miliki adalah Honda Astrea Grand, kubeli tahun 1993, saat mengawali kerja sebagai dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Kini motor ini menjadi pegangan simbok untuk ke pasar, antar jemput si bungsu, dan berangkat ke sekolahnya, Kelompok Belajar Paket C. Motor berikut yang kami miliki adalah Motor Yamaha Mio, yang dibeli suami tahun 2010 dari temannya sesama mahasiswa Program Pascasarjana yang telah tamat S3 terlebih dahulu, dan harus kembali ke Padang. Motor selanjutnya adalah Yamaha Jupiter MX, dibeli tahun 2010, sebagai bawaan si putra sulung, Adi Pratama, untuk keperluan sekolahnya. Ada lagi dua motor bekas bermerek Honda Astrea Prima dan Honda Astrea Star. Prima kubeli dari Ibu Sri Manis yang inginkan Prima berada pada tangan tepat, pencinta motor tua. Namun kini si Prima sudah kujual lagi pada seorang sahabat, juga sesama pencinta motor tua, dan sungguh tahu per mesinan.... Tinggal Honda Astrea Star, sebagai cadangan jika terjadi sesuatu gangguan pada motor lainnya.

13302731171118104144

Kali ini aku mengendarai Honda Astrea Grand, knalpotnya bolong. Besok akan kubawa ke Besakih, Karangasem, berboncengan bersama Ayu. Maka kubawa dia ke bengkel langganan. Namun sebelumnya,urusan kompor gas dahulu. Salah satu tungkunya sudah tidak bisa dipergunakan. Yang satu lagi sudah mulai meredup. Kulipat selang gasnya, kompor kuletakkan di atas motor dan kuikat dengan tali agar tidak bergoyang. Ku kendarai motor menuju pengkolan jalan dekat kuburan desa, menanti pemilik bengkel kompor buka, dan menyerahkan kompor tercinta untuk dicek kondisinya. Lalu aku melanjutkan perjalanan.

Menyusuri jalan Imam Bonjol, masuk ke Jalan Dr. Setiabudi, Berbelok ke Gang Tantri. Di sana terdapat bengkel las Arum dengan pemilik nya Pak Alit. Sudah dari sepuluh tahun lalu aku mengenalnya. Mulai dari mengelas sepeda gayung anak-anak, mengelas pedal motor yang terlepas, membongkar knalpot motor yang ndangndut, dan berbagai hal lain berkaitan dengan las menge las.....

1330273291126313274


45 menit kemudian, aku melanjutkan perjalanan menyusuri Dr Setiabudi, berbelok ke jalan Soetomo, masuk ke Gadjah Mada, lalu terakhir di Jalan Kapten Agung nomer satu, di sebelah Kantor Dinas Catatan Sipil. Disana terdapat Bengkel Harapan Motor, juga 3 orang bapak yang bisa dan terbiasa berurusan dengan perbaikan tas rusak, koper yg kancingnya hilang, talinya lepas, sepatu yang harus diganti solnya. Dan, ransel anakku harus diperbaiki talinya.

Disini aku duduk menunggu ransel selesai diperbaiki. Tiba seorang ibu cantik, membawa ransel yang tali retsluitingnya hancur. "Tas ini untuk membawa kamera bawah air anak saya" Ujarnya mengawali ceritera di antara kami. Hmmm, ternyata beliau adalah sepupu ibu Elly Darwati, staf di ruang pak Ketua STPNDB. Ibu Tutik namanya, bekerja di rumah sakit Mata di Denpasar. Anaknya, Kartika, adalah dosen di Unud yang baru menamatkan pendidikan di Luar Negeri. Bepergian dan instruktur diving adalah kegiatan lainnya. Hmmm, sungguh, hidup banyak rasa dan penuh nuansa pelangi. Aku jadi teringat anakku, Adi Pratama, yang juga hobi desain grafis dan fotografi.....


Tugas tuntas disini, aku beranjak ke arah jalan Soedirman, harus membuat fotokopi arsip dari berkas yang kubawa, melaminating arsip penting, seperti SK, de el el... Kemudian beranjak pulang. Mampir di tukang service kompor gas, dan menyadari kedua tungku kompor gas ku telah karatan, harus diganti. Selang gas sudah bocor disana-sini. Hmmmm, perlu kompor baru, jika tidak, kami bakal kewalahan......


Ah haha.... Jika ada yang bertanya, suamimu mana?? Well, suamiku baik-baik saja. Lalu kok urusan pria kamu ambil juga. Hla... emanknya knapa klo aku wanita dan bisa melakukan banyak hal urusan lainnya??? Pagi ini, suamiku sudah terbangun dari tidurnya, menyapu halaman mungil rumah kami, menyiram halaman, memperbaiki keran air yang bocor dan rusak, menyuapi si bungsu yang kumat manjanya.....

Enjoy saja lah.... Masalah gender kek, gerakan feminis kek. Kesetaraan adalah hal utama dalam keluarga kami. Ada masalah, hadapi bersama, dicari solusinya bersama. Jika semua terlalu dipikirkan, cape deh.... Hidup terlalu indah untuk dihadapi dengan tegang melulu.....

Sabtu, 25 Februari 2012

Karena Hidup Banyak Rasa... Maka jalani semua dengan berdoa dan berkarya

Jum’at pagi, 24 Februari 2012, Dies Natalis ke 34 STPNDB akan ditandai dengan Upacara Pembukaan. Seiring anak-anak berangkat sekolah, aku segera meluncur ke Nusa Dua. Pagi ini upacara pembukaan Dies Natalis ke 34 STPNDB akan digelar di lapangan olah raga kami pada pukul 7.30. Aku tidak ingin datang terlambat.

1330135246403918050

Jalan raya By Pass Ngurah Rai. Hmmm, kian hari kian padat saja berbagai jenis kendaraan yang tumpah ruah di seantero jalan raya propinsi Bali. Pertumbuhan jalan yang bagai deret hitung, sedang pertumbuhan kendaraan bagaikan deret hitung, sungguh tidak sepadan.

1330135623286607626

Tiba di perempatan jalan dengan lampu merah sebelah Hardy’s supermarket di Nusa Dua, aku berbelok ke kanan, menuju perempatan untuk masuk ke jalan raya Dharmawangsa Kampial. Tepat sebelum setra Desa, Kuburan Desa Adat Bualu, motor astrea bergerak oleng. Aku segera ke pinggir karena menyadari ban motor depan pecah. Hmmm, astungkara Hyang Widhi, atas segala ujian dan tantangan pagi hari ini. Masih tetap bersyukur, karena persis di seberang jalan terdapat bengkel motor.

13301360661290343144

Maka, kutitip motor pada sang empunya bengkel, untuk dikerjai sepatutnya. Kembali aku menyeberangi jalan. Berharap ada sahabat yang bakal melewati jalan tersebut dan bisa kutumpangi untuk menuju ke kampus STPNDB. Baru dua menit menanti, lewat Pak Wayan Seniartha dengan mobil imoet-imoetnya. Dia berhenti di pinggir jalan…. Hla iyalah, klo berhenti di tengah jalan khan bakal mengacaukan rimba raya jalan lalu lintas, jeeee…..

13301365311490441854

Akhirnya, tiba pula kami di kampus tercinta. Aku segera melompat turun dari mobil pak Yansen. Menuju ke lapangan olah raga, dimana para murid dan sebagian rekan telah menunggu. Bis kampus belum lagi tiba, namun para pejabat teras sudah berdiri gagah di tengah lapangan, bersiap untuk sebuah upacara pembukaan Dies Natalis.

13301365631011434461

Pak Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc. Doktor lulusan Program Doktoral Culture Studies Universitas Udayana tahun 2008 ini, menjadi Pemimpin upacara kami, dan sekaligus melepas gerakan Jalan Santai yang diikuti Civitas Academica. Well, ada ribuan jumlah seluruh mahasiswa STPNDB dari ke 18 Program Studi yang ada. Namun demi efektivitas dan efisiensi, maka hanya difokuskan pada para mahasiswa dan mahasiswi semester 2 saja, yang mengikuti Gerak Jalan Santai.

1330136607251755440

Hari Jum’at, adalah hari ekstrakurikuler, dimana para mahasiswa mengisi dengan berbagai kegiatan bermanfaat. Terlihat pula beberapa mahasiswa asyik konsentrasi melatih kemampuan mereka dalam hal Juggling. Memutar balik, mempermainkan botol dan gelas dengan menggunakan tangan. Hmmm, bukankah, sesuatu yang dihasilkan dengan disiplin tinggi dan tingkat kreativitas, akan semakin menarik, sekaligus meningkatkan kemampuan diri sendiri pula…..

Selesai dengan rangkaian kegiatan di kampus, aku bergerak menuju ke daerah Renon. Di sana sedang berlangsung kegiatan seminar Hidup Sehat dengan Meditasi. Pembicara adalah Bapak Prabhu Dharmayasa dan Ade Rai. Di Lantai 2 Gedung Bank Indonesia.

1330136783227697275

Aku menulis di daftar hadirin peserta seminar, lalu duduk diam di bagian belakang, mengamati, mendengarkan, dan menikmati semua informasi yang mengalir. Hmmm, Sungguh indah hidup dengan banyak tambahan wawasan, membuka jendela informasi dan semakin membuat kita untuk bijak menyikapi, memilah dan memilih, mana yang paling pantas dan tepat bagi diri sendiri…….

13301368231199103319

Kujumpai di sana, ada Bu Dayu, ada pula pak MSM, Ada pak Budi, Pak Winadi Yasa. Ehm….. sebagian besar adalah orang-orang, para sahabat yang hanya kukenali melalui mailing list yang kuikuti. Sungguh sebuah gambaran tentang dunia global yang borderless world. Akhirnya kujumpa mereka disini. Orang-orang bijak dengan segudang pengalaman dan pengetahuan. Ahhh, aku ingin belajar dari berbagai kesempatan yang kutemukan, belajar untuk menjadi semakin bijak dan dewasa, sepanjang kehidupan, dari berbagai lingkungan hidup, dalam berbagai situasi dan kondisi…….

Pukul 2.30. Tuntas sudah rangkaian acara seminar tersebut. Aku beranjak pulang dengan sekotak nasi vegetarian yang dibagikan oleh panitia.

Dan malam hari, lanjut dengan aktivitas mengajar di Kelompok Belajar Paket C, setara dengan SMA. Welll…. Sedikit yadnya yang bisa kulakukan bagi sesama…. Disini terdapat beberapa anak asuhku. Semoga mereka berhasil menapaki jalan hidup yang semakin berat, demi masa depan yang mereka cita-citakan…..

Kamis, 23 Februari 2012

Harmoni Tri Hita Karana: Parahyangan, Palemahan, Pawongan.

Kamis, 23 Februari 2012. Wraspati Paing Medangsia, Masih dalam rangkaian odalan di Pura Luhur Uluwatu. Salah satu pura Sad Kahyangan bagi umat Hindu. Pukul 10.00 pagi adalah rencana yang disusun pihak manajemen bagi dosen dan pegawai yang ingin nangkil bersama ke Pura ini.

13300023811336283374

Hmmm, aku tidak yakin dapat bergabung bersama mereka. Bahkan, di pagi hari saat masih di rumah dan bersiap untuk berangkat..... Anak-anak ku telah berangkat sekolah. Suami juga bergegas untuk ujian bagi muridnya di kampus UNUD.

13300064661663978271

13300063311844048241

Well, kukenakan kebaya usangku. Sudah tua, namun bersih. Kukenakan celana panjang berwarna hitam. Menyiapkan rangkaian canang yang ditata pada sebuah bokor. Jaket, kacamata hitam, sarungtangan hitam, dan selendang melilit di leher. Ransel Doraemon tersampir di bahu. Lalu bergerak bersama motorku. Mampir di pasar Sri Kerthi, kubeli pisang, buah, jajan kue bali. Kini menuju Nusa Dua.

1330006365608998556

Tiba pukul 8.00 di Ruang ADH, bu Lasmini mengajakku bersembahyang di Pura Kampus, Niti Bhuwana. Maka, kami bersembahyang bersama menyusuri jalan setapak ke arah Utara kampus STPNDB, dimana Pura Niti Bhuwana berada.

1330006429950115276

Pukul 10.00, bersama rekan-rekan dosen dan pegawai lain dalam satu mobil Pregio, kami bergerak menuju ke Pura Luhur Uluwatu. Bahkan, masih di dalam mobil, supir kantor kami, Pak Wayan Giriana, menerima telpon dari keluarganya, bahwa adik kandungnya yang sedang sakit telah meninggal dunia. Beliau menyampaikan ijin pada keluarganya agar dapat menuntaskan tugas hanya untuk mengantar kami semua ke Pura. Ahhh, sungguh trenyuh, mencoba melaksanakan tugas dalam situasi duka. Dan, beliau bahkan bersikeras menghantarkan kami ke Pura Uluwatu. Duuuh Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi... hanya Engkau Maha Melindungi di tengah segala samsara, ujian dan cobaan hidup.......

13300065242055809233

30 menit dalam perjalanan, kami tiba di depan candi bentar jalan beraspal menuju ke Pura Luhur Uluwatu. Pak Wayan Giriana kembali ke kampus STPNDB, dan Pembantu Ketua, Bapak Ida Bagus Putu Puja, menghubungi Gede Darmika, sopir kampus berikut yang akan menjemput kami satu jam kemudian.

13300065911079666819

Duduk menghaturkan Bhakti Puja, melanjutkan kidung Puja Tri Sandhya perlahan terucap di bibir, kurasa begitu damai suasana. Ramai para pemedek yang datang silih berganti, namun tidak mengurangi rasa yang perlahan mengalir di tiap doa teruntai. Kami datang, dari berbagai latar belakang, dengan berbagai gaya, dan citra yang melekat di dada..... Lalu, mengapa pelangi ini harus menjadi konflik di antara kita bila Tuhan adalah satu jua ......

1330006619362695337

Benar juga, satu jam berikutnya, kami sudah tuntas bersembahyang dalam rangkaian Pujawali Piodalan di Pura Luhur Uluwatu. Kami kembali ke kampus, melanjutkan tugas masing-masing. Bu Mira akan mengajar murid praktek di Restoran kampus, demikian pula ibu Ayu Sudiparwati, Bapak IB Putu Puja harus rapim di ruang ketua, dan... banyak lagi tugas kami lainnya.

1330006677609824056

Hmmm, ini hanya sebagian kecil aktivitas kami hari ini, dari banyak aktivitas yang terjangkau setiap harinya. Kami hanya segelintir umat Tuhan di dunia. Namun tidak akan pernah terhenti upaya untuk memuja dan memuji Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan beragam gaya dan cara, dalam berbagai bentuk dan makna yang kami bisa, di sela banyaknya tuntutan tugas, hak dan kewajiban kami....

Swaha......

13300067241713868829

Selasa, 21 Februari 2012

Jalan yang takkan pernah ku sesali, Jalanku Bersama Mu...

Selasa, 21 Februari 2012. Hari ini adalah Anggarakasih Kliwon Medangsia, bertepatan dengan Tilem Kawulu. Odalan di beberapa pura, seperti Pura Luhur Uluwatu dan Pura Gowa Lawah. Berangkat ke kampus pagi-pagi, kutemui ibu Asti dan Ibu Eka bersiap menuju Pura Niti Bhuwana, pura yang terletak di bagian Utara kampus kami ini. Kami bergabung bersama, bersembahyang, mengawali hari yang akan penuh rangkaian kegiatan nanti.

13298962921447622626

Berangkat ke kampus pagi-pagi, kutemui ibu Asti dan Ibu Eka bersiap menuju Pura Niti Bhuwana, pura yang terletak di bagian Utara kampus kami ini. Kami bergabung bersama, bersembahyang, mengawali hari yang akan penuh rangkaian kegiatan nanti.

13298964651165225096

Berikutnya, kutuntaskan beberapa bimbingan skripsi bersama bbrp mahasiswa. Kemudian menyusuri data-data yang kumiliki untuk melengkapi hasil revisi Prakualifikasi Disertasi ku bulan lalu.

13298964981821645060

Pukul 2 sore, pamit untuk pulang pada rekan-rekan yang masih berada di ruang ADH. Kususuri jalan raya By Pass Ngurah Rai di panas terik, menuju rumah tercinta.Yudha sedang les di sekolahnya, SDN 13 Padang Sambian Kelod. Adi masih mengikuti rangkaian lomba Desain Grafis di STIKOM bersama beberapa murid SMA lain se Bali. Suami ku baru pulang dari mengajar di UNUD.

13298966371411250014

Hari yang indah, sungguh sayang bila dilewatkan dengan begitu saja..... Maka, kususun rencana bersama simbok, Ayu. Kami akan ke Tabanan. Aku ingin mengunjungi bibiku, yang merupakan adik kandung bapak, juga para saudara lainnya. Namun, kami juga akan bersembahyang di Pura Tanah Lot.

13298967461382593893

Pukul empat sore, Yudha pulang dari lesnya. Dia menolak untuk bergabung bersama kami, dan memilih berkumpul bersama teman-teman di perumahan, untuk melanjutkan pembuatan Ogoh-ogoh. Maka, Kukendarai motor astrea grand bersama Ayu di boncengan, kami menuju ke Tanah Lot. Menyusuri jalan Gunung Salak, berbelok ke perempatan Kerobokan, terus lurus ke arah pantai Nyanyi.

13298967781028800914

40 menit kemudian, kami tiba di depan Pura Luhur Pekendungan. Setelah merapikan pakaian yang kami kenakan, menata canang di dalam sebuah bokor kecil yang kami bawa, dupa dan korek api, kami memasuki area Pura Hyang Api yang sedang melaksanakan upacara odalan kali ini.

1329896890904808395

Hmmm, suasana khusyuk yang kurasa. Orang-orang dengan wajah ramah menyapa. Hingga akhirnya kukenali beberapa wajah disana. Ada Bli Madium, adinya Bli Merat. Dia bersama istri juga ikut bersembahyang di antara ratusan orang bersama kami kala itu. Bli Madium tinggal di Sepang Kelod. Kampung kelahiran suamiku.

13298969221861181080

Tuntas bersembahyang di sini, kami melanjutkan kembali ke Pura Luhur Tanah Lot.

1329897060777569880

Temaram senja terlihat di langit Pura. Wisatawan pengunjung objek wisata masih ramai berseliweran, mengamati indahnya ombak laut, mengambil beberapa foto pemandangan dengan kamera mereka, bercengkerama di bibir batas laut. Aku bersimpuh bersama Ayu, menghaturkan sembah bhakti kami pada Hyang Widhi Wasa.

1329897085146893408

Waktu menunjukkan pukul 7 malam, saat kami beranjak dari areal Tanah Lot. Menuju Batuaji, Kerambitan. Mampir untuk membeli Terang Bulan, dan makan malam dengan menu soto ayam, sebelum menemui para penglingsir. Mulai dari Dewa Biyang Nyoman Nesi, Dewa Gede Susatya, Dewa Kadek Dwipayana. Berbincang sejenak dengan keluarga yang masih terjaga menjelang larut malam. Dan pamit dalam senyum bahagia. Kembali menuju keluarga tercinta yang menanti di rumah.....

1329897113200940165