Kamis, 28 Februari 2019

APM ADH STP Nusa Dua Bali 2019 (2)




APM ADH STP Nusa Dua Bali 2019 (2)


“Resopa temmangingngi, malomo naletei pammase dewata”. Hanya dengan semangat, ketekunan dan bekerja keras,  maka restu Tuhan akan menyertai di setiap usaha yang kita lakukan bersama. 

Aplikasi Manajemen Program Diploma IV, Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 angkatan tahun 2015, Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali tahun 2019 kali ini berlangsung pada empat lokasi, yakni Singaraja, Karangasem, Klungkung danJembrana. Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas A mendapat lokasi di Klungkung. Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas B mendapat lokasi di Karangasem. Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas C mendapat lokasi di Negara. Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas D mendapat lokasi di Singaraja.


Mereka menentukan struktur organisasi masing – masing, kemudian berdiskusi dengan para dosen pembimbing untuk program Aplikasi Manajemen tersebut, membuat sistematika kerja, menyusun Standar Operasional Prosedur kerja, rencana anggaran biaya, sebelum kemudian terjun ke lapangan. 

Topik Aplikasi Manajemen kali ini masih Pondok Wisata, dengan alasan bahwa mereka selaku mahasiswa di tahun terakhir pendidikan, wajib mengimplementasikan seluruh pengetahuan dan juga ketrampilan yang telah diperoleh selama ini, baik pada bidang Food Production, Food and Beverages Service, Housekeeping, dan juga Front Office, Human Reources Management serta Sales and Marketing. 

Tidak ada hasil instan dalam meraih performa maksimal. Kebersamaan perlu terjalin, baik dalam segala suka dan duka, sepanjang langkah mewujudkan apa yang mereka rencanakan sedari awal. Bersama para dosen pembimbing dan pendamping, mereka menemui Kadisparda di masing – masing kabupaten, membahas berbagai lokasi yang memungkinkan untuk penggalian data dan pelaksanaan Program Aplikasi Manajemen. Mereka juga menggali berbagai data terkait lokasi dan masyarakat di mana homestay berada.

Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas A dengan General Manager APM : Ni Kadek Pradnyani Paramita, sekretaris Putu Fitri Parmitha Devi. Mereka memilih lokasi di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Pelaksanaan APM mereka memiliki topik Dalam Pelatihan Pemberdayaan SDM dengan Menyeimbangkan Kekayaan Budaya dan Perkembangan Teknologi pada Homestay di Kecamatan Dawan Klungkung. Pelatihan berlangsung selama dua hari, mulai dari Februari 2019. Seminar hasil diselenggarakan pada hari Rabu, 27 Februari 2019. Bertindak selaku moderator adalah Dr. Irene Hanna HS., Seminar berlangsung pada lokasi di Graha Purwaka Pangi, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. 

Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas B dengan General Manager APM : Kadek Astri Utarini Darmawan, Sekretaris Kadek Indria Pradnyani Esti. Mereka memilih lokasi di Desa Sibetan, Kecamatan Sidemen Kabupaten Karangasem. Pelaksanaan APM dengan memilih topik Pelatihan SDM melalui Pembuatan dan Penerapan Standar Operasional Homestay. Pelatihan dilaksanakan selama dua hari, pada tanggal 17-18  Februari 2019. Seminar hasil diselenggarakan pada hari Selasa, 26 Februari 2019, dengan Narasumber Ir. Pande Wayan Gunadi Eka Putera, Komite Sertifikasi dan Pelatihan Ubud HomeStay Association, juga ibu ni Made Puriati, Direktur Yayasan Wisnu dan Jaringan Ekowisata Desa. Turut memberikan kata sambutan, Drs. I wayan Astika, M.Si. Bertindak selaku moderator adalah Ir. I Nyoman Sukana Sabudi, MP., Seminar berlangsung di Dapoer Lebih, Kabupaten Gianyar, pada hari Selasa, 26 Februari 2019. 

Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas C dengan General Manager APM  Made Denny Kharisma, serta sekretaris Komang Herdini Windya Lakshita. Mereka memilih lokasi di Desa Belimbingsari di Kecamatan Kabupaten Jembrana. Pelaksanaan APM mereka memiliki topik Pelatihan Pengelolaan Homestay di Desa Wisata Belimbingsari,  kecamatan Melaya, kabupaten Jembrana. Pelatihan berlangsung selama dua hari, tanggal 15 – 16 Maret 2019. Seminar hasil menurut rencana akan diselenggarakan pada hari Kamis, tanggal 21 Maret 2019,  bertempat di Gedung MICE STP Nusa Dua Bali.

Program Studi Administrasi Perhotelan semester 8 kelas D dengan General Manager APM : I Gede Yogi Pentagama dan sekretaris Dina Natalia Suryanto. Mereka memilih lokasi di Desa Sudaji, kecamatan Sawan, kabupaten Singaraja. Pelaksanaan APM dengan topik Penyusunan Materi Kegiatan Edutourism dan Meningkatkan Kesiapan Pengelolaan Homestay di Kecamatan Sawan dalam Menunjang Kesiapan Desa Sudaji sebagai Kawasan Edutourism. Pelatihan dilaksanakan selama dua hari, yakni pada hari Jum’at dan Sabtu, 1 – 2 Maret 2019, bertempat di Singaraja. Seminar hasil menurut rencana akan diselenggarakan pada tanggal 8 Maret 2019, di Singaraja. Salah satu narasumber adalah mantan Menteri Pariwisata, I Gede Ardika. 

Senin, 25 Februari 2019

Tawur Agung Panca Wali Krama Pura Agung Besakih




Tawur Agung Panca Wali Krama Pura Agung Besakih merupakan Karya Agung yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali , yaitu pada Tilem Caitra (Tilem Kesanga) ketika tahun Saka berakhir dengan nol (Rah Windu).  Puncak Upacara Panca Wali Krama untuk Tahun Saka 1940 ini akan jatuh pada hari Buda Kliwon Matal, tanggal 6 Maret 2019. 

Tawur Agung Panca Wali Krama merupakan Karya Agung terbesar kedua setelah Eka Dasa Rudra yang berlangsung setiap 100 tahun sekali. Karya Agung ini telah ditetapkan berdasarkan Pesamuan Madya yang digelar Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali pada tanggal 16 Agustus 2018 di kantor PHDI Bali, jalan Ratna, Denpasar (http://www.balipost.com/news/2019/01/08/65530/Serangkaian-Panca-Wali-Krama-Pura...html)

Rangkaian kegiatan Karya Agung ini berlangsung setiap 10 tahun sekali. Upacara Melasti berlangsung pada tanggal 2 – 5 Maret 2019. Seluruh Pretima atau simbol, perlambang kebesaran Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dibawa mengikuti alur yang telah ditetapkan, menuju Segara Klotok untuk disucikan, dan kembali menuju Pura Agung Besakih.

Tawur Agung Panca Wali Krama merupakan upacara untuk menyucikan alam semesta menuju tatanan yang harmonis, bersifat Bhuta Yadnya dan Dewa Yadnya. Umat Hindu melaksanakan Yasa Kerthi. Yasa Kerthi adalah sebuah kesepakatan perilaku dan tata cara pelaksanaan upakara yadnya yang patut dipersembahkan melalui suatu keputusan bersama, agar dapat dilaksanakan oleh seluruh umat Hindu. Yasa Kerthi sebagai perwujudan pelaksanaan Tapa – Brata – Yoga, pengendalian diri, pemusatan pikiran, dan penyucian pikiran serta diri sendiri.

Terdapat 29 desa yang dilalui dalam perjalanan melasti menuju Pantai Watu Klotok atau Segara Klotok hingga kembali ke Pura Agung Besakih. Prosesi Melasti dengan perjalanan yang akan ditempuh adalah sepanjang 30 km, semenjak hari Sabtu tanggal 2 Maret 2019, hingga tiba kembali pada tanggal 5 Maret 2019 di Pura Agung Besakih.

Rangkaian upacara serta upakara telah dimulai jauh sebelum tanggal tersebut. Salah satunya, pada hari Sabtu, tanggal 9 Februari 2019. Dipimpin oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, bersama para pihak terkait penyelenggaraan ritual Pemelastian serangkaian upacara Tawur Agung Panca Wali Krama Pura Agung Besakih, Karangasem. Hadir para Bendesa Adat (Pimpinan Desa Adat), Pengempon (Penanggungjawab) Pura Pedarman, serta Panitia Karya Panca Wali Krama Pura Agung Besakih, termasuk Ketua Majelis Utama Desa Pakraman (MUDP) Provinsi Bali, Jero Gede Suwena Putus Upadesha.

Rangkaian upacara telah dimulai semenjak Januari 2019. Umat Hindu diminta untuk tidak menyelenggarakan ngaben semenjak tanggal 20 Januari 2019, dan pada tanggal 1 Februari 2019 dilaksanakan prosesi nunas tirta penyengker dan dipercikkan di setra di setiap desa yang ada di Bali. Panca Wali Krama yang digelar bulan Maret ini akan “Nyejer” berlangsung hingga tanggal 12 April 2019

Wakil Gubernur Bali meminta umat yang akan “Mundut” atau “Menyunggi” benda sakral, diatur secara bergiliran dalam mengiringi perjalanan panjang, mempersiapkan kondisi kesehatan dengan baik, tetap menjaga kebersamaan. Beliau juga meminta rute perjalanan atau  jalur yang akan dilalui, dipersiapkan dengan matang. Termasuk tempat “Ngaturang Bhakti para Pemedek atau Pamendak” sesuai dengan tempat yang telah ditentukan. 

Beliau menyampaikan “Supaya diatur bergiliran, baik saat Ida Bhatara menuju maupun kembali dari pemelastian. Kita laksanakan Yasa Kerthi dengan sebaik-baiknya sesuai dengan swadharma (kewajiban) kita masing-masing, sehingga karya agung setiap 10 tahun sekali ini berjalan dengan lancar”.

Paruman (pertemuan) dari berbagai pihak terkait dengan Tawur Agung Panca Wali Krama yang membahas alur lalulintas jalur melasti telah berlangsung beberapa kali. Termasuk yang diselenggarakan di Bale Pesandekan Pura Penataran Agung Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, hari Kamis, 14 Februari 2019 yang lalu, dipimpin oleh Ketua Panitia Karya Agung Panca Walikrama, Jro Mangku Widiartha.  
Paruman juga membahas tempat dimana para pamendak / pemedek / umat Hindu menggelar upacara pamendak selama upacara melasti. Melasti terkait Tawur Agung Panca Wali Krama akan melintasi 29 desa pakraman dan pada 26 titik di rute tersebut, para pamendak /  pamedek ngaturang / menghaturkan banten pamendak.

Paruman dihadiri Kabag Sumber Daya Polres Karangasem, Kompol I Ketut Suartika Adnyana, Kabag Operasional Polres Klungkung, Kompol I Nyoman Suarsika, Kapolsek Rendang Kompol I Nengah Merta, Camat Rendang I Wayan Mastra, Danramil Rendang Kapten CAJ I Nyoman Mangku, Perbekel Desa Besakih I Wayan Benya, pecalang, dan panitia lainnya.

Jro Mangku Widiartha menguraikan, ada 29 desa pakraman yang dilalui sepanjang jalur melasti dari Pura Penataran Agung Besakih hingga Segara Klotok Klungkung, dan kembali ke Pura Agung Besakih.

Melasti berlangsung selama 3 hari yakni mulai Saniscara Umanis Medangkungan, hari Sabtu, tanggal 2 Maret 2019, hingga Soma Pon Matal, hari Senin, tanggal 4 Maret 2019. “Kami berharap krama desa pakraman yang wilayahnya dilalui jalur melasti agar mempersembahkan banten pamendak di tempat-tempat yang telah ditetapkan,” harap Jro Mangku Widiartha. Pangayah yang mundut (mengusung) pralingga dan pratima Ida Bhatara agar diatur sepanjang perjalanan. Iring-iringan Ida Bhatara terus melakukan perjalanan, tidak berhenti, walau di beberapa tempat umat persembahkan banten pamendak.

Terdapat 11 titik tempat menggelar upacara pamendak di jalur Pura Besakih menuju Segara Klotok Klungkung mulai dari Pura Besakih, Desa Tegenan, Desa Menanga, Desa Singarata, Desa Nongan, Desa Pesaban, Desa Gembalan, Klungkung, Desa Tojan, Segara Klotok, dan Pura Penataran Agung Klungkung. Sedangkan 7 titik tempat ngaturang banten pamendak yakni jalur Pura Penataran Agung Klungkung hingga Pura Puseh Tabola Desa/Kecamatan Sidemen yakni Desa Paksa Bali, Pura Puseh Lebu, Desa Sukahet, Pura Puseh Toh Jiwa, Desa Talibeng, Kantor Camat Sidemen, dan Pura Puseh Tabola.

Selebihnya 8 titik lainnya dari Pura Puseh Tabola hingga Pura Besakih yakni Banjar Bambang Biaung, Pasar Desa Selat, Banjar Umacetra, Banjar Padangaji, Pura Puseh Desa Muncan, Pura Lawangan Agung Besakih, Pura Pasimpenan Besakih, dan Pura Ambal-Ambal Agung Besakih. “Kami melakukan pengamanan sepanjang jalur di wilayah Polres Karangasem melibatkan 158 anggota,” jelas Kabag Sumber Daya Polres Karangasem, Kompol I Ketut Suartika Adnyana.

Camat Rendang, I Wayan Mastra, mengatakan pembahasan tahap I rekayasa lalulintas itu untuk jalur melasti. “Rapat berikutnya menentukan rekayasa lalulintas selama Karya Agung Panca Wali Krama berlangsung di seputaran kawasan Suci Pura Besakih untuk mengatur pamedek,” katanya. Karya Tawur Agung Panca Walikrama dilaksanakan pada Buda Kliwon Matal, pada hari Rabu, tanggal 6 Maret 2019, dan Karya Agung Panca Walikrama lan Ida Bhatara Turun Kabeh pada Purnama Kadasa, Buda Wage Menail, pada hari Rabu, tanggal 20 Maret 2019 mendatang.

Yasa Kerthi  (http://sejarahharirayahindu.blogspot.com/2012/03/yasa-kirti.html) patut dilaksanakan sebagai wujud pengabdian dan cetusan rasa bhakti bagi setiap orang yang akan melaksanakan suatu yadnya yaitu sebagai berikut :
  • Tidak dibenarkan mengikatkan diri pada harta benda yang akan dipergunakan untuk yadnya. Sewajarnya yadnya itu dilandasi dengan keikhlasan.
  • Tidak dibenarkan menampilkan kemarahan serta mengeluarkan kata-kata yang kasar.
  • Jangalah hendaknya menyimpang dari kebenaran.
  • Tata cara pelaksanaan yadnya itu hendaknya sesuai dan menurut ketentuan dalam sastranya.
  • Ketiga unsur utama pelaksana yadnya, yaitu pendeta (sulinggih)  yang akan memuja, tukang banten dan orang yang melaksanakan yadnya itu hendaknya seiring sejalan, tidak saling bertentangan.
  • Tidak boleh berpikir yang tidak baik, serta mengeluarkan kata-kata yang kasar dan tidak enak didengar.
  • Perbuatan yang mencerminkan rasa bhakti yang dilandasi kesucian diri pribadi hendaknya yang selalu ditampilkan.


Senin, 18 Februari 2019

Purnama Sasih Kesanga, Anggara Kasih Tambir, Super Moon, Purnama Perige




Hari Selasa, 19 Februari 2019 merupakan Purnama, bulan bulat penuh, atau dikenal dengan istilah Super Moon. Tidak hanya itu, Purnama kali ini merupakan Purnama Perige, dimana ukuran bulan akan menjadi lebih besar 14 % jika dibandingkan saat purnama Apoge. Kelebihan lain pula adalah bulan akan terlihat lebih cemerlang 30 % sinar cahayanya.



Fenomena Supermoon atau Purnama Purana Perige terjadi bilamana posisi bulan berada di tempat paling dekat dengan bumi. Jarak bulan dengan bumi hanya berada sekitar 363.300 km saja. Bandingkan dengan jarak bulan dan bumi saat Purnama Apoge yang berjarak 405.500 km.

Hari Selasa ini juga merupakan Purnama Sasih Kesanga, Anggara Kasih Tambir, sekaligus Kajeng Kliwon. Umat yang meyakininya akan melaksanakan puja dan juga doa, bagi kesejahteraan kita bersama, sesuai dengan cara dan dengan beragam gaya yang dipercaya bisa menghantar mencapai cita-cita tersebut.



Menurut filosofi Hindu (Wayan Suyasa, 2016), Sasih Kesanga adalah puncak dari bulan kotor / cemer, sehingga umumnya juga dikenal sebagai Sasih Butha. Sasih Kesanga yang merupakan bulan ke Sembilan di setiap Tahun Saka, disebut pula Sasih Butha, bermakna saat tepat untuk melaksanakan korban suci Butha Yadnya (persembahan kepada Butha. Sasih Kesanga ini tidak baik dipakai sebagai Dewasa Ayu Manusa Yadnya utamanya menikah, dan tidak baik juga dipergunakan sebagai dewasa Dewa Yadnya.



Kajeng Kliwon  (Tantrayasa, 2015) merupakan hari yang dikeramatkan oleh umat Hindu dan orang Bali, karena konon Sang Tiga Buchari bermohon pada Sanghyang Durgha Dewi, mengundang semua desti, teluh, terangjana, yang mengakibatkan timbulnya kekacauan dan merajalelanya seribu satu macam penyakit yang mengancam keselamatan umat manusia. Pada Hari Kajeng Kliwon ini, umat Hindu di Bali menghaturkan sesajen dan persembahan kepada Sang Hyang Dhurga Dewi, di tanah, sesajen dihaturkan untuk Sang Butha Bucari, Sang Kala Bucari, dan Sang Durgha Bucari. Penjelasan ini bermakna pada saat Kajeng Kliwon, dimana Sang Butha Kala menggoda dan energi negatif cenderung lebih kuat daripada energi positif, manusia menghaturkan sesajen sebagai simbol upaya pengendalian diri, menetralisir beragam upaya yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi manusia.



Sesuai dengan perputaran musim, khusus terkait dengan iklim di Indonesia, Sasih Kesanga merupakan pergantian musim (Panca Roba) dari musim hujan ke musim panas. Sedang Sasih Kedasa digolongkan sebagai Sasih Dewa, misalnya : hari yang dianggap baik untuk memakuh aneka tempat suci saat purnama Sasih Kedasa (pertengahan Sasih Kedasa). 

Menurut Perhitungan dalam agama Hindu, sebelum memasuki yang disebut dengan Sasih Kedasa / Sasih Dewa, aneka macam Pralingga maupun Pretima sthana Ida Bethara (symbol dari Tuhan / Dewa / Leluhur dibersihkan, disucikan, dengan rangkaian upacara ritual mekiyis / melasti / mekiyis ke berbagai tempat sumber air seperti beji, campuhan, pantai / segara. 



Hal ini yang menjadi alasan upacara melasti pada umumnya dilaksanakan menjelang akhir sasih Butha / Sasih Kesanga, sebelum memasuki Sasih Dewa (saat yang dianggap tepat untuk memuja Dewa atau melakukan ritual Dewa Yadnya).

Referensi :
Wayan Suyasa. 2016. Sasih Kesanga. Bali.
Sudarsana, I. B. Putu. 2003. Ajaran Agama Hindu. Denpasar: Percetakan Bali
Kasturi. 2014. Sadhana (Disiplin Spiritual). Surabaya: Paramita
Pemerintah Propinsi Bali. 2001. Arti dan Fungsi Sarana Upakara.
Gede Sura. 2015. Pengendalian Diri dan Ethika, Departemen Agama RI