Sabtu, 28 Desember 2019

YJHN, Melayat, Melukat, Merapat, Sahabat Selamanya, 27 Desember 2019



Sahabat Selamanya, YJHN Jum’at, 27 Desember 2019. Karangasem – Gianyar - Denpasar – Singaraja – Tabanan – Denpasar.

Keluarga pak Minggu berduka. Ayahnda tercinta meninggal dunia. Kremasi dan Ngaben dilangsungkan pada hari Jum’at, 27 Desember 2019, bertempat di Krematorium Pengayom Umat Hindu, di Singaraja Kota. Pak Minggu adalah Relawan aktif dan setia di YJHN, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara. Maka, kami yang berkenan dan punya waktu, sepakat bergabung melayat ke Singaraja. Kesedihan sahabat adalah juga kesedihan kita bersama, dan kami berempati terhadap duka sahabat, meski tidak bisa semua Relawan YJHN hadir. Kebersamaan juga tidak berarti harus selalu hadir bersama-sama (Santi Diwyarthi, Ni Desak Made. 2019).



Yayasan Jaringan Hindu Nusantara berdiri semenjak Hari Selasa, 1 Oktober 2013, dengan Para Pendiri : Ida Pandhita Mpu Jayawijaya Ananda, Putu Gede Raka Adnyana, Ngurah Pratama Citra yang kini bergelar Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerthananda, Wayan Kantha Adnyana, Wayan Sukarma, Ketut Kinog, dan Ida Bagus Adnyana. Para Penasehat dan Pengawas Yayasan Jaringan Hindu Nusantara adalah Ida Pandhita Mpu Jayawijaya Ananda, Putu Gede Raka Adnyana, Wayan Sukarma, dan Gusti Putu Karep. Yayasan Jaringan Hindu Nusantara memiliki Visi: “Hindu Nusantara yang ber Bhinneka Tunggal Ika, menjunjung tinggi nilai – nilai local genius dan nilai – nilai Hindu yang universal”.




Hari Jum’at, 27 Desember 2019. Ada Mbak Ade Asry yang bergerak dari Padang Bay, Karangasem. Ada Ki Nyoman Matra beserta istri tercinta bergerak dari Gianyar, ada Bunda Ayu Wirati dan aku dari Denpasar, ada pula Bunda Ratu, Desak Sri Rejeki, dari Tabanan. Berenam kami berangkat bersama pukul 09.00, tujuan pertama adalah Singaraja kota. 




Mampir di Baturiti menikmati makan siang, setelah perjalanan panjang menyusuri gunung dan danau, ratusan kelokan, turunan dan tanjakan, akhirnya pukul 12.30 siang kami tiba di Krematorium, menyapa Ki Minggu dan seluruh keluarga besarnya. Bahkan, Bunda Ratu sempat ngaturang ngayah, ikut prosesi persembahyangan, melantunkan kidung suci, demi melancarkan meleburnya Sang Atman bersatu dengan Sang Brahman. Ibunda pak Minggu yang berusia 83 tahun terlihat sangat cantik dengan wajah ramah serta rambut perak yang digelung rapi.








Kepergian anggota keluarga tercinta senantiasa meninggalkan suka dan duka dengan berjuta kenangan tersisa. Namun, perjalanan panjang kehidupan akan terus bergulir mengalir…. Yang bisa kita lakukan adalah terus bergerak, melanjutkan perjuangan, tetap bersemangat, tidak bisa hanya berdiam diri dan menolak untuk melakukan aktivitas berkarya.






Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Griya Taman Kertha yang terletak di Bubunan. Bergerak ke arah Barat. Meski Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerthananda sedang memuput rangkaian upacara di Lombok, kami tetap nangkil ke Griya, menghaturkan beberapa dus air mineral, dan mengobati kerinduan akan semangat kebersamaan ini….. Bahkan, dengan semangat kekanakan yang menggelora, kami melakukan berbagai upaya demi mendapatkan mangga dari pohon mangga yang berada di halaman Griya Kertha Nanda. Setelah menyapa ibunda Ida Rsi yang terlihat sangat energik meski sudah sangat sepuh, kami berpamit undur diri untuk melanjutkan perjalanan. Waktu menunjukkan pukul tiga sore hari, saat mobil yang dikendarai Ki Nyoman Matra berangkat melewati jalan di sepanjang kecamatan Busung Biu, menuju Pupuan, kemudian Bajra, menuju Tabanan kota. 










Rombongan kami memutuskan mampir ke rumah Relawan YJHN lainnya, di Meliling, Ki Made Sutama. Kami terbiasa menyapa dengan awalan Ki, bagi Para Relawan Pria, dan Bunda bagi Para Relawan Wanita, demi keakraban.Kebetulan Ki Made Sutama beserta Istri, Luh De, sedang berada di Banjar Bangkiang Mayung. Biasanya mereka berada di Banjar Sayan, Ubud, karena juga memiliki rumah dan bekerja di Ubud. 





Kami dijamu dengan keramahan warga kampung, indahnya nasi anget dan sayur yang dipetik dari kebun sendiri, jukut gondo dan jukut tuwung (terong), serta sambel bawang goreng. Kami juga disapa dengan hangat oleh kedua orang tua Ki Made Sutama. Mereka terlihat energik dengan rambut berwarna putih perak…… Tanpa menunggu lama lagi, kami makan bersama dan menghabiskan hidangan yang tersedia. Ahh, hujan yang menemani perjalanan kembali kami menuju Denpasar, lelah berkepanjangan, dan mabuk dalam perjalanan, membuat hidangan hangat ini begitu menggoda……




Waktu menunjukkan pukul 18.30, saat kami melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Kendaraan yang berjalan padat merayap, bahkan, macet lama di beberapa titik jalan, sungguh terasa nuansa libur Natalan dan Tahun Baru, juga libur sekolah, ditambah suasana hujan ini. Namun ada sesuatu yang tidak bisa terbeli dan terganti… Kebersamaan, persahabatan, kekeluargaan, mengalir indah, dalam segala suka dan duka, baik dan buruk, sedikit dan banyak. Ini bukanlah tentang besaran harga uang semata, ini bukan lagi tentang selalu hadir bersama… Ini adalah tentang rasa, tentang empati, tentang semangat, spirit kebersamaan, yang diemban Yayasan Jaringan Hindu Nusantara, tentang kepedulian, tentang yadnya, tentang dharma, tentang doa, cita-cita, dan cinta kasih, yang senantiasa akan kita jaga, kita tebarkan, kita kembangkan, dan kita teruskan bersama, selamanya.




Pada Periode Awal, Tahun 2013, Kepengurusan Yayasan Jaringan Hindu Nusantara adalah Ngurah Pratama Citra selaku Ketua Umum. Sekretaris Jenderal adalah Wayan Kantha Adnyana, Sekretaris I adalah Made Ayu Diah Indira Virgiastuti T., Sekretaris II adalah Ade Swadhe, Bendahara I adalah Ida Bagus Adnyana, Bendahara II adalah Ida Bagus Purnawan. Bidang I terkait urusan Dharma Agama dengan Ketua adalah Nyoman Matra, Bidang II terkait urusan Dharma Negara dengan Ketua adalah Ngakan Nyoman Kutha Pariartha.

Ketua Bidang I, Nyoman Matra, terkait urusan Dharma Agama, dibantu dengan anggota Bidang Tattwa: Tiwi Etika dan Nyoman Suharta, Bidang Susila: Komang Susila, dan Bawa, Bidang Acara: Vajra Satva dan Jarot Widhi, Bidang Kelembagaan: Putu Dana dan Gede Artha, Bidang Sraddha Bhakti: Ida Bagus Putra dan Wayan Seni Arsana.

Ketua Bidang II, Ngakan Nyoman Kutha Pariartha, terkait urusan Dharma Negara, dibantu dengan anggota Bidang SDM: Edi Susilo dan Putu Liongs, Bidang Hukum dan Ekonomi: Ida Bagus Putu Susena, Bidang Organisasi, Wyatt Geniten dan Dhanu Wijaya, Bidang Informasi dan Teknologi: Ketut Susila dan Putu Sugiharta, Bidang Luanr Negeri: Nyoman Sudiana, Saptana dan Yogi Iswara.

Susunan Dewan Kepengurusan ini masih dilengkapi dengan Koordinator Yayasan Jaringan Hindu Nusantara dari berbagai daerah, seperti: Dino Pranoto dari Palangkaraya, Nipung Bulu dan Martin Riung dari Barito Timur, Habibi dan Ketut Suprayitna dari Murungraya, Ketut Fourent Kusamba dari Katingan (Kalimantan Tengah), Sukono Kardimin dari Lampung, Oka Suyasa dari Klungkung, Nengah Sudana dari Tabanan, Gede Marayana dari Singaraja, Ida Bagus Anggapurana Pidada dari Karangasem, Sri Guru dari Bangli, Pan Dana dari Badung, Romo Poniman dari Banyuwangi, Wayan Moel dari Malang, Viant dari Tengger, Wayan Sudarma dari Surabaya, Hismudiati Mubadi dari Sidoarjo, Hartin Kasah Subroto dari Tulungagung, Slamet Prawiro dari Solo, Andri Asanto Mahendra Jawane dari Semarang, Guru Rakanadi dari Cikarang, Dewa Sanisca dari Jakarta, IGAI Puspadiani idari Bekasi, Wayan Coeklexz dari Cilegon, Nyoman Marheni dari Bandung, Sudharma Yamko dari Maluku, Nengah Sumendra dari Sulawesi Tengah, Gentha Apritaura dari Lombok, Agus Mahasaputra dari Papua, Agung Parwati dari India, Aryani Willems dari Jerman, Ketut Janssen dari Belanda, Vedanta Yoga dari Jepang.







Yayasan Jaringan Hindu Nusantara memiliki Visi: “Hindu Nusantara yang ber Bhinneka Tunggal Ika, menjunjung tinggi nilai – nilai local genius dan nilai – nilai Hindu yang universal”.

Yayasan Jaringan Hindu Nusantara memiliki Misi:
11. Menyebarkan keberadaan umat Hindu di seluruh Nusantara melalui media IT maupun kunjungan sosial (Dharma Yatra).
22. Meningkatkan pemahaman pengetahuan umat Hindu secara Tattwa, Etika, dan Ritual, baik melalui media Forum Dharma Tula (FDJHN) maupun kunjungan sosial (Dharma Yatra), dan Dharma Wacana langsung ke lokasi kantong umat Hindu.
33. Membangun dan memperkuat Jaringan Hindu sebagai basis koordinasi di seluruh nusantara, melalui koordinator wilayah masing – masing.
44. Melindungi dan memproteksi umat dari segala intimidasi, diskriminasi, dan upaya konversi yang dapat merongrong keutuhan Hindu di nusantara.

Dalam upaya mewujudkan Visi dan Misi yang mampu bersinergi secara harmonis, Program Kerja yang ditetapkan Yayasan Jaringan Hindu Nusantara adalah :
11. Dharma Yatra ke kantong – kantong umat yang membutuhkan bantuan menurut kebutuhan / undangan dalam skala prioritas.
22. Dharma Yatra, Dharma Wacana dan Dharma Tula secara berkala ke daerah – daerah umat Hindu sesuai prioritas.
33. Tanggap darurat membangun kebersamaan jika terjadi permasalahan atau musibah atas kejadian – kejadian yang menimpa umat kita dimanapun berada di seluruh nusantara.
44. Memfasilitasi terbangunnya dana punia dan mempertemukan umat yang peduli dan umat yang membutuhkan kepedulian untuk umat di seluruh nusantara, baik materi maupun spiritual.
55. Membangun Jiwa Militansi Jaringan Hindu melalui informasi yang benar, baik pendidikan, pekerjaan, wirausaha, maupun karakter, untuk peningkatan SDM Hindu Nusantara.





Sudah tentu, Rencana Program Kerja, penjabaran aplikasi dalam pelaksanaan, juga evaluasi hasil kerja, baik dari Visi dan Misi yang dimiliki Yayasan Jaringan Hindu Nusantara ini diharapkan dapat berlangsung secara konsisten, terus menerus dan berkelanjutan, ber sinergi dengan berbagai elemen serta komponen masyarakat dimana pun berada, berkembang seiring kemajuan jaman. Tujuannya adalah dalam upaya pengembangan dan peningkatan Sraddha umat Hindu, pemahaman terkait Tattwa, Etika dan Ritual Keagamaan yang harmonis dengan kearifan lokal masyarakat itu sendiri, dimana pun berada. Sehingga umat Hindu memiliki kepribadian yang sehat jasmani dan rohani, dan mampu beradaptasi di mana pun berada, ber kontribusi positif bagi masyarakat sekelilingnya.

Kepengurusan Yayasan Jaringan Hindu Nusantara kini, dengan Ketua Wayan Kantha Adnyana, Pembina:  Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Kerthananda dari Griya Taman Kertha, Bubunan Singaraja, Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti dari Griya Buana Dharma Shanti, Sesetan Denpasar, Ida Pandita Mpu Jayawijaya Nanda dari Griya Taman Bali, Kuta.

Organisasi bergerak secara dinamis seiring dengan pergerakan pimpinan juga anggota manajemen yang terlibat di dalamnya. Yayasan Jaringan Hindu Nusantara diharapkan mampu berkembang menjadi organisasi yang positif dan memberikan manfaat bagi umat Hindu, bagi banyak orang, bagi bangsa dan Negara Republik Indonesia. Berkumpulnya banyak orang, banyak kemauan dan kemampuan, berbagai latar belakang yang berbeda-beda, dengan situasi dan kondisi masyarakat yang juga berbeda-beda, sudah tentu membutuhkan pengendalian ego dan emosi agar bisa tercapai hasil maksimal pula. Namun dengan semangat ngaturang ngayah, semangat bekerjasama, berdoa dalam mewujudkan hasil, semoga Yayasan Jaringan Hindu Nusantara bisa bertumbuh dan berkembang semakin baik dari hari ke hari (Santi Diwyarthi, Ni Desak Made. 2019).

Karmani eva dhikaras te, Ma paleshu kadachana, Ma kharma phala, hetur bhur, Ma te sango, stu a karmani (BG II: 47). Kewajibanmu kini hanya bertindak, Bekerja tanpa mengharapkan hasil, Jangan sekali-kali pahala menjadi motifmu, Jangan pula hanya berdiam diri.

Referensi :

Santi Diwyarthi, Ni Desak Made. 2019. Sadhana Youth Camp. Pasraman Kilat sebagai Sarana Pengembangan Potensi kepemimpinan Remaja. Denpasar: Kompasiana.

Santi Diwyarthi, Ni Desak Made. 2019. Sejarah Berdirinya Yayasan Jaringan Hindu Nusantara. Denpasar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar