Selasa, 24 Juli 2012

Antonius Hardy

Staf manajemen STPNDB sungguh peduli dan sangat perhatian dengan berbagai situasi dan kondisi STPNDB. Kepedulian ini terwujud dalam banyak hal. Salah satunya, dari sekian banyak kisah, adalah pada peristiwa yang menimpa Antonius Hardy.

134313900010492336

Kami sedang berkumpul di ruang dosen Administrasi Perhotelan pagi itu. Berdiskusi dengan para dosen dari Program Studi Manajemen Akuntansi Hospitaliti, Ibu Ni Ketut Mareni, Ibu Ni Made Sri Rukmiyati, Ibu Riska Yusmarisa, Bapak Ketut Sudarsana, Bapak Ketut Reja Arjana, Ibu Ketut Anggreni.



1343139048582916792

1343139320726576314

Kutuntaskan satu bimbingan skripsi saat pak Wayan Jata tiba di ruang kami. Sambil berdiskusi dengan bapak Ir. Nyoman Sukana Sabudi, M.EP, ibu Dra. IGA Mirah Darmayanthi, M.Si, ibu Diah Sastri Pitanatri, A.Par, kami ketahui info dari pak Jata, salah satu mahasiswa STPNDB sedang berada di rumah sakit.

1343139100909946583

Ah..... duka kami bagi mahasiswa ini. Dan, kami putuskan berangkat bersama, untuk membesuknya di Rumah Sakit Surya Husada, di Sanglah. Aku menggandeng bu Mirah. Kami berangkat dengan 2 motor, menembus panas jalan raya Nusa Dua - Denpasar, di tengah terik mentari, dan macet jalanan berdebu. Satu jam di jalanan, kami tiba juga pukul 11.15 di salah satu ruang tipe Pendet di lantai tiga rumah sakit tersebut. Seorang ibu cantik berdiri di samping mahasiswa yang terbaring lemah. Kalung bersalib terlihat melingkar di lehernya.

13431391501266792313


Antonius Hardy, adalah mahasiswa kami dari Program Diploma III, Program Studi Manajemen Tata Boga, semester 3. Pada saat kejadian kecelakaan menimpanya, Rabu, 17 Juli 2012, dia baru dua minggu menjalani masa training di hotel Bxxxxx Tree. Malam hari, sehabis training dan mengikuti evaluasi hasil training malam itu, mengendarai motor di jalanan sepi dan menikung, dengan kecepatan rendah, laju motornya justru lurus, hingga dia menghantam pagar tembok balok pembatas, hingga tembok balok semen sebesar itu terbelah menjadi beberapa bagian. Motornya masuk jurang, dan dia dalam keadaan koma dibawa ke rumah sakit, oleh staf manajemen hotel.
 

13431391821135794265

Begitu mendapat info tentang anaknya, ibunya berangkat dengan pesawat pertama dari Jakarta menuju Denpasar, dan terus mendampingi di rumah sakit. Tangan kiri patah, kaki kiri patah, darah memenuhi wajah dan mengalir dari telinga kanannya. Namun kini, kaki kirinya berbalut perban setelah menjalani operasi. Tangan kiri dibalut gips, dan, beberapa pen ditanamkan di wajah untuk menyambung tulang rahang dan tulang wajah.

 1343139206816610450

Putra bungsu dari tiga bersaudara ini akan berangkat malam ini juga, dengan pesawat ke Jakarta. "Karena kami tidak memiliki keluarga di Bali, dan agar dekat dengan seluruh keluarga besar" sahut ibunya. Ibunya lanjut dengan uraian, betapa, sebenarnya dia tidak pernah rela mengijinkan putra bungsunya berangkat menempuh pendidikan terpisah jauh dari keluarga. "Banyak sekolah pariwisata yang bagus di Jakarta. Ada UPH, dan juga yang lain. Namun kok ya, dia bisa memilih Bali", ujar sang ibu. Dia juga menyesali keputusan bapak Antonius, yang membelikan motor bagi anaknya.

Ehm, seorang ibu cantik yang terlihat panik dan berduka, karena sang anak mengalami kecelakaan. Ah, duka seorang bunda, adalah juga duka kami. Tidak ada seorang pun, yang ingin berada dalam situasi duka. Apalagi, menghadapi situasi tersebut sendirian, tanpa ada teman curhat, untuk berbagi perasaan dan kesedihan.

"Cutilah dia semester. Lekas sembuh, dan bergabung kembali untuk menuntaskan pendidikanmu", kata pak Wayan Jata. Lalu beliau menghubungi beberapa staf manajemen lembaga kami, memastikan transportasi yang akan turut menghantarkan Antonius Hardy dan ibunya ke bandara sore hari, untuk berangkat menuju Jakarta. Pak Jata juga membantu mengurus administrasi asuransi yang harus dituntaskan oleh ibu Antonius dan pihak manajemen rumah sakit, menyerahkan data kelengkapan surat cuti bagi Antonius dari STPNDB.
Satu jam berada di sana, menguatkan hati Antonius Hardy beserta ibunya, kami mohon diri, berpamit untuk melanjutkan perjalanan kami.

1343139261177699094

Duh, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Semoga dia lekas sembuh, berkat doa dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, keluarga dan para sahabatnya, para dosen dan pegawai STPNDB, juga staf manajemen dimana dia mengikuti training......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar