Sabtu, 28 Januari 2017

Kadek, Anak kecil penjaja kipas dan jepit rambut





Sabtu, 28 Januari 2017, Setelah tuntas urusan rumah tangga, aku bergerak keluar, bersama motorku tercinta, si hitam manis nyonya tua. Cuaca cerah berawan. Semoga tidak turun hujan, karena jemuranku berderet panjang.

Kendaraan jenis honda astrea grand ini keluaran tahun 1992, yang kubeli tahun 1993, di saat awal mulai bekerja di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Berpuluh tahun menemani langkahku menyusuri jalan raya, Denpasar - Nusa Dua, hampir setiap hari, bahkan, beberapa kali setiap harinya. Termasuk juga mengelilingi pulau Bali, ke seluruh kabupaten di Propinsi Bali ini.

Baru bulan lalu ganti oli, service, ganti kampas rem. Namun, dengan ritme kerja seiring langkahku, per hari bisa menempuh jarak berpuluh km, bahkan, hingga ratusan km per harinya, maka motor ini harus rajin di pelihara. Maka, kali ini ganti oli lagi, service, cek lampu, dan berbagai hal lainnya.... Bengkelnya kupilih yang dekat rumah saja, agar lebih nyaman menunggu, gampang, dan banyak pekerjanya.

Aku duduk menanti para karyawan bengkel menangani motorku, si hitam manis nyonya tua, menikmati alunan lagu Mariah Carey yang empuk renyah.... Against All Odds (Take a look at me now). Kulihat seorang perempuan paruh baya mengendong bayinya, menenteng barang dagangan, balon, jepit rambut, mainan anak-anak. Disampingnya, berjalan seorang anak lelaki berumur lima tahun, juga menenteng beraneka mainan balon yang belum ditiup.

Berikutnya, seorang anak perempuan berumur 7 - 8 tahun, menghampiriku. Dia menawarkan barang dagangannya. "Bu, beli kipas saya ya?". Ah... tatapan matanya yang polos, senyumannya yang penuh semangat..... mengingatkanku pada anak-anakku, juga anak lain yang juga sedang belajar berjuang, mengenali hidup, memelihara semangat untuk menemukenali jati diri...... Kuambil juga jepit rambut yang dijualnya. kuangsurkan sejumlah uang. Gak tega aku banyak bertanya.... Dia segera berlalu, setengah berlari, bergegas menghampiri ibunya.

Namanya Kadek. Mengingatkanku pada semangat anak-anak, dengan tatapan polosnya...... 

Terkadang..... Hidup tidaklah berjalan mudah. Tidak seindah harapan dan impian yang kita inginkan. Terjatuh dan tersungkur berkali, bangkit kembali berkali dan berkali, lagi dan lagi..... Tersenyumlah selalu, sayang. Tersenyum dan tetap kobarkan semangat di hatimu.....

Dan aku kembali terpekur, menanti si hitam manis nyonya tua selesai didandani kembali....








2 komentar:

  1. bu santi,, saya baru pulang dari bali, saya bertemu kadek dan ibu nya kmrn di halaman joger bali yg berseberangan dg warung nasi pedas andika,, saya kesana menemani teman saya yg berbelanja oleh2 setelah dr krisna ke joger,seorg anak perempuan yg wajah ny sangat mirip dg foto yg ibu pajang disni menghampiri saya dg mmbawa jepit rambut 10ribu saja katanya,, saya kaget murah sekali daripada dua toko oleh2 tsb mencapai setngah harga hanya 10rb sudah mendapat 10pcs jepit, tapi sayang sekali kenapa byk org menolaknya,, padahal utk wisatawan lokal jepit itu bs mnjadi hadiah utk anak dan krlga yg memiliki anak perempuan atau bhkan teman sekantor dg alasan ini souvenir oleh2 utk yg memiliki anak perempuan. saya mmbeli nya dan alhasil saya mndadani anak saya yg balita dan TK dgn jepit tsb dan aura bali hadir dirmh saya akhirnya berkat jepit tsb.saya melihat seorang ibu yg mnggendong balita tdk jauh dari kadek.jika ibu bertemu dg ibu penjaja dg bayi,, tahun 2019 ini saya melihatnya menggendong balita saya sedih melihat ibu itu ditolak utk mmmbeli daganganny padahal cuma 10rb.toko oleh2 yg terkenal di bali jg kalah dr murah nya si ibu kadek tsb menjualnya.ijin kan saya meminjam foto ibu dg kadek karena saya ingin melengkapi cerita saya.karena saat kmrn saya tdk smpat berfoto dg kadek.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus