Selasa, 11 September 2018

Pembinaan Mental dan Disiplin Pegawai (L'Esprit du Corps) 20 - 25 Agustus 2018



Setiap organisasi maupun lembaga mengharapkan sumber daya manusia yang ada di dalamnya memiliki motivasi, disiplin kerja dan kinerja maksimal dalam mencapai visi dan misi yang ada. 



Dan hal ini yang mendorong diadakannya pembinaan mental serta disiplin pegawai secara konsisten. Diharapkan pembinaan mental ini mampu meningkatkan semangat kerja serta kebersamaan di antara pegawai, yang kelak dapat mengembangkan kompetensi dalam mewujudkan kinerja maksimal pula. 



Motivasi menurut Morgan dalam Marwansyah (2002: 151) merupakan kekuatan yang mengendalikan atau menggerakkan seseorang, faktor pendorong atau  alasan dari perbuatan yang dilakukan pegawai. Disiplin menurut Siswanto (2001) merupakan sikap menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak, sanggup melaksanakan tugas, dan tidak mengelak terhadap sanksi jika melakukan pelanggaran. Kinerja menurut Mangkuprawira dan Hubeis (2001: 160)  merupakan hasil dari proses kerja yang terencana, baik dalam hal kualitas maupun kuantitas yang dicapai seorang pegawai. Menurut UU No. 43 Tahun 1999, terdapat delapan tolok ukur kinerja Pegawai, mencakup tanggungjawab, kesetiaan, ketaatan, kejujuran, tanggungjawab, prakarsa, kerjasama,  hingga kepemimpinan.



Pembinaan Mental dan Disiplin Korps Pegawai Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali pada tahun 2018 dilaksanakan pada dua periode. Periode pertama dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 22 Agustus. Periode kedua dilaksanakan pada tanggal 23 s/d 25 Agustus. Bertempat di Jogjakarta.



Ada beberapa alternatif tujuan sebelumnya. Namun keputusan terakhir adalah Jogja. Setelah beberapa kali mengalami penyesuaian lokasi, agenda kegiatan, daftar peserta, kami berangkat dalam dua rombongan, karena tidak mungkin memberangkatkan sekaligus sekian banyak pegawai, pada periode pertama ini.



Tidak hanya sekedar menjadi peserta yang duduk manis mengikuti setiap rangkaian kegiatan, kami diminta bermain peran, melibatkan diri, menjadi pemimpin, menjadi peserta, menjadi bawahan, secara aktif pada setiap rangkaian kegiatan. Tidak cuma sekedar bermain, ber hura hura, kami juga dituntut waspada, diminta berbasah-basah, ikhlas dikerjai teman lain, mengerjai teman lain, benar benar tanpa jarak, lepas dari rutinitas pekerjaan yang biasa dilakukan. Bahkan, merencanakan bepergian bersama disaat ada waktu luang yang memang disediakan panitia untuk menikmati suasana kota Jogjakarta.



Kami menikmati jajanan khas kota Jogja, menyaksikan pagelaran wayang orang dengan penataan event ala Jogja, khas dengan pesindennya, anak anak yang ikut serta dalam sendratari wayang orang tersebut, bahkan berfoto bersama para pemerannya. Kami juga mengunjungi Museum Ulen Sentalu yang menggambarkan perkembangan jaman kerajaan Majapahit yang terjadi di masa lalu di Jogja, belajar membatik di Desa Wisata Penting, menikmati suasana alam pedesaan dan makanan yang digelar ala Jogja, mulai dari lele goreng, lalapan sayur segar, wedang teh jahe, tempe mendoan dan jaje ketan, tempe bacem, bandrek, gudeg, dan, berbagai macam hidangan lain. Namun satu hal yang kuyakini, hidangan Jogja, pada umumnya memang terasa lebih manis dibanding hidangan Bali.



Aku bahkan sangat menikmati musik jalanan yang dimainkan oleh sekelompok anak muda di kota Jogja di saat malam hari, sambil menari bersama mereka, sebelum kemudian lanjut menyusuri jalanan kota ini, dan mencoba keberuntungan dengan menyusup di antara dua buah beringin raksasa di alun alun Selatan kota Jogja, namun gagal.



Well….. Tiga hari Pembinaan Mental dan Disiplin Korps Pegawai Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, mungkin belum cukup sebagai modal dalam mengembangkan kinerja agar bisa efektif dan efisien dalam bertugas mewujudkan visi dan misi lembaga kami, perlu usaha yang tegas, komitmen bersama, dan konsisten, berlangsung terus menerus. Tapi kami akan selalu bergerak bersama, bersama dalam berbagai situasi, di setiap langkah untuk mewujudkan ini semua. Karena kami semua adalah sahabat dan saudara, dan saudara adalah pilar terbaik bagi suatu organisasi dalam mencapai tujuannya……. ‘Coz we are family, and family is pillars of state.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar