Senin, 19 Oktober 2009

Pak Made Andi Arsana

"Saya sedang memasak...." . Demikian komentar bapak kita yg satu ini, saat saya sapa di chat box fb, suatu ketika belum lama ini. Tidak heran, seorang pria bisa memasak. Banyak orang pintar masak, lihai dibidang kuliner. Mereka yang jawara dalam berbagai lomba masak, Chef handal, seni ukir buah, pahat es. Bahkan, banyak murid Food & Beverage Management lakukan ini, hingga ke local genius kita, orang orang di Kemoning sana, di Sepang, di Banjarangkan, di Tejakula, di Mendoyo, pinter nge lawar, ngae betutu, tum klungah, serapah, sate lilit.

Namun, akan menjadikan kita kagum, jika orang se kaliber pak Andi yang melakukannya. Di tengah kesibukan mengejar disertasi, menjadi tiang rumah tangga, mengurus keluarga, masih sempat mengikuti berbagai aktivitas tingkat dunia, bikin buku, dan... memasak.

Banyak orang yang masih ber mental priyayi, laku priyayi, mengutamakan ego dan nilai nilai pribadi, tidak mau merendahkan diri, lebih minta dilayani.

Dari Pak Andi, saya belajar nilai - nilai keluarga seharusnya, jabatan, karir, dan tugas, tidak membuat seseorang malu dan risih lakukan tugas memasak bagi keluarga
Dari Pak Andi saya belajar, bahwa menulis bukan sesuatu hal yg harus ditakuti,
belajar terbuka pada dunia luar tentang isi hati kita, pengalaman kita, berbagi ceritera dan berita
Dari Pak Andi saya belajar, bahwa kita bisa lakukan banyak hal sekaligus, tanpa harus merasa malu dan jatuh martabat, dan, tetap berprestasi. .

I Made Andi Arsana, S.T., M.Eng., adalah dosen Jurusan Teknik Geodesi Fakultas Teknik (FT) UGM, yang menorehkan prestasi gemilang dalam Olimpiade Karya Tulis Inovatif yang digelar oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Perancis.

Dalam kompetisi tersebut, Arsana berhasil meraih juara umum dalam kategori sosial, politik, hukum, dan ekonomi, sehingga berhak atas hadiah sebesar 750 Euro.
Olimpiade Karya Tulis Inovatif (OKTI) merupakan sebuah forum ilmiah yang untuk pertama kalinya diselenggarakan di Paris, Perancis, pada tanggal 10 s.d. 11 Oktober 2009. Tema OKTI tahun ini adalah "Kontribusi Pelajar Indonesia untuk Menjawab Tantangan Masa Kini dan Masa Depan".

Ketua PPI Perancis, Endra Saleh Atmawidjaja, seperti dilansir Antara dan Rakyat Merdeka Online, mengatakan penyelenggaraan OKTI adalah untuk menghimpun berbagai pemikiran orisinal, aktual, dan inovatif dari para pelajar Indonesia sedunia dalam kategori sains terapan dan teknologi, serta sains sosial, hukum, politik, dan ekonomi. Selanjutnya, berbagai hasil riset yang inovatif dan aktual tadi menjadi landasan perumusan butir-butir rekomendasi kepada pemerintah Indonesia. Selain itu OKTI juga bertujuan untuk membangun jaringan keilmiahan antarpelajar Indonesia di berbagai belahan dunia sebagai calon penerus kepemimpinan Indonesia di masa yang akan datang.

Arsana adalah kandidat doktor di Australian Natonal Centre for Ocean Resources and Security (ANCORS), University of Wollongong, Australia, dan kini juga dipercaya menjabat sebagai Presiden PPI Australia-Wollongon g. Setelah melalui seleksi ketat, 45 juri dari berbagai disiplin ilmu menetapkan Arsana unggul atas 16 finalis yang telah dipilih untuk mempresentasikan karya masing-masing. Secara keseluruhan, ia berhasil menyisihkan 54 karya tulis dari 16 PPI yang mengikuti kompetisi ini, yakni Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, Rusia, Italia, Swedia, Turki, Pakistan, Arab Saudi, Taiwan, Korea Selatan, Philipina, Australia, dan Indonesia.

2 komentar: