Jumat, 06 Desember 2013

Menangis saja tidak akan hentikan masalah, bukan? Aku bangga pada kalian semua.....





Putra bungsu ku, Yudha,  demam. Semenjak kemarin tidak bersekolah, dan hanya terbaring lemah ditempat tidur. Minum obat dan berbaring dijaga oleh bapaknya. Aku juga dari kemarin alami keram di perut. Suami meminta ku untuk berobat ke dokter, ah kupikir akan segera hilang setelah minum obat. Namun tidak juga. Maka, kuputuskan akan segera ke UGD di RS Sanglah.

Tidak ada lauk pauk di rumah, maka harus ada yang ke pasar. Namun, simbok yang kuminta ke pasar di pagi hari menolak. Dengan alasan, dia harus berangkat kerja pagi sekali, sebagai penjual es di salah satu kantin sekolah SMP. Hmmm..... menangis takkan hentikan problem yang kita hadapi, bukan? Well, aku beranjak ke pasar depan perumahan kami untuk belanja sayur dan bahan mentah lainnya. Lanjut masak, hingga hidangan siap, berupa ayam goreng, babi kecap berkuah, dan sayur pakis berbumbu kesuna cekuh.

Waktu menunjukkan pukul 8 pagi, tatkala aku bersama putra sulung, Adi, berboncengan dengan motor, berangkat menuju RS Sanglah. Suami merawat putra bungsu, memberinya obat, dan merayunya untuk sarapan. Di tengah jalan kami mampir untuk memfotokopi surat-surat yang mungkin dibutuhkan, seperti KTP ku dan Adi sebagai penghantar, kartu ASKES yang kumiliki.

Tiba di UGD, aku dilayani oleh tiga gadis cantik dari sekolah perawat yang sedang praktek disana, cek tensi dan suhu tubuh. Namun dokter jaga menjelaskan bahwa aku hanya akan disuntik dengan obat penghilang nyeri di bagian perut, sedang tindakan rontgen / Ultra Sono Grafi tidak dilakukan bagi pasien UGD. Hanya ada tindakan penanganan sakit yang dialami. Aku menolak untuk disuntik, karena aku ingin tahu, ada apa sesungguhnya di dalam tubuhku ini. Kami disarankan untuk mendaftar ke poliklinik, dan kemudian baru ke internis, atau bagian penyakit dalam. Well. Maka, kami bergeser, dari UGD ke bagian pendaftaran Poli Umum. Mengambil tanda daftar elektronik khusus peserta ASKES, dan duduk mengantri di antara puluhan pendaftar lain. Tiba urutan nomer kami, sang ibu cantik di bagian pendaftaran loket ASKES bagi PNS mengatakan, pasien yang mendaftar dengan kartu ASKES hanya diterima dengan surat rujukan. Aha, maka, kembali kami mengulang mendaftar untuk pasien dengan jalur umum. Dari loket 1 di bagian pendaftaran, kami bergerak menuju ke Poli 9, khusus bagi pasien dengan keluhan penyakit internis atau penyakit dalam.

Duduk bersama puluhan pasien di Poli 9 ini, 30 menit kemudian kami masuk bilik periksa. Ibu perawat mengecek tensi ku dengan alat elektronik, sebelum diperiksa lebih lanjut oleh sang dokter tampan tentang sakit di perut bagian kanan atas ini. Kujelaskan padanya, bahwa aku sudah pernah operasi usus buntu saat SMP, sudah melahirkan dua kali, sedang alami menstruasi, dan tidak pernah bermasalah dalam menstruasi, seperti beberapa perempuan yang alami kejang perut, pusing, hingga muntah2 di kala menstruasi.

Dokter tampan menjelaskan, untuk riwayat penyakit keram perut ku yang tidak disertai demam, dan sudah berlangsung dua hari ini, maka yang bisa disarankan adalah rontgen, cek darah, dan rawat inap beberapa hari. Bila memang benar hasilnya seperti yang dicurigai, maka sang benda asing kemungkinan harus diangkat. Arrggghhhh......... Menangis saja dan berdiam diri, takkan hentikan masalah, bukan, sayang???

Aku ingin segera mengetahui hasilnya. Sementara, jika mendaftar untuk melakukan tes rontgen di RS ini, harus sesuai daftar urut dan nomer tunggu. Maka, setelah berdiskusi, kuminta dokter membuat surat pengantar melakukan cek laboratorium dan tes rontgen, akan kuusahakan mengunjungi salah satu lab. ternama di kota ini.



30 menit kemudian, kami sudah duduk di ruang tunggu kantor laboratorium terkenal ini. Dan...  30 menit berikutnya lagi, sang staf di bagian depan menjelaskan bahwa daftar tunggu untuk rontgen hari ini sudah penuh, aku disarankan kembali hari Senin, 9 Desember 2013. Namun untuk tes darah dan tes urine bisa dilakukan dan diketahui hasilnya hari ini juga. Dan kami diminta membayar lunas sebelum dilakukan pemeriksaan.

Well, well, well......
Sehat itu sungguh sebuah karunia Tuhan terindah. Kutanamkan lagi pada Adi, pentingnya menjaga kesehatan dan tertib administrasi, terutama terkait surat-surat diri. dan kemudian aku ke kamar mandi, dan menghasilkan 30 cc urine di dalam botol, dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah sebanyak dua ampul. Ehm.... Selesailah sudah dengan urusan RS dan Laboratorium hari ini. Aku dan putra sulungku kembali pulang ke rumah. Apa pun hasil laboratorium kelak..... entah keram perut karena sembelit atau usus terbelit, diabetes, kista, tumor, kanker, peradangan empedu, batu empedu, ginjal bermasalah, batu ginjal, hepatitis..... Que serra serra lah. Bukan itu inti permasalahan. Namun, bagaimana kita menyikapi beragam situasi dan kondisi yang hadir lah. Aku tidak takut, tidak ada yang kutakuti lagi selain Ida Sang Hyang Widhi Wasa.... Telah kutanggalkan segala ketakutanku, kekhawatiranku, kecemasanku, kebencianku. Toh semua juga hanya sementara, hanya titipan. Kita semua akan berlalu, tinggal masalah waktu. Aku berbahagia atas segala yang ada, kusyukuri apa adanya, dalam suka dan duka.




Astungkara...... demam Yudha sudah berkurang. Si bapak mengompres dahi dan dadanya. Kusuapi dia dengan semangkuk sup dan nasi anget, disertai jus jambu biji. Adi dan sang bapak makan siang bersama, dilanjutkan dengan Adi memberi makan sang penjaga rumah, Momo dan Chopi, lalu  Adi pula mencuci perabot dapur sehabis makan..... Dia sungguh dapat diandalkan. Kami tidur sejenak setelah hari yang melelahkan, sebelum lanjut dengan jutaan aktivitas lain lagi.

Apakah inti cerita hari ini???
Menangis saja tidak akan hentikan masalah, bukan?? Akan selalu ada jutaan situasi dan kondisi yang kita hadapi. Siap atau tidak, ini adalah proses kehidupan yang menjadi bagian dari pengalaman untuk semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari.

Memang benar pepatah yang mengatakan...... "Bimbing dirimu dengan baik, kemudian bimbing keluargamu dengan baik pula. Maka, kalian siap hadapi dunia dengan segala yang ada, dan yang mungkin terjadi di dunia, baik suka dan duka". Menangis saja takkan hentikan masalah......

Aku bangga pada kalian semua...... My Lovely Amazing Handsome Bodyguards, My Brondongs & My Husband, I Wayan Adi Pratama, Made Yudhawijaya, dan Drs. Wayan Tagel Eddy, M.S.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar