Selasa, 13 Juni 2017

Bila Hujan Membawa Ceritera tentang Kita Semua.... dari SBMSTAPP, 13 Juni 2017


Hujan deras yang membawa cerita.... basah kuyup si pemuda remaja... menggigil kedinginan mereka tiba.... Ah, hujan deras berceritera.... Tentang semangat, impian, harapan, masa depan...... Semoga semua berbuah indah, anak-anakku sayang.
 
 
 
RA 101, pukul 10.10, Psikotes baru berlangsung lima menit, dua orang remaja pria menerobos masuk ruang kami. Basah kuyup sekujur tubuhnya, air masih mengalir menetes dari rambut, baju basah, dan jejak basak di lantai ruang. Kuminta mereka membuka baju luar dan meletakkan di kursi dekat pintu, ransel yang basah kuyup, dan mengeluarkan seluruh isi ransel untuk dikeringkan. 
 
 
 
Mereka lalu duduk dan bergabung dengan peserta lain melanjutkan mengisi berkas identitas peserta tes dengan menggunakan pensil 2B. Mereka kembali memohon ijin untuk membuka sepatu, karena penuh dengan air hujan. “Kami terpeleset dan terjatuh dari motor saat berkendara di jalan raya tadi menuju kampus”. Ah…… Kutawarkan untuk segera ke dokter. Ya, kampus kami memiliki dokter praktek yang berada di kampus setiap hari Selasa dan Jum’at, namun mereka menolak dan berkata mereka baik-baik saja meski basah kuyup kehujanan.
 
 
Setelah membuka sepatu dan kaus kaki yang basah, meletakkan dua pasang sepatu di dekat pintu keluar, mereka kembali melanjutkan pengerjaan ujian di bawah komando para penguji Psikotes. Aku pamit pergi menuju kantin kami. Ya, kantin kami juga menjual berbagai kebutuhan perkuliahan dan pakaian, meski tidak lengkap. Kupilih dua buah baju kaos bagi mereka, peserta SBMSTAPP TA 2017/2018 yang kehujanan di ruang RA 201 tadi. Segera aku kembali ke dalam ruang tersebut, memohon ijin pada para penguji, lalu mereka diijinkan keluar ruang berganti pakaian. Dua menit kemudian mereka kembali masuk ruang, sudah mengenakan baju kaos yang kubelikan.
 
 
 
Bahkan, aku tidak tahu persis, siapa mereka, berasal dari mana….. namun kubayangkan, bila aku pada posisi mereka, atau anakku, atau mungkin keluarga ku, sahabatku, kehujanan, tidak tahu harus berpaling pada siapa, di tempat baru yang asing bagi mereka, dalam kondisi tegang, lapar, lelah, ngantuk……. Ah….
 
 
Sempat kulirik identitas mereka dari lembaran fotokopian yang basah kehujanan. Salah satu dari mereka bernama William, berasal dari Banyuwangi…… 
 
 
Entah siapa pun dikau, dimana pun kita berada, dalam situasi bagaimana pun….. semoga ujian dan tantangan ini membuat kita semakin teguh kukuh menjalani kehidupan, anak-anakku sayang…..
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar