Senin, 18 Juni 2018

Kolak Srikoyo Lumajang buatan Ibunda nya Pak Arik Tohari


Wisata Kuliner Lumajang 2018

Waktu Pak Arik Tohari menawariku, Kolak Srikoyo, pikiran ini langsung beranggapan aku akan memcicipi seporsi kolak berbahan srikaya. Wah mantap ini, ternyata srikaya bisa dijadikan hidangan berbahan buah srikaya. Namun ternyata aku salah, Kolak Srikoyo tidak memiliki kandungan srikaya sama sekali. 


Aku terpana menatap kolak tersebut. membalik makanan berkali dengan sendok makan, mencium aromanya, memegang piring berisi hidangan tersebut dengan kedua tangan, hangat terasa..... Kucicipi sedikit, manis. Kembali kuambil sesendok penuh, menyuapinya dengan segera. Ah, sama sekali tidak ada srikoyo. 

Duduk bersama Mak Si di warung beliau dalam perjalanan menuju Desa Argosari, Pak Arik Tohari menjelaskan mengenai Kolak Srikoyo. Pak Arik Tohari adalah alumni Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata, sebelum lembaga pendidikan ini berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Dia merupakan lulusan Program Studi Manajemen Masakan Continental yang memiliki pengalaman kerja di Holland Cruise Line. "Kolak Srikoyo hanya tersedia saat Bulan Ramadhan. Ibu saya mengolahnya dan menyajikan untuk ber buka puasa", jelas Pak Arik Tohari. Dengan cepat, seporsi kolak srikoyo tandas berpindah ke dalam perut. manis, lembut, aroma yang begitu nikmat dari kolak pisang yang dicampur roti tawar. "Hanya 6.000 rupiah seporsi, diolah hanya saat bulan ramadhan", sungguh membuat hangat tubuh yang mendingin karena suasana pegunungan.

Aku sempat berkenalan dengan anggota keluarga Pak Arik, kedua orangtuanya, anak-anak, merasakan kehangatan sambutan mereka, dan bahkan, menumpang beristirahat di rumah mereka dekat alun-alun kota Lumajang di saat mengadakan penelitian di salah satu Kabupaten di Jawa Timur ini.

Malam itu kembali kami menikmati kolak srikoyo sambil berdiskusi dengan keluarga bapak Edi di Pondok Wisata Wahyu miliknya di Desa Argosari. Kuambil sesendok demi sesendok kolak Srikoyo di piring yang tersaji di hadapanku. Kami duduk membahas tentang budaya masyarakat Tengger sambil mengelilingi tungku untuk menghangatkan tubuh.


Kolak Srikoyo, dicampur jahe, pisang, dan roti, sungguh makanan yang menyehatkan, dan mengenyangkan. Setelah berpuasa, hidangan ini menjadi nutrisi  mengembalikan stamina bagi tubuh. Terima kasih, Pak Arik. Sudah mengenalkannya padaku. Terima kasih, ibundanya Pak Arik. jangan pernah lelah mengolah hidangan sehat ini. Ah, sungguh, satu lagi kuliner nusantara yang harus dilestarikan dan dikembangkan bersama, sehingga bisa menjadi ikon Lumajang, bahkan mendunia....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar