Minggu, 24 Juni 2018

Panti Jompo di Hari Minggu Berbagi Kasih Bersamamu



Ketika raga menua, ringkih tak lagi perkasa
Ijinkan aku tetap mendapat perhatianmu,
Tawa dan candamu, sapaan penuh kasih
Karena aku ingin menjadi tua bersamamu……




Pagi hari, Minggu, 24 Juni 2018.

Bergerak perlahan, dengan tujuan mengunjungi Panti Sosial Tresna Werdha Wana Sraya, yang terletak di Biaung, Denpasar. Bantuan yang kami bawa mungkin tidaklah seberapa. Tak perlu dikenal, tak ingin dikenang. Namun hanya dengan niat tulus ikhlas. 


Kami diterima oleh seorang petugas Panti Sosial tersebut. “Maaf, hanya saya yang sedang bertugas, karena hari libur, kami Cuma sendiri”. Ujarnya menyapa. Aku lalu menyusuri jalan setapak. Para penghuni Panti sedang beristirahat. Ku sapa ibu Nengah Rimin. “Saya dari Gianyar. Anak saya perempuan, menikah dan transmigran ke Makasar. Saya dapat terjatuh di halaman saat sedang bersih-bersih, menyapu. Sekarang hanya bisa duduk saja”. Ujarnya tersenyum manis sambil mengunyah roti yang kubagi.


Ada lagi ibu Alit yang berasal dari Negara, dia menawarkan sapu lidi buatannya. “Saya buat ini sendiri. Satu hari bisa dapat lima. Bagus ya”. Dia menjelaskan sambil memberikannya padaku. 


Ku ambil dompet kuning dengan wajah boneka sedang tersenyum manis buatan ibu Rina. “Saya dari Nias, namun ibu dari Padang. Saya dahulu di Jakarta pernah bekerja di pabrik boneka. Sekarang saya gunakan keahlian saya untuk membuat boneka ini”. Dia menjelaskan, sambil memberikan gantungan kunci buatannya.


Kuambil satu sapu lidi buatan ibu Gusti Made Wreti. Dia mengucapkan terima kasih berkali kali sambil menyatakan permohonan untuk dikunjungi lebih sering lagi, sekedar untuk berbagi cerita bersama. 

Di Panti Sosial Tresna Wredha Wana Sraya ini terdapat 30 an lansia yang tinggal disini. Ada lima orang di antaranya hanya berbaring karena sudah tidak mampu untuk duduk dan sedang dalam kondisi sakit.


Ah, kubayangkan…. Menjadi tua, dengan perasaan sepi, sendiri, tidak memiliki teman berbicara. Memang benar, bukan lapar yang bisa membunuh kita perlahan, namun perasaan kesepian, tidak dianggap, tidak memiliki teman curhat. Karena kita mahluk sosial, yang ingin dihargai, dicintai, dikasihi, diterima oleh lingkungan, bahkan oleh diri kita sendiri…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar