Rabu, 20 Januari 2010

Antara Angan, Mimpi dan Nyata.....

Dulu,
Saya pernah punya mimpi seorang gadis...
Punya pacar lalu kemudian bersuamikan seorang pria ghuanteng, setia, pintar, macho, kaya dan ramah.
Punya karir baik, sebagai ibu rumahtangga, wanita karir, dan jadi wanita terpandang, terhormat.
memiliki keluarga yang selalu shanti, jauh dari segala konflik, anak yang lucu dan sehat, cerdas...

Hmm,
Ternyata, mimpi dan kenyataan sering tak seiring...
Fakta yang berjalan di depan mata tak kunjung puaskan segala fantasi dan asa ini.

Aku ingin punya mobil, kuingin rumah bertingkat dan kamar lapang sehingga tidak waswas hadapi kebanjiran, anak yang hebat.
Namun... Hari demi hari berlari dan terlampaui, mata dan hati nurani bergulir kian kemari.
Begitu banyak karunia Hyang Widhi yang seharusnya kusyukuri, namun jarang kusadari.

Melihat tetangga menangis sedih karena balitanya terkapar di kamar mandi dengan kepala bocor, suaminya entah dimana berada... Menyaksikan BuGek Puspawati terpuruk di RS Prima Medika karena DB mewabah seantero Bali dengan seluruh kamar di RS manapun habis sehingga terpaksa bayar demi kamar VVIP, sejuta semalam... Melirik muridku yang basah kuyup karena kehujanan dan tergelincir di jalan dengan lutut dan lengan robek terluka... Mengetahui anak asuhku bahkan tidak lagi dihiraukan oleh kedua ortunya yang kaya... Membayangkan perihnya luka robek dilutut sahabat lain sepanjang dua puluh senti sehingga tidak bisa duduk metimpuh lagi... Mengetahui yang lainnya lagi menyaksikan perselingkuhan kekasih hatinya... Mendengar mereka yang bahkan tidak sanggup membeli beras untuk makan hari ini... Kehilangan rumah dan segala isinya, tidak mampu beli bensin untuk mobil, ditinggal meninggal oleh kedua ortu...

Ah...
Terima kasih Tuhan...
Keluargaku mungkin bukan keluarga yg sempurna, terbaik dan terhebat... Setiap orang memiliki permasalahan sendiri, tiap keluarga hadapi perjuangan dan konfliknya masing-masing...
Prestasi kita tidaklah ditentukan oleh seberapa tinggi Angan dan Mimpi, serta Kenyataan yang mampu kita raih... Namun, bagaimana cara / proses, usaha, serta jalan yang kita lakukan dalam mewujudkan angan / mimpi. Belajar semakin bijak, semakin dewasa, smakin mampu mengendalikan emosi dan hawa nafsu. Tidak hidup dengan segala ilusi dan menjadi munafik...

2 komentar:

  1. Saya dari kecil sering keluar masuk rumah sakit, meski saya ada di sana kadang bukan selalu yang terburuk kadang juga bukan selalu yang terbaik.

    Ada banyak hal di kiri dan kanan saat terbaring di rumah sakit. But somehow all of us connected each others. Rasa sakit yang di ranjang sebelah yang lebih parah juga terasa, rasa bahagia yang sudah sembuh di ranjang depan juga terasa.

    Terkadang saya tidak bisa bersyukur jika saya lebih baik, karena saya ternyata semua perasaan yang ada di situ.

    BalasHapus
  2. Benar sekali.

    Kita terkadang lupa bersyukur atas segala kesusahan yang kita terima, karena sesungguhnya ini justru membuat kita lebih waspada dan tangguh hadapi cobaan lain lagi.

    Hmmm,
    Semoga gak bakalan pernah alami di RS dan jadi yang sakit lagi ya Cahya...

    BalasHapus