Minggu, 31 Januari 2010

Bersama Kita Bisa

Pagi pukul setengan tujuh, hari Senin tanggal 1 Februari 2010.
Hmm, masih cukup waktu di kala "Morning Crazy" ini, mempersiapkan keberangkatan putra sulungku ke sekolahnya, SMP I Kuta Utara. Dia kini telah kelas 3 SMP, dan harus belajar lebih keras untuk menghadapi Ujian Nasional bulan Maret nanti. Putra bungsuku sedang mandi, dia juga harus bersiap untuk berangkat ke SD 3 Padang Sambian Kelod. Kini dia telah kelas 2. Hujan deras yang jatuh sejak kemarin malam masih enggan reda, masih tersisa genangannya di halaman rumah kami. Kupersiapkan jas hujan bagi anakku, diriku sendiri, juga ayah mereka yang akan berangkat ke kantor.

Telepon rumahku berdering. "Bu Santi, tahu salah satu nomer telepon murid MKP smt 4? Saya harus memberi tahu mereka, hari ini tidak bisa mengajar karena anak saya sakit gejala DB. Pengempu masuk RS krn DB". Ah, sahabatku sedang panik menyelaraskan tugas kantor dan tugas rumahtangganya. Naluri persahabatan dan naluri keibuanku gemerincingkan alunan suara. Baru minggu lalu, kualami kepanikan yang sama. Anak bungsuku demam tinggi hingga mengigau di kala malam hari, namun tugas negara memanggil, sehingga harus kutinggal dia ke Nusa Dua. Mengajar agar kelas tidak kosong, rapat, selesaikan laporan penelitian. Jadi, bisa kurasakan kesedihan yg sama pula. Andai ada yg bisa kulakukan untuk membantu, ya tentu sangat baguslah bagiku, bagi sahabatku ini, juga bagi para murid.

Kutanya, apa yang bisa kubantu untuknya. Kami adalah satu tim dalam mengajar beberapa mata kuliah. STPNDB menggulirkan kebijakan mengelola mata kuliah dalam sebuah tim, sehingga tatkala terjadi, seorang dosen tidak bisa mengajar, dosen lain bisa segera membantu mengisi kekurangan ini. Kusepakati handle dua kelas ibu Humas yang cantik ini, satu MSM di semester empat, dan satu PSP di semester dua. Hmmm, para brondong dan brownis dengan segenap gejolak remaja mereka bakal kuhadapi.

Setelah perbincangan kami selesai, segera kukebut urusan RT, menjemur satu ember baju yang kucuci. Simbok masih menyelesaikan urusan dapur kala kuantar putra bungsu ke sekolahnya. Hujan masih sirami bumi dengan liukan tanpa hentinya. Ku kenakan jas hujan, menggantung tas bermerek Quicksilver berisi laptop bermerek Vaio dan materi pembelajaran, menambah satu gantungan lagi di bahu bagi tas berisi buku alamat, buku agenda, buku diary, kotak pensil dan pulpen, dompet berisi Sim dan STNK, flashdisk tercinta, dan, seperangkat alat kecantikanku berupa bedak dan lipstik murahan bermerek viva. Nusa Duaaa.... I'm coming.

2 komentar:

  1. Ini koq malah seperti jalan-jalan ya Mbak?

    BalasHapus
  2. Hla, kok jalan-jalan.
    Ini khan tugas rutin ke kantor. Kami punya 4 bis, 4 kijang. Tapi kupilih selalu naik motor agar bisa selesaikan tugas rumah dahulu. Harusnya bisa selesaikan tugasku dahulu, tapi kupilih mengajar baru lanjut ke tugas lain. jadi semua beres dan berjalan lancar. Cuma, bagaimana mengekspresikan diri saja, eh hehe..

    BalasHapus