Jumat, 16 Maret 2012

Pendidikan adalah hak anak negeri ini


Jum'at, 16 Maret 2012. Setelah kemarin merampungkan paperku bagi seminar di UNHI hari Minggu kelak, dan tertidur pukul 4 pagi. Dua jam kemudian sudah terbangun dan mulai dengan morning crazy demi keluarga yang bakal berangkat sekolah dan kerja. Kemudian lanjut ke Nusa Dua, menuntaskan rangkaian aktivitas kerja lainnya, dari bimbingan skripsi mahasiswa, ke percetakan, keliling memantau pelaksanaan Dies Natalis ke 34 di sekitar kampus STPNDB tercinta.

Sore hari, berangkat mengajar di Paket Kejar C. Mencoba memberikan yadnya ku bagi sesama yang kurang mampu namun sepenuh niat untuk mengembangkan diri menjadi lebih maju. Paket Kelompok Belajar ini merupakan program pemerintah untuk membantu mereka yang tidak mampu bersekkolah di sekolah formal dengan beragam alasan. Mungkin saja, mereka adalah anak-anak yang dahulunya putus sekolah, harus bekerja di pagi hari, tidak memiliki cukup uang untuk bersekolah di sekolah formal, dan beragam alasan lainnya. Aku mendapat kepercayaan untuk mengajar di Paket Kejar C, setara dengan tingkat SMA. Murid kelas 3 bersiap untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional tidak lama lagi. Hmmm, sungguh aku berharap yang terbaik demi anak-anakku di sini.

Bu Agung, pengelola, menyampaikan informasi bahwa hari Senin, 19 Maret 2012, akan ada kunjungan dari pihak pengelola Universitas Terbuka ke tempat kami biasa menumpang belajar. SD di pinggir jalan raya Imbo ini. Dan, ada kemungkinan pula kami bisa mendapatkan beberapa tawaran beasiswa bagi beberapa murid kelas 3 Paket Kejar C, untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, menjadi mahasiswa. Ah..... astungkara Hyang Widhi. Semoga harapan dan impian kami ini bisa terwujud. Sungguh, aku berharap selalu, yang terbaik bagi mereka semua.....

Tuntas mengajar di kelas, kusampaikan informasi diadakannya dua buah seminar gratis. Dan kuanjurkan para muridku mengikuti seminar tersebut, dengan topik berkisar seputran Pemuda. Bukankah, dengan semakin banyak mereka mengikuti aktivitas diskusi, akan melatih mereka juga untuk mengaplikasikan ilmu yang selama ini diterima, melatih mereka untuk berpikir kritis, tidak semata hanya berdasar aspek subjektivitas belaka, namun juga dengan menggunakan akal budi, dengan logika dan alur berpikir yang sistematis.

Kemudian aku keluar, ke arah parkiran untuk beranjak pulang. Lumayan letih setelah seharian beraktivitas. Kulihat, segerombolan pemuda bertato dan merokok di halaman parkiran. Kuhampiri mereka. Hmmm, bertato, rambut disemir kuning, mereka menggunakan pakaian gaya remaja masa kini, baju kaos, dan disampiri dengan kemeja, lengan digulung, celana jeans, sepatu olah raga.

"Kami dari Banjar Pengebetan, Kuta", sahut mereka menjelaskan niat ingin melanjutkan pendidikan. Ah.... mereka adalah sekelompok remaja yang putus sekolah. Atas alasan apapun, dan berasal dari latar belakang bagaimana pun, pendidikan adalah hak anak negeri ini. Trenyuh melihat dan mendengar uraian mereka. Mereka adalah bagian dari hidup dan kehidupan kita pula. Usia nya tidak lebih dari 20 tahun an, namun hanya memiliki ijasah SD, pengangguran, dan niat untuk melanjutkan pendidikan.

Hidup bukan hanya setumpuk ijazah, gelar dan jabatan, status dan sederet harta yang kita miliki. Mereka juga adalah potret dari sisi buram negeri ini. Semoga proses ini membuat mereka kelak menjadi semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari........ Swaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar