Minggu, 21 Februari 2021

Jalanku meraih Mu (1) Takdir, Perjuangan, Kerja Keras, Semangat dan Haraoan menjadi Doktor

 

 


Ajining diri gumantung saka ing lathi.

Ajining raga gumantung saka busana.

Harga diri seseorang tergantung pada tutur bahasa, sikap dan lakunya.

Nilai seseorang tercermin pada busana atau pakaian. 

 

Pepatah ini merujuk bukan hanya pada tampilan fisik semata, namun juga pada konsep, ide, buah pikiran, karya nyata, tutur bahasa, kelakuan dan tindak tanduk di dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Pedoman ini pula yang kupegang dan berusaha menerapkan di dalam kehidupan, dengan sebaik mungkin, semampuku, berupaya belajar memahami berbagai situasi dan kondisi yang ada di dunia.

 

Dalam rangka senantiasa belajar ini pula, aku masuk menjadi karyasiswa di Universitas Udayana pada tahun 2010, pada Program Doktoral Kajian Budaya. Meski sudah mempersiapkan diri dengan sebaiknya, sebagai lulusan Cum Laude pada Program Magister Kajian Budaya pada Universitas Udayana tahun 2008, aku sudah paham akan kesibukan yang bakal mengiringi. Sebagai ibu rumah tangga dengan dua putra yang beranjak remaja, tuntutan keluarga tentu begitu kompleks. Sebagai perempuan pekerja dengan tuntutan yang menyertai, meski aku merupakan karyasiswa dengan status tugas belajar, tidak bisa terlepas dari tanggungjawab pada keberlangsungan program studi Administrasi Perhotelan dan juga lembaga Politeknik Pariwisata Bali, waktu itu masih bernama Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Sebagai seorang pribadi dengan karakter yang kompleks juga membutuhkan kesadaran dan kesabaran tersendiri, selalu belajar menjadi perempuan yang semakin bijak dari hari ke hari.

Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya berdiri pada tahun 2001 melalui Surat Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia SK nomor 2366/D/T/2001, tanggal 11 Juli 2001 dan pejabat yang membuat keputusan adalah Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Pelaksanaannya berdasarkan Surat Pernyataan Rektor Universitas Udayana No. 2444/J.14/HK.01.01/2001 tanggal 11 Juli 2001 Program Studi ini tergabung di dalam Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar.

Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya membawa atmosfir baru dalam dunia kependidikan strata 3 di Universitas Udayana. PS ini merupakan pengembangan dari Program Studi Magister (S2) Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana yang berdiri tahun 1995. Dengan keberadaan awal yang serba sederhana, tetapi mengemban misi yang sangat mulia dalam dunia pendidikan, Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya pertama kali terakreditasi C dan ketika berbagai kemajuan yang telah dimiliki program studi ini, pada tahun 2009 Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Republik Indonesia berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 013 BAN-PT/Ak-VII/S3/I/2009 tanggal 23 Januari 2009, yang menyatakan Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya, Universitas Udayana, Denpasar terakreditasi dengan peringkat Akreditasi B.

Pada Tahun 2014 Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya kembali diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Republik Indonesia, melalui Keputusan BAN-PT No. 365/SK/BAN-PT/Akred/D/IX/2014, tanggal 11 September 2014 dengan nilai 309 peringkat B. Berbagai upaya dilakukan dalam rangka memajukan dan pengembangan Program Studi Doktor Kajian Budaya, juga terkait dengan peningkatan mutu dan kualitas pelayanan yang diberikan bagi para dosen dan mahasiswa. Hal itu terbukti dengan meningkatnya animo masyarakat menjadi mahasiswa di Program Studi  Doktor (S3) Kajian Budaya. Ini tidak terlepas dari pengelolaan program studi selalu berlandaskan visi, misi, tujuan, dan strategi pencapaian Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya Universitas Udayana. 

Ada 79 SKS yang bakal kami tempuh selama lebih kurang dua tahun, sebelum sampai pada batas akhir masa studi, dan diwisuda sebagai seorang Doktor. Kupersiapkan diri menghadapi segala cobaan, tantangan, rintangan yang bakal menghadang, mengalir, menggoyang, menggalang semangat persatuan dan kesatuan. Aku dipercaya sebagai Koordinator tim, baik oleh teman-teman satu angkatan, dan para dosen serta staf Program Doktor Kajian Budaya. Tugasnya adalah sebagai mediator, negosiator, motivator, promotor, dari teman pada para dosen, dari para dosen dan staf kepada para mahasiswa, juga antar angkatan. Jadilah, kami bersama menjalani setiap tahapan dalam proses pembelajaran ini. Terkadang tertawa dan bahagia bersama, menangis dan terpuruk bersama. Tidak hanya urusan perkuliahan semata, namun juga dari urusan pekerjaan masing-masing, bahkan urusan keluarga, dan yang paling personal sekalipun. Di dalam setiap pergerakan, selalu kuingatkan rekan rekan seperjuangan untuk mematuhi visi dan misi yang berlaku, agar tidak keluar dari koridor perjuangan kami.

Visi Misi Doktor Kajian Budaya

a.       Visi

Program Studi Doktor (S3) Kajian Budaya Universitas Udayana diselenggarakan dengan visi menghasilkan tenaga ahli yang unggul, mandiri, berbudaya, kritis, dan berwawasan luas serta menguasai bidang ilmu sesuai perspektif kajian budaya dan sejalan dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Kebudayaan Universitas Udayana.

b.      Misi

1.      Mengembangkan wawasan keilmuan dan menyediakan tenaga ahli kajian budaya yang kritis dan berwawasan luas.

2.      Mengkaji persoalan-persoalan kebudayaan dan kemanusiaan secara inter- dan multidisipliner.

3.      Menumbuhkan kesadaran multikultural yang mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia

Menjadi doktor bukan berarti menjadi orang yang super hebat, pakar yang benar hebat, sang jawara dan juara di atas segalanya. Menjadi doktor seharusnya bisa semakin giat berkarya, mengabdi demi banyak orang, memberi bukti nyata, menjadi teladan bagi semua, dan bahkan juga diri sendiri. Proses belajar akan selalu ada, senantiasa berkembang. Justru berada di tengah masyarakat menjadikan kita mampu membuktikan diri menjadi baik dan memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Oke, welcome to the jungle of fighting for study…….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar