Selasa, 30 Juli 2013

Non Scholae, Sed Vitae Discimus



Non scholae, sed vitae discimus is a Latin phrase meaning We do not learn for the school, but for life, meaning that one should not gain knowledge and skill to please a teacher or master, but because of the benefits they will gain in their life



 Vita sine litteris mors (Life without learning is death), Otium sine litteris mors (Leisure without learning is death). Motto sekolah Derby.
















































A Road to Success for My Boy, Non Scholae, Sed Vitae Discimus




Anakku sayang.....
Wayan Adi Pratama,
dengan jutaan kisah kasih tentangnya,
tentang segala impian dan harapan yang tertabur baginya,
bergulir mengalir bersama alunan air kehidupan......


Setamat dari SMANSA,
SMAN I Negeri Denpasar,
dia mencoba keberuntungan pada berbagai Perguruan Tinggi
dengan mengikuti beragam seleksi atau tes masuk yang ada
Entah bersama teman-temannya, sendirian, atau kutunggui



SMNPTN, Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri
Pelaksanaannya hanya berdasar nilai yang tertera pada raport murid
dengan memilih Perguruan Tinggi Negeri ITS,
Institut Teknologi Sepuluh November, di Surabaya
dengan Fakultas Teknik Informatika
dan Universitas Udayana, Teknik Informatika
Pengumuman yang dilakukan tanggal 28 Mei 2013
Adi gagal pada program yang diminatinya

Pada hari Minggu, tgl 23 Juni 2013,
Kuhantar dan kutunggui dia mengikuti
Seleksi STIKOM, Sekolah Tinggi Komputer yang terletak di Renon
Rasa bangga menyeruak di dada saat mengetahui dia lulus dengan ranking 3
dari 1000 an peserta, dan diterima pada Dual Degree Program
yang diumumkan pada hari Selasa tanggal 2 Juli 2013
dan diminta mendaftar ulang hingga hari Jum'at tanggal 5 Juli 2013.
Namun dia memutuskan untuk tidak mendaftar kembali di kampus ini.


Dia kembali mencoba keberuntungan dengan mengikuti Seleksi
PENSISBA, Penerimaan Mahasiswa Baru, bersama 1275 orang peserta
di STPNDB, Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Pada hari Selasa, 25 Juni 2013, Tes Tulis
dan hari Rabu - Kamis, 26 - 27 Juni 2013, Tes Wawancara. Dengan mantap dipilihnya program D IV Manajemen Kepariwisataan
dan D IV Administrasi Perhotelan
Pengumuman hasil pada hari Selasa, tanggal 9 Juli 2013,
Adi lulus sebagai mahasiswa D IV Manajemen Kepariwisataan.

dilanjutkan dengan proses pembayaran dan pengambilan seragam
yang dituntaskannya hari Kamis, 11 Juli 2013
Sebesar Rp. 1.730.000 bagi uang Sumbangan Pendidikan,
dan 6.103.000 bagi Pengembangan Pendidikan


SBMPTN, diikutinya pada hari Minggu, tanggal 30 Juni 2013
Ujian yang diikutinya pada Fakultas Hukum UNUD
Seleksi  Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang diikuti
dengan memilih Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Gadjah Mada
dan Universitas Brawijaya



Tes Mandiri, yang berlangsung pada masing2 Perguruan Tinggi
membuatnya terbang ke Jogja bersama empat sahabat dari SMANSA
Berangkat pada hari Sabtu, 6 Juli 2013, bersama ribuan peserta
mereka tes bersama pada hari Minggu 7 Juli 2013
mereka mencoba keberuntungan di Universitas Gadjah Mada
Dengan Pilihan Teknik Sipil, Tata Kota, & Teknik Arsitektur
kampus tempat kutempuh pendidikan Psikologi dahulu
kampus tempat suami menempuh pendidikan S1 dan S2 dahulu
Entah, apakah kini akan cukup ramah untuk menerima anakku juga,
sebagai mahasiswa dari bagian Universitas Gadjah Mada pula....

Tanggal 8 Juli, di hari Senin. Sementara mereka masih di Jogja,
aku yang diminta anak untuk mengecek hasil via internet,
mengetahui bahwa Adi gagal pada SBMPTN.
Dia mengirim pesan singkat via handphoneku, tentang kegalauan hatinya.....
"Maafkan Adi ya Ma. Adi bodo, tidak bisa lulus di Perguruan Tinggi Negeri"
Duh...... airmata menetes mengalir membasahi pipiku.
Kujawab pesannya......
"Anak mama tidak bodoh. Hanya saja, keberuntungan belum berpihak.
Akan kita coba lagi cara lain, ya...."


Anakku sayang....
Juga jutaan anak lain di negeri ini,
yang pula gagal dalam menempuh ujian.
Mereka tidaklah bodoh. Hanya saja, mungkin,
keberuntungan belum berpihak, belum saatnya....
dan, bukan jalan kita untuk sukses di sana.
Masih ada banyak cara lainnya.
Masih ada jutaan langkah yang akan kita hasilkan.
Gagal di satu sisi, masih ada banyak upaya untuk berhasil
pada jutaan sisi lain....

Berikutnya, masih ada dua tes lagi yang akan diikuti
untuk membuktikan potensi diri.
Seleksi STAN, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
pada hari Minggu, tanggal 21 Juli 2013
di Renon Denpasar
dan seleksi PMDK UNUD, fak. Kedokteran
pada hari Sabtu, tanggal 27 Juli 2013




Sungguh.....
Setiap orangtua berharap memberikan pendidikan terbaik
bagi setiap anak mereka.
Betapa, siang dan malam aku berharap demi kebaikan mereka
Namun terkadang, sistem dan struktur pendidikan negeri ini
tidak mampu memberi ketenangan dan kebahagiaan
bagi setiap penduduk negeri
hanya bisa menghela nafas panjang........ Ahhhhh

PSDP STPNDB bagi Adi (2)





PSDP STPNDB, Pembinaan Sikap Dasar Profesi Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Hari kedua, 30 Juli 2013. Tak bisa kudampingi Adi terus menerus di lapangan olah raga kampus STPNDB. Biarlah..... biar dia belajar melalui hari-harinya untuk menjadi pria tangguh dan bijak serta dewasa, dengan caranya sendiri. 



Pukul 18.00 mereka bubar dari lapangan olah raga kampus STPNDB. Dia tetap bersikeras tak ingin terlihat terlalu dekat denganku di tengah masa PSDP STPNDB ini. Kutemui dia di depan gerbang STPNDB, dia sedang bersama Dede, sahabatnya semenjak di SMANSA. Kuangsurkan makanan dan minuman, dan kami berpisah. Dia kembali bergabung bersama teman-teman, dan aku bergerak pulang.

Pukul 8 malam, dia meminta untuk di cek kan datanya pada pengumuman UGM. Dia telah mengikuti ujian masuk di Jogja bulan lalu. Dan.... kembali dia gagal.

"Maafkan Adi, mak. Gagal menjadi anak UGM seperti mama dan bapak". Ujarnya galau via pesan singkat di mobile phone ku.



Ahhh. anakku sayang...... My Lovely Handsome Amazing Bodyguard..... dia sedang terluka. Kembali gagal seleksi masuk perguruan tinggi favorit. Aku yakin, dia menangis pula. Ahhh, kutenangkan dia, bahwa bukan UGM yang menentukan kehebatan seseorang, namun dia akan tetap menjadi anakku yang hebat, dengan segala kehebatan yang dimilikinya sendiri, dengan tetap menjadi dirinya.......

PSDP STPNDB bagi Adi (1)





PSDP STPNDB, Pembinaan Sikap Dasar Profesi Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Hari pertama, 29 Juli 2013. Adi menginap di tempat keluarga temannya, sesama alumni SMANSA, Dede Bhajraskara. Mereka telah berada di Nusa Dua seminjak Minggu, 28 Juli.




Senin malam, setelah 3 hari mereka tidak tidur karena menuntaskan beragam tugas, sedang aku tidak bisa mendampingi, karena juga sibuk dengan menuntaskan tugas pembuatan DUPAK, daftar usulan penetapan angka kredit, bagi kenaikan jenjang ke lektor kepala. Adi mengirim pesan di mobile phone ku....... Hatinya sangat sedih karena rasa rindu pada bapaknya, emak dan adik Yudha, juga Icha, kekasihnya yang diterima di Jogja.



Ahhh....... anakku, sang remaja pria, dia dilanda resah gelisah gundah gulana, karena kangen yang menyiksa, juga beragam tugas yang diberikan oleh kakak kelasnya. Padahal, kami hanya terpisah satu jam perjalanan. Ehm..... kutenangkan hatinya, bahwa ini semua demi masa depan yang menanti dirinya, demi segala kebaikan dirinya sendiri...... 

Namun, kudapati diriku sendiri, menangis dalam diam, dengan bulir air mata mengalir perlahan. Lampu kamar yg telah kumatikan, menyembunyikan kesedihan hatiku dan tangisan ini. Ahhh..... aku juga rindu padanya, anakku tersayang.

Senin, 15 Juli 2013

Dari Yudha yang kembali sekolah, hingga KTP & SIM demi Adi, juga DUPAK, BAN-PT, & Pengamas ku





Pagi ini, hari pertama Yudha bersekolah kembali. Namun kali ini sudah pada bangku kelas 6 SD, pada SDN 3 Padang Sambian Kelod. Pagi sekali dia telah mengenakan seragam sekolah, menyandang ransel berisi beberapa buku baru, dan juga bekal makanan serta minuman yang kupersiapkan. Bergegas dia berangkat sekolah.



Pakaian yang kucuci telah berderet dengan manis di jemuran. Ada banyak kegiatan hari ini yang harus kutuntaskan. Namun, pertama adalah urusan Adi dahulu. Kubangunkan dia yang masih terlelap tidur. Kami harus mengurus proses pembuatan KTP juga SIM. Dan aku harus bekerja ke Nusa Dua, menuntaskan persiapan laporan Borang bagi akreditasi BAN-PT, khusus seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia yang dibebankan padaku. Kami akan diakreditasi pada tanggal 17 Juli 2013, dan itu berarti dua hari lagi. Juga harus kutuntaskan  Penyusunan DUPAK untuk menuju Lektor Kepala. Seluruh berkas harus sudah tuntas dikoreksi oleh Prof. Dr. Anggan Suhandana hari Selasa, 16 Juli 2013. 10 tahun lebih, tidak naik pangkat. It is enough. Aku ingin dapat lebih. Dan juga persiapan Pengamas, Pengabdian Masyarakat khusus Program Studi Administrasi Perhotelan yang bakal diadakan di Desa Petang tanggal 19 Juli 2013, dimana aku sebagai salah satu motivator.

Adi baru tidur pukul 3 pagi setelah berdiskusi dengan para teman bagi pembuatan proyek kerja mereka. Namun pengurusan berkas KTP dan SIM ini juga penting bagi masa depannya. Dia baru berulang tahun ke 17 pada tanggal 1 Juli 2013. Dan kini dia berhak mengurus KTP juga SIM. Hingga tidak perlu was was di tilang bila berkendaraan. Maka, dengan terhuyung dia bangun, mandi dan mempersiapkan berkas2, dari Surat Pengantar Pak Klian Dinas kami, Surat Pengantar Kepala Desa, Kartu Keluarga, Akte Kelahirannya, juga Ijasah SMA.



Kami meluncur menuju Kantor Kecamatan Denpasar Barat. Mengantri disana, sebelum diminta masuk untuk pengambilan foto. 10 menit kemudian, KTP sudah di tangan. Berikutnya menuju ke Poltabes. menyerahkan berkas2 kembali. Mengikuti prosedur dari pemeriksaan berkas, ujian, pembuatan foto. Sungguh, sebuah ujian kesabaran yang harus kami jalani. Namun akhirnya berbuah manis...... KTP dan SIM sekaligus berada di tangan. Hari ini, dua kartu tanda pengenal diri langsung diperolehnya. 



Mengapa aku bersikeras menghantar dan sedikit memaksa Adi mengikuti proses dan sistematika kerja ini? Karena aku menginginkan dia kelak, suatu saat nanti, bila tanpa didampingi olehku, dia akan mampu mengurus dirinya sendiri, dan juga adiknya. Aku semenjak remaja sudah terbiasa mengurus berkas-berkas administrasi bagi kepentingan diri. mulai dari KTP, SIM, BPKB, akte kelahiran anak-anakku, berkas asuransi. Setidaknya, aku paham, betapa pentingnya tertib administrasi. Hal ini bisa menjadi penanda identitas diri kita sendiri. Maka, ingin kuterapkan pada keluargaku pula.

Dan.... tuntaskah acara hari ini? Belum. Kami pulang kembali ke rumah. Makan siang sejenak. Ku ambil printer untuk kubawa bekerja di kantor, karena sering antre di kantor, dan aku segera meluncur ke Nusa Dua. Adi berangkat kembali ke Bank, untuk mendaftar PMDK secara online. Kali ini pilihannya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Ah...... How I wish all the best for my son.

Tiba di Nusa Dua. Tidak ada waktu bersantai. Tim kerja para dosen Administrasi Perhotelan sedang membongkar dan merapikan berkas. berderet2 data bertebaran di meja kami. mulai dari data diri para dosen, data beragam aktivitas yang telah kami lakukan, program kerja, visi dan misi.



Tepar kah kami??? Hmmm, tidak ada kata menyerah kalah dengan mudah. Sejauh bisa kita nikmati waktu bersama. Enjoy aja kaleeee. Bahkan, kami masih sempatkan waktu untuk makan bersama, megibung di ruang tersebut.

Tanpa terasa, waktu sudah lewat pukul 15.00 sore. Berkas DUPAK yang kami susun tak sempat disetor ke ruang PPM. Ibu Lukia sudah berangkat ke tempat Prof. Dr. Anggan Suhandana di Perum Dosen UNUD, di Menguntur, Batubulan. Menyerah kalah??? Hahaha, no way !! Adrenalin ku berpacu, meningkat.



Kurapikan berkas. Hmmmm, satu ikat besar beragam bendel tersebut kumasukkan ke dalam tas kantung Go Green besar. Bergabung bersamaku, ibu Nyoman Sukerti, SE., M.Si. Kami masing-masing mengendarai motor dengan beragam berkas bendel besar tersebut, beriringan, berpacu di jalan raya berdebu. Nusa Dua - by pass Ngurah Rai - by pass IB Mantra - Batubulan, dan akhirnya di perum dosen UNUD, di Menguntur, satu jam kemudian.

Astungkara...... Prof. Dr. Anggan Suhandana sendiri yang menyambut kami. Sejenak berbincang bersama, bahkan aku sempat menumpang nge print beberapa berkas yang kurang, menyapa anak beliau yang sedang bersama cucunya, sebelum akhirnya aku bersama ibu Sukerti berpamit pergi.

Well......
Hidup adalah perjuangan. Meski terkadang tidaklah mudah, namun kami akan selalu berjuang. Semoga Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, membimbing kami senantiasa, dan memberikan yang terbaik  di setiap jejak langkah dalam kehidupan ini.

Non Scholae, Sed Vitae Discimus



Non scholae, sed vitae discimus is a Latin phrase meaning We do not learn for the school, but for life, meaning that one should not gain knowledge and skill to please a teacher or master, but because of the benefits they will gain in their life



 Vita sine litteris mors (Life without learning is death), Otium sine litteris mors (Leisure without learning is death). Motto sekolah Derby.
















































A Road to Success for My Boy, Non Scholae, Sed Vitae Discimus




Anakku sayang.....
Wayan Adi Pratama,
dengan jutaan kisah kasih tentangnya,
tentang segala impian dan harapan yang tertabur baginya,
bergulir mengalir bersama alunan air kehidupan......


Setamat dari SMANSA,
SMAN I Negeri Denpasar,
dia mencoba keberuntungan pada berbagai Perguruan Tinggi
dengan mengikuti beragam seleksi atau tes masuk yang ada
Entah bersama teman-temannya, sendirian, atau kutunggui



SMNPTN, Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri
Pelaksanaannya hanya berdasar nilai yang tertera pada raport murid
dengan memilih Perguruan Tinggi Negeri ITS,
Institut Teknologi Sepuluh November, di Surabaya
dengan Fakultas Teknik Informatika
dan Universitas Udayana, Teknik Informatika
Pengumuman yang dilakukan tanggal 28 Mei 2013
Adi gagal pada program yang diminatinya

Pada hari Minggu, tgl 23 Juni 2013,
Kuhantar dan kutunggui dia mengikuti
Seleksi STIKOM, Sekolah Tinggi Komputer yang terletak di Renon
Rasa bangga menyeruak di dada saat mengetahui dia lulus dengan ranking 3
dari 1000 an peserta, dan diterima pada Dual Degree Program
yang diumumkan pada hari Selasa tanggal 2 Juli 2013
dan diminta mendaftar ulang hingga hari Jum'at tanggal 5 Juli 2013.
Namun dia memutuskan untuk tidak mendaftar kembali di kampus ini.


Dia kembali mencoba keberuntungan dengan mengikuti Seleksi
PENSISBA, Penerimaan Mahasiswa Baru, bersama 1275 orang peserta
di STPNDB, Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Pada hari Selasa, 25 Juni 2013, Tes Tulis
dan hari Rabu - Kamis, 26 - 27 Juni 2013, Tes WawancaraDengan mantap dipilihnya program D IV Manajemen Kepariwisataan
dan D IV Administrasi Perhotelan
Pengumuman hasil pada hari Selasa, tanggal 9 Juli 2013,
Adi lulus sebagai mahasiswa D IV Manajemen Kepariwisataan.

dilanjutkan dengan proses pembayaran dan pengambilan seragam
yang dituntaskannya hari Kamis, 11 Juli 2013
Sebesar Rp. 1.730.000 bagi uang Sumbangan Pendidikan,
dan 6.103.000 bagi Pengembangan Pendidikan


SBMPTN, diikutinya pada hari Minggu, tanggal 30 Juni 2013
Ujian yang diikutinya pada Fakultas Hukum UNUD
Seleksi  Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang diikuti
dengan memilih Perguruan Tinggi Negeri
Universitas Gadjah Mada
dan Universitas Brawijaya



Tes Mandiri, yang berlangsung pada masing2 Perguruan Tinggi
membuatnya terbang ke Jogja bersama empat sahabat dari SMANSA
Berangkat pada hari Sabtu, 6 Juli 2013, bersama ribuan peserta
mereka tes bersama pada hari Minggu 7 Juli 2013
mereka mencoba keberuntungan di Universitas Gadjah Mada
Dengan Pilihan Teknik Sipil, Tata Kota, & Teknik Arsitektur
kampus tempat kutempuh pendidikan Psikologi dahulu
kampus tempat suami menempuh pendidikan S1 dan S2 dahulu
Entah, apakah kini akan cukup ramah untuk menerima anakku juga,
sebagai mahasiswa dari bagian Universitas Gadjah Mada pula....

Tanggal 8 Juli, di hari Senin. Sementara mereka masih di Jogja,
aku yang diminta anak untuk mengecek hasil via internet,
mengetahui bahwa Adi gagal pada SBMPTN.
Dia mengirim pesan singkat via handphoneku, tentang kegalauan hatinya.....
"Maafkan Adi ya Ma. Adi bodo, tidak bisa lulus di Perguruan Tinggi Negeri"
Duh...... airmata menetes mengalir membasahi pipiku.
Kujawab pesannya......
"Anak mama tidak bodoh. Hanya saja, keberuntungan belum berpihak.
Akan kita coba lagi cara lain, ya...."


Anakku sayang....
Juga jutaan anak lain di negeri ini,
yang pula gagal dalam menempuh ujian.
Mereka tidaklah bodoh. Hanya saja, mungkin,
keberuntungan belum berpihak, belum saatnya....
dan, bukan jalan kita untuk sukses di sana.
Masih ada banyak cara lainnya.
Masih ada jutaan langkah yang akan kita hasilkan.
Gagal di satu sisi, masih ada banyak upaya untuk berhasil
pada jutaan sisi lain....

Berikutnya, masih ada dua tes lagi yang akan diikuti
untuk membuktikan potensi diri.
Seleksi STAN, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
pada hari Minggu, tanggal 21 Juli 2013
di Renon Denpasar
dan seleksi PMDK UNUD, fak. Kedokteran
pada hari Sabtu, tanggal 27 Juli 2013




Sungguh.....
Setiap orangtua berharap memberikan pendidikan terbaik
bagi setiap anak mereka.
Betapa, siang dan malam aku berharap demi kebaikan mereka
Namun terkadang, sistem dan struktur pendidikan negeri ini
tidak mampu memberi ketenangan dan kebahagiaan
bagi setiap penduduk negeri
hanya bisa menghela nafas panjang........ Ahhhhh

Minggu, 14 Juli 2013

Miskin atau Kaya...... Beda persepsi belaka???





A Father took his son to a village to show what poverty is all about :
After the trip, he asked his son about poverty...

(Seorang bapak mengajak anaknya berjalan ke sebuah pedesaan
untuk mengenalkan situasi dan kondisi mengenai kemiskinan)

The son replied :
We live as a nucleated family, they live in big extended families...
We have only 1 dog, they have a farm full of animals...
We have a small pool, they have a long river...
We've lamps, they've stars...
We've small piece of land, they've large fields...
We buy food, they grow theirs & eat fresh...
They have many friends to play, we have less friends & no time to meet them, so we have to play with Computers & PS2...
Their fathers have time for their children & our fathers don't have...
They have happiness, we have only money...
The boy's dad was speechless...
Then boy said ''thanks dad for showing me how poor we are..."


Sang anak menjelaskan:
Kita tinggal bersama keluarga inti, mereka tinggal dalam sebuah keluarga besar
kita hanya miliki satu ekor anjing, mereka punya perkebunan penuh dengan binatang
kita hanya punya kolam renang mini, mereka punya sungai yang panjang berliku
kita memiliki lampu, mereka memiliki bintang yang bersinar indah
kita hanya punya sepotong tanah, mereka memiliki daerah yang sungguh besar
kita beli makanan, sedang mereka menanam beragam tanaman dan memakannya segar
mereka memiliki banyak sahabat untuk diajak bermain bersama, sedang kita hanya punya beberapa dan tak pernah cukup waktu untuk berjumpa, maka kita bermain bersama komputer dan PS2
orangtua mereka selalu punya banyak waktu demi anggota keluarga
mereka memiliki kebahagiaan, kita hanya punya uang
Terima kasih, ayah, telah memperlihatkan betapa sesungguhnya kita miskin.....


Life is all about how we see, interpret & accept things..!
Hidup dan kehidupan adalah segala sesuatu bagaimana kita memandang ,

menginterpretasikan, dan menerima sesuatu ......

Sabtu, 13 Juli 2013

Hulk di Era Globalisasi..... Hulk Narsis.







Terkadang......
Kita hanya perlu membiarkan semua mengalir apa adanya. Menjadi diri sendiri sebagai mana adanya...
Dan, inilah, Hulk narsis di era globalisasi.... Tumben dapat perawatan wajah gratis, perawatan tubuh gratis...