Rabu, 19 Agustus 2009

PDSP STPNDB 2

Pembinaan Dasar Sikap dan Profesi

Kamis, 13 Agustus 2009. Pukul 8 pagi, saat kukendarai Astrea 800 yg setia temaniku menuju kampus Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali. Di bypass Ngurah Rai, kulihat berjejer truk berwarna kuning yang memuat ratusan mahasiswa dengan uniform olahraga STP. "Wah, mereka sudah bergerak meninggalkan kampus menuju Sangeh", pikirku.

Setiba di kampus, kumulai berjalan menuju ke Pura Jagatnatha yang terletak di bagian ujung sebelah kanan. "Tuhan, semoga kesejahteraan dan damai selalu meliputi kami yang berada dan menjadi bagian dari lembaga ini". Demikian salah satu doa yang kupanjatkan saat itu. Cukup sudah segala hambatan dan gangguan yang kami alami. Termasuk berita bahwa belasan siswa baru dan panitia dari mahasiswa yang alami kerawuhan hari Rabu kemarin, diluar Desak Putri Ariani, yang sempat kutangani, sebelum kutinggalkan mereka menuju Klungkung, menghadiri upacara Ngaben Ngerit paman Wayan Suda Arsana, iparku. Yup, dia adalah adik dari Nyoman Marpa, pria yang menikahi kakak kandungku yang kini tinggal di Jakarta.

Berjalan menuju Aula, kutemui Winda yang sedang sendirian bersama sekitar 50 an mahasiswa baru yang tidak bisa mengikuti perjalanan ke Sangeh, karena sakit, jatuh dan alami luka di kakinya, dan berbagai alasan lain. Mereka membuat hiasan dengan berbagai bentuk, burung, rangkaian tanaman, bendera, dan lain lain...

Kembali kutinggal mereka, kali ini menuju ruang Administrasi Perhotelan, selesaikan dua bimbingan skripsi, dengan si Galung dan Cempaka. Lalu membuka komputer. "Dua mahasiswa baru masuk UGD Surya Husada" Demikian tertulis di wall Pak Sudiksa, staf PKN yang juga dosen. Duh Tuhan, cobaan apa lagi yang sedang kami hadapi ini. Segera kukontak dia via telpon. Menurut nya, pak Duwita yang terima info dari pihak rumah sakit. Dan pak Sukana Sabudi selaku puket III yang handle kemahasiswaan sudah berangkat menuju ke sana. Info terakhir, satu siswa tidak sadarkan diri, satu alami patah tangan.

Bu Mirah, rekan dosen yang juga berminat ke rumah sakit segera kenakan slayer di kepala, lalu kami berangkat menuju RS Surya Husada Denpasar. Namun, setelah bertanya pada bagian informasi, tak terdaftar satu pun nama Aditya dan Agus, sebagai siswa STP yang alami kecelakaan dan dibawa ke RS tersebut. Berkah Tuhan hampiri kami. Staf informasi RS yang ramah, membantu hubungi RS Surya Husada di Jl. Pratama Nusa Dua. Memang benar mereka tadi pagi dibawa ke sana, namun kini sudah dibawa ke RS Sanglah. Untungnya lagi, RS Sanglah hanya terletak 5 menit perjalanan dari RS Surya Husada Denpasar yg kami datangi ini.

Pak Adi Astawan berdiri di samping brankar. Agus, terlihat lemah memegangi pundaknya. di samping kirinya berdiri bapak dan pamannya. terlihat bebat perban di tangan kiri. "Sebentar lagi akan dioperasi, karena terkilir dan patah". Demikian info yang kami terima. Ah, menyedihkan melihat kondisi Agus. Tuhan, bantu dia untuk segera lewati fase ini. Tuhan, bantu pula Aditya yang saat itu sedang berada di ruang operasi, dibius total dan sedang dikelupas kulitnya, untuk membersihkan aspal yang menempel di beberapa bagian tubuhnya akibat kecelakaan yang mereka alami.

Semoga mereka segera sembuh dan bergabung bersama teman temannya, ikuti perkuliahan di kampus STP.... Mereka masih muda, hidup mereka masih panjang, masih banyak bagian dunia yang akan mereka lihat, akan mereka jelajahi dan warnai dengan segala bentuk perjuangan mereka....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar