Rabu, 19 Agustus 2009

PDSP STPNDB 3

Pembinaan Dasar Sikap & Profesi

Setelah kunjungi RS Surya Husada, RS Sanglah, dan penunjuk waktu di HP menunjukkan pukul 11. Aku bersama Ibu Mirah berangkat menuju Suci, menunggu rombongan yang berangkat bersama kijang Innova dari STP Nusa Dua. Kuparkir motor di depan jejeran toko mas. Kami masih sempat menikmati semangkuk mie ayam, disiram saos tomat dan sambal. Hmm, tanpa sungkan dua orang dosen duduk di bawah pohon, di samping pura kecil yang terletak di Suci, menikmati mie panas dan pedas.

Lima belas menit kemudian, Kijang kampus tiba, kami naik dan duduk di deret tengah, di bagian belakang ada Pak Suadi dan Ibu Sulistyawati, di depan ada Pak Sukana Sabudi, dan supir, Pak Sunari. Topik pembicaraan bergerak dari kondisi mahasiswa yang baru kami kunjungi di RS Sanglah, arisan yang kini berakhir dan Pak Sabudi berhak dapatkan 1.500.000 rupiah yang jadi haknya, jadwal perkuliahan yang belum tuntas diprogram bagian akademik, hingga perjalanan kami menuju Taman Mumbul, Sangeh.

Tiba di Taman Mumbul, terlihat rombongan mahasiswa baru dalam kelompok tertentu, mencoba melintasi sungai dengan gunakan dua utas tali yang terbentang. Kualihkan pandangan ke arah kelompok lain yang sedang berusaha menyelesaikan games mengisi batangan pipa pralon sepenuh mungkin dengan air. Ah, ini bagian dari pembentukan mental mereka, agar tidak manja, menjalin kekompakan mengembangkan toleransi diantara sesamanya, dan meningkatkan stamina, karena kelak mereka harus hadapi dunia industri pariwisata yang sesungguhnya...

Tergerak hati ini bersembahyang di tempat penglukatan di bagian ujung Taman Mumbul ini... Kuajak Bu Mirah, disertai Pak Sabudi, kami bersembahyang disana, lalu, kubasuh wajah dan rambut pada ke tiga tabung bambu yang mengalirkan air keluar dari balik bebatuan di bawah pohon beringin besar ini, berharap Hyang Widhi hadir memberi seuntai kasih dan berkah bagi jiwa yang lelah dan selalu mencari hadir Nya ini....

Lalu, perlahan ku titi pematang sawah yang dilewati mahasiswa dengan uniform penuh berlumpur mereka akibat lewati rintangan, kuhampiri sungai yang juga harus mereka sebrangi. Terjatuh ke dalam sungai jika titian tali tidak kuat mereka arungi, dan akibatkan basah sekujur tubuh. Kuyakinkan diri ini... Jika mereka bisa, kenapa aku juga tidak mencoba untuk sebrangi dengan gunakan dua utas tali ini. Lalu kugeser kaki perlahan di atas tali, menggenggam erat utas tali yang terletak di bagian atas... selangkah, berhasil. Kuseret lagi kaki kanan bergerak menjauh, gerakan tangan pun mengikuti, hingga akhirnya, berada di tengah. Ah, keyakinanku bertambah. Majulah, langkah tegapku, jangan mudah menyerah. Genggaman erat jemari tangan pada utas tali di atas semakin menguatkan keyakinanku, andai, aku terjatuh pun, ransel telah kuletakkan di pinggir sungai, saku celanaku tak berisi benda apapun yang perlu khukhawatirkan jika terjatuh dan basah. Andai, aku terjatuhpun, tidak mungkin akan terluka, karena sang air siap menangkapku... Mahasiswa yang menjerit-jerit menggoda dari pinggir, dari bawah, karena mereka berendam dalam air, dan rekan rekan dosen yang mengawasi dari pinggir, ikut memberi semangat... Akhirnya... Terima kasih Tuhan, kau buktikan diri ini mampu meliwati lagi satu tantangan.

Pukul 3, rombongan terakhir dari kelompok mahasiswa baru peserta PDSP yang membawa bendera kuning tiba di Taman Mumbul. Kami kembali bergerak ke Lapangan Parkir Sangeh.
Pk. 4, rombongan terakhir tiba di post terakhir. Latihan upacara penutupan segera digelar. Cek sound system, aliran listrik, selang untuk mengaliri air pam, tempayan dari tanah liat untuk menyirami mahasiswa dan taburan kembang dipersiapkan. Pk. 4.15 sore, upacara penutupan PDSP digelar. Pataka kembali diserahkan pihak Brimob yang selama ini bina mereka, diterima oleh Pak Sabudi, dan diambil alih oleh mahasiswa. Pengguyuran air kembang pun dimulai. Hm, 711 mahasiswa peserta PDSP yang terdiri dari 671 mahasiswa baru, 40 mahasiswa yang sebelumnya tidak lulus PDSP, dikurangi jumlah siswa yang tidak mengikuti PDSP ini, jumlah mereka yang sekarang diguyur air kembang oleh deretan pejabat, Ketua Program Studi dan Ketua Jurusan Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, dosen hingga pegawai yang hadir di sini.

Ah, akhirnya tuntas lah sudah rangkaian PDSP. mereka kembali menaiki 14 truk yang memuat ratusan mahasiswa kami untuk kembali menuju kampus tercinta di Nusa Dua, pulang dan beristirahat. Kembali keesokan harinya untuk menikmati hiburan di panggung aula STP. Kemudian persiapan untuk rangkaian perkuliahan yang akan mengejar mereka minggu minggu berikutnya... Terbanglah, anakku, terbanglah ke angkasa, kepakkan sayap sayap kalian... gapailah angkasa nun jauh tinggi di atas sana...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar