Sabtu, 20 Februari 2010

A Story of A Young Lady

Seorang gadis muda bertanya padaku, "Ibu, aku baru putus dari kekasih hatiku. Dan, tolong ibu infokan, apakah dia masih mikirin aku? Apakah kami akan kembali? Dia sudah tidak mau bicara lagi dengan ku. Tolong jawab segera...". Hmm, ditengah buruknya jaringan internet, dia semakin gundah menanti jawaban, berkali saling reply komentar. Bahkan, kubutuhkan hingga lebih dari 5 menit sebelum bisa mengirim jawab atas tanyanya.

Kisah gadis ini, menggambarkan dunia remaja. Berpuluh kisah lain yang sama, bahkan, berjuta kisah lainnya, memberikan gambaran pada kita, bahwa hidup sangatlah bervariasi. Perjalanan hidup akan menghantarkan kita temui segala harapan, tantangan, permasalahan, baik dalam hal percintaan, keluarga, pelajaran dan pekerjaan. Terkadang, down, frustrasi, minder, terpuruk, marah, cemburu, benci, bangga, narsis, pongah dan jumawa, rakus atau cepat curiga, gampang berbagi pada sesama.

HenkyKuntarto menguraikan apa yg dikatakan Simone Weil (1951)
“Kehidupan seperti sebuah tempat belajar, membutuhkan waktu dan usaha. Barangsiapa yang sudah menyelesaikan masa belajarnya akan mengenali setiap hal dan peristiwa, dimana saja selalu, sebagai vibrasi dari Tuhan yang sama dan kata-kata yang sangat indah.”

Bahkan, 40 tahun lebih berlalu dalam kehidupanku, masih terasa belum juga menamatkan pendidikan ini. Masih terlalu dangkal pemahaman dan pengalaman tentang makna kehidupan. Dalam bersahabat, dalam berkeluarga, dalam berbagai aspek ruang kehidupan pekerjaan, bertetangga, akan selalu ada persamaan, sekalius pertentangan, friksi, konflik.

“Persahabatan mengandung sesuatu yang universal. Persahabatan berisi cinta terhadap sesama manusia, seperti kita seharusnya bisa mencintai setiap jiwa, terutama semua jiwa yang pergi untuk membentuk ras manusia”. Inilah kata kata yang ditulis oleh Simone Weil dalam bukunya Waiting for God, yang ditulis pada tahun 1951.

So,
Young lady....
dia berlalu dalam hidupmu, semua meninggalkanmu, pun,
merasa menjadi pecundang, atau "the looser" sekalipun,
mengapa harus takut?

Bersahabat,
tidak berarti tidak ada pertentangan
Berpacaran,
tidak berarti pernikahan bakal kau jelang
Menikah,
tidak berarti tidak akan ada masalah...

Hidupmu masih panjang...
Masih banyak yang bakal kau hadapi
Masih ada cowok lain yang bakal lewat
Masih ada kerumitan lain yang menghadang...

Jalani lah semua ini..
berjuang, berusaha, berproses
Hidup tidak berhenti pada sebuah tujuan
Tidak berakhir tatkala tujuan tercapai
Jangan menyerah.. jangan pernah menyerah.

3 komentar:

  1. Bu..., saya masih Jomblo nih dalam seperempat abad, apa masih bakal demikian dalam seperempat abad mendatang? Karena setelah itu, seperempat abadnya lagi saya kira saya tidak akan terlalu memusingkan hal-hal ini :)

    BalasHapus
  2. Ah, Pak Dokter...
    Jodohmu sudah di depan mata sejak 2 - 3 th lalu. tapi terbentur konflik tak berujung... Lalu, 3 th dari kini, kau akan menikah dg seorang wanita yg kau puja, dia mencintaimu mati-matian. Walau akhirnya kalian sadari, bukan jodoh, tapi mampu hidup bersama, rukun berbahagia, saling menghormati hingga akhir hayat..
    Masalahnya, minder terus mendera hingga akhir, bahkan, ganggu fisik. Hweleh...

    BalasHapus
  3. Weleh-weleh, koq kaya baca ramalan bintang sih :D

    BalasHapus