Senin, 05 September 2011

Galau Selasa

Selasa, 6 September 2011.....
Ditengah kegalauan hati karena hari ini tidak bisa hadir bersama keluarga besar Jroan Batuaji Klod yang tengah membuat banten dan pelbagai persiapan upakara jelang Pelebon Bapak minggu depan, aku berangkat menuju Nusa Dua.

Hari ini harus menguji tiga kandidat ajudan menteri pariwisata. Bu Sulis, rekan sejawatku, yang juga seorang psikolog di STPNDB, harus menuntaskan kelas yang diajar hingga pk. 10 pagi. Maka, aku hadir di ruang serba guna Gedung Rektorat, dengan setumpuk berkas bahan psikotes bagi mereka, tamatan terbaik STPNDB.

Pukul 10.30, bu Sulis menggantikan ku menuntaskan tugas menyampaikan psikotes, sedang aku beranjak ke kelas. D IV Manajemen Konvensi dan Perhelatan semester 1, menanti di gedung Padma blok B, ruang 101.

Pukul 11.45, aku kembali bergabung dengan ibu Sulis dan menuntaskan tugas membuat profile psikogram. Pk 12.30, serombongan mahasiswa semester 5 D IV Administrasi Perhotelan kelas C telah menanti untuk ku uji hasil laporan training mereka periode semester lalu.

Sambil tetap saling berkirim email dengan ibu Sulis yang terpisah gedung denganku, kami terus membahas profile psikogram yang telah kami susun berdasar hasil psikotes. Kulangsungkan ujian laporan mahasiswa. Kucoba memesan makanan dari warung Raja via nomer teleponku, namun mereka masih tutup. Swaha...... aku lapar, hehehe.

Pukul 13.30, 4 mahasiswa telah ku uji laporan trainingnya. Aku mencoba menghubungi ibuku di Pontianak untuk memastikan kode penerbangan, namun ibu gagal menjelaskan. Swaha.... sungguh sebuah ujian kesabaran siang hari ini.

Pukul 13.45, rombongan berikut dari mahasiswa yang akan kuuji laporannya telah bersiap. Seharusnya mereka adalah bagian dari tugas Ibu IGA Mirah, namun ibu IGA Mirah berada di rumah sakit, ponakannya jatuh sakit. Aku tidak tega mengecewakan orang yang membutuhkan bantuan. Maka, lanjut lagi perjuanganku......

Berkali kucoba untuk menghubungi ibuku, adik-adiku, juga para pegawai yang membantu operasional di toko yang ibu kelola ... namun aku tetap tidak mendapat jawaban yang memuaskan. Ah, alamat, harus berangin2 di bandara, menunggu kedatangan pesawat Lion Ibu yang entah pukul berapa. Hiks hiks hiks....

Pukul 14.30, berkali pimpinan puncak di kantor kami menelpon dan menanyakan hasil psikogram. Bu Sulis telah berangkat ke kelas, dia harus mengajar lagi. Sedang aku, gagal membuka jaringan internet dari PC di depan mejaku. Aaarrgghhh. Aku beranjak ke meja ibu Sukerti, dan mulai mengetik kembali dari awal.

Pukul 15.00, bu Sri tiba di sampingku, mendapat instruksi dari pak Madiun untuk segera mendapatkan data yang telah kuketik. Hhhmmmffhhh.

Dan akhirnya..... astungkara. Semua berjalan bagai dinamika kehidupan dengan berbagai romantikanya. Kini aku akan pulang ke rumah dahulu.... kemudian mengecek 150 baju kaos dan 100 potong kain yang akan disumbangkan ibu berkaitan dengan Pelebon Bapak. Lalu lanjut mencoba rehat (jika memungkinkan) sebelum jemput ibuku dengan pesawat terakhir nanti malam.

Smoga.... smoga... smoga..... Santi selalu hadir di hati dan di bumi. Smoga anak2ku memahami arti perjuangan ini, suami tercinta ga rewel dengan situasi yang ada, smoga para sahabat dan para muridku juga maklum, smoga para tetangga juga maklum adanya....... smoga....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar