Senin, 05 September 2011

Mental Health Symposium

https://www.facebook.com/groups/195352090485715/?view=permalink&id=259080974112826
Eddwar Idul Riyadi, Directorate-of-Mental-Health-Ministry-of-Health-of-Republic-of-Indonesia, menjelaskan:

Ia dan dr. Irman sedang menghadiri interactive meetings promoting access to care and treatment in menta helth d sofitel saigon plaza ho chi minh city vietnam yg dilaksanakan oleh World Association for Social Psychiatry (WASP) dan Sanofi Int. France kami akan share di group hasil simposium dan workshopnya setiap harinya.
Besok acaranya pembukaan, lecture: understanding the stigma of mental illness by J. Arboleda-Florez (Canada).
Simposium 1 : Stigma and Discrimination in mental health in different parts of the world (central america, indochina, subsaharan africa, Indian Ocean)
Simposium 2 : Advocacy for mental health & epilepsy : new data, pembicara dr vietnam, india, laos, kamboja. hasilnya kami laporkan bsk d grup & silakan utk mengomentari ato mendiskusikannya demi perkembangan psikiatri komunitas, salam sejawat.
Dr. Syafari Soma menguraikan bahwa yg membuat stigma antara lain : 1) anggapan bahwa peny jiwa gak bakalan sembuh...2) bahwa peny jiwa sangat membahayakan. 3) penyebabnya "mistis","superstitius" ......> Setelah kita buktikan dilapangan bahwa tidak terlalu sulit utk mengobati ggn jiwa bahkan bs dilakukan olen bukan dokter (layman) yg kita bekali obat dan pengetahuan yg cukup. Selalu melakukan edukasi bahwa ggn jiwa adalah spt ggn yg lain disebabkan ada ggn organ (mulailah memberi pelajaran neurosains pada masyarakat ttg fungsi otak dan apa yg terjadi klo ada ggn pada otak). Hanya merawat pasen di RSJ klo TERPAKSA. Jadi harus mengembangkan HOME TREATMENT utk ACUT PSYCHOSIS (saya sdh sering melakukan dan ternyata mudah). Klo dirumah gak bs baru di plyn medis (RSU). Jgn bebani Puskesmas krn mereka sdh kewalahan ngurus program yg ada. RSUD harus dijadikan Rujukan Medis shg harus dikembangkan. Sy sdg mencoba utk mengembangkan "Scorring System",maksudnya dibuat skor utk menentukan kpn pasen bs diobati dirumah, kpn hrs di RSUD dg menilai variable-variable yg mempersulit dan mempermudah( kebetulan anak sy residen psikiatri dan pns di RSUD Cianjur mau bikin tesis ttg "Scorring System". Lakukan terus menerus Promosi dan Prevensi Kesehatan Jiwa. Insyaallah stigma akan berkurang. Jangan lupa bahwa Psikiater dan Nurse juga bs jadi sumber stigma klo mereka kurang faham ttg neurosains. Jadi perlu pelajaran neurosains yg mendalam di FK atau Perawatan. Terakhir selalu mengkomunikasikan pada sejawat lain dg menjelaskan PSYCHO-NEURO-IMMUNOLOGY....hubungannya dg Gejala-gejala GGN JIWA. Terimakasih ,selamat berjuang. GBU.


Pada lecture pertama prof. Julio Arbeola Florez menyatakan:
ada 3 mekanisme stigma:
1. Structural stigma. (kebijakan, pelayanan, regulasi).
2. Sosial stigma( sosial streotype, prejudice attitude, diskriminasi).
3. Self stigma( malu, low self esteem, social withdrawl).
Konsekwensi dari hal tsb di lapangan:
1. Tidak ada kebijakan khusus ttg MH yg membuat anggaran rendah dan kualitas layanan jg rendah.
2. Pandangan yg salah yg membuat kecurigaaan thdp terapi dan kesulitan utk ditangani oleh profesional.
3. Kurangnya pendanaan utk penelitian.
Konsekwensi terhadap penderita adalah :
1. Negative stereotype spt penyakit yg tdk bisa disembuhkan, berhubungan dng klenik dll.
2. Social exclution, spt dihindari orng, berbahaya, diisolasi, dikucilkan dan dipasung , dng mengetahui hal tsb, setidaknya kita tahu apa yg akn kita fokuskan utk membantu melawan stigma
Dr. Eddwar menambahkan......
acara impact d buka oleh presiden WASP yg mengatakan saat ini mereka sdng menjalankan program FAST (fight against Stigma) dng usaha : 1. Mengurangi treatment gap (data WHO 8O % pd mental illness ). 2. Meningkatka peran keluarga dan kelompok peduli untuk psikoedukasi . 3. Kolaborasi antara kementrian kesehatan dng akademisi, profesi, farmasi dan LSM untk meningkatkan akses pengobatan psn. Sepertinya ke 3 hal tersebut sdng kita bangun dan programkan

Dari simposium ttg masalah MH dari berbagai negara berkemban di afrika, amerika tenga dan indochina umumnya pada kurangnya SDM, sarana dan anggaran, kurangnya training, kurangnya interaksi berbagai stake holder dan persepsi yg salah terhadap MH. Sama dng negara kita, utk itu kt sdng membuat road map menuju Indonesia bebas pasungg yg prinsipnya berusaha menjawab semua tantangan dan permasalahan diatas khususnx pendrt g3 jiwa berat yg paling terstigma



Tidak ada komentar:

Posting Komentar