Kamis, 13 Oktober 2011

Gempa di Bali


Kamis, 13 Oktober 2011. Pagi hari selesai dengan urusan anak2 dan RT, simbok masih menuntaskan urusan di dapur. Suami masih asyik dengan bacaan korannya. Aku bergerak dengan dua ransel hitam menuju kampus Pascasarjana. Satu berisi buku2, dompet flashdisk ku, dan kotak pensil, juga bekal makan siang, satu lagi berisi laptop mini. Tiba di Gedung Prof. Bagus, pintu masih terkunci. Gedung ini menjadi satu dengan fakultas Sastra Universitas Udayana. Disini merupakan tempat para dosen dan ketua Program Studi Kajian Budaya, Program Pascasarjana Universitas Udayana. Aku duduk sambil membuka laptop, mengerjakan revisi usulan serdos rekan yang minta bantuanku. Lima belas menit kemudian baru Dr. Redig muncul, berikutnya, bu Agung, staf perpustakaan. Aku naik ke lantai tiga bersamanya. Kulanjutkan bekerja dengan menggunakan laptop, sebelum kemudian turun ke lantai 2, bertemu dengan Bu Ari, Bu Tjok, dan para staf lain. Mereka memintaku untuk menyerahkan berkas bukti pembayaran pengembalian kelebihan beasiswa BPPS yang kuterima dengan menyetornya langsung di Gedung pusat Pascasarjana UNUD. Hmmm, berarti aku harus bergerak menuju ke jalan Sudirman.

Well, kembali bergerak menuju Gedung Pusat UNUD. Disana kuserahkan berkas bukti pembayaran, menyelesaikan kontrak penuntasan proses pembelajaran pada program S3 Pascasarjana. Ah ha, ternyata kubutuhkan dua buah meterai seharga Rp, 6000. Hmmm, aku harus turun ke lantai satu. Ruang Pos terletak di samping gedung kami ini. Kubeli sekaligus tiga buah meterai, dan masuk ke ruang lift. Ah ha.... dunia ini sungguh kecil. Aku satu lift dengan Ketut Erawan. Doktor politik dan hubungan internasional ini adalah sesama mantan Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma. Dia adalah seniorku dahulu di Universitas Gadjah Mada. Aku di fakultas Psikologi, dia di Hubungan Internasional. Well, dia akan menjadi salah satu pembicara di lantai 4 gedung kami. Ada seminar tentang Kondisi Politik di Indonesia. Maka, kuikuti dia hingga lantai 4. Sambil menyelam minum air..... Menyelesaikan urusan kuliah, dan sekaligus mendapat tambahan wawasan pengetahuan dan pemahaman mengenai situasi terakhir di berbagai bidang.

Aku sengaja duduk di bagian paling belakang dari seluruh peserta seminar. Toh takkan bisa kuikuti seluruh rangkaian seminar. Setelah selesai sessi presentasi pembicara pertama, aku pamit permisi pada para panitia dari mahasiswa. Turun ke lantai 1, kuserahkan meterai pada staf administrasi disana, kutandatangani kontrak perkuliahan, dan kembali bergerak. Kali ini menuju kampus STPNDB.

Tiba pukul 10.30, menandatangani revisi skripsi setelah mahasiswa ujian sidang, memperbaiki revisi serdos rekan kerja, dan aku segera menuju ke Gedung MICE. Disana sedang berlangsung seminar mengenai pembahasan kurikulum. Dan aku ingin mengumpulkan tambahan wawasan lagi.....

terjadi gempa. Langit2 ruang pertemuan dimana kami berada bergetar, makin lama makin keras. Kusadari, ini gempa. Kami segera bergerak menuju pintu keluar. Sekitar 50 an peserta bergerak, dan berkumpul di halaman. Info yang beredar masih simpang siur. Dari beberapa teman tersiar berita bahwa gempa berpusat di Nusa Dua. dan.. berpotensi tsunami. Hmmm, kami mulai mencoba menghubungi keluarga. Namun beberapa kali gagal. Kucoba susuri gedung2 dimana mahasiswa STPNDB menjalani proses belajar mengajar. Bergerak dari Gedung Padma, blok A dan B, kuminta para mahasiswa yang masih berada di tiap ruang, dari lantai dasar, lantai 1 dan dua untuk bergerak keluar dan berkumpul di halaman. Lalu bergerak menuju Rebab blok A dan B. Dan menuju Lontar. Kulihat satu mahasiswi yang sedang menggunakan kruk. Dia dibantu seorang rekannya untuk menaiki tangga. Sungguh kasihan mendengarkan kisahnya. Berlari keluar sewaktu terjadi gempa, lupa jika kakinya terluka dan patah karena kecelakaan 2 minggu lalu. Belum ada arahan untuk mengijinkan mahasiswa pulang. Masih saling memantau.

Setelah keliling, aku kembali ke ruang MICE, yang kucoba adalah meminjam BB by Ayu dan mencoba menyampaikan informasi via FB, bahwa telah terjadi gempa. Tak lama kemudian, peserta seminar berangkat menuju Restaurant Ganesha untuk menikmati makan siang. Aku balik ke ruang melanjutkan beberapa pekerjaan. Kusempatkan membuka jaringan internet di komputer kami, dan kubaca dari BMKG.

Telah terjadi gempa Magnitude 6,8 SR, 13 Oktober 2011, 10.16.27 WIB, lokasi 9,89 LS, 114,53 BT, 143 km Barat Daya Nusa Dua Bali, kedalaman 10 km. Info resmi BMKG: Gempa tidak berpotensi tsunami.

Kami juga menyaksikan dari televisi situasi terkini dari gempa yang baru terjadi.

Pukul 14.00, kembali ke ruang MICE demi mengikuti penutupan acara seminar tentang kurikulum. Kemudian aku kembali ke ruang ADH. Bu Irene masih bertahan di ruang MICE, menanti sertifikat yang tak kunjung kami dapatkan. Hmmm, sungguh hasil yang lumayan mengecewakan....

Bu Sukerti dan bu Mirah sedang mengajar di kelas sore tatkala terjadi gempa susulan. kulacak info dari BMKG via jejaring internet kami. Hmmm, tertulis di sana.

13-Oct-11, 14:52:46 WIB Gempa susulan, 9.76 LS - 114.53 BT. Kedalaman :10 Km : tidak berpotensi TSUNAMI (info resmi dari BMKG).

15 menit kemudian, seluruh proses pembelajaran di kampus dihentikan, mahasiswa dipulangkan lebih awal. Kami khawatir jika ada gempa susulan lain lagi.

Ah Tuhan....
Bencana dan segala ujian ini.... semoga segera berakhir, dan tidak ada korban jiwa. Info terakhir dari televisi yang sempat terpantau adalah, sekitar 50 an korban berada di RS Sanglah akibat tertimpa berbagai benda selama gempa terjadi, beberapa gedung di Denpasar mengalami kerusakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar