Jumat, 14 Oktober 2011

Hari Jum'at bagiku.....


Jum'at, 14 oktober. Hmmm, hari yang bakal heboh. Ingin ikuti banyak acara, tapi tidak bisa semua diikuti. Ada berbagai lomba di STPNDB dalam rangka memperingati bulan pariwisata. Pertandingan sepakbola antar mahasiswa di lapangan olah raga, pertandingan bulu tangkis, tenis meja, basket, di Gelanggang olah raga. Namun aku harus berkutat terlebih dahulu dengan serdos Gung Aji Waicaka.

Sebenarnya beliau sudah diusulkan dua tahun lalu pula, bergabung denganku dan rekan dosen lain untuk diusulkan ke jakarta dan mengikuti seleksi, namun mungkin ada berbagai pertimbangan lain hingga ia menarik diri. Dan, kini kembali aku dimintai bantuan untuk mengetikkan dan mengedit usulan tersebut sebelum dikirim.

Begitu tugas selesai dan beres, aku berkeliling lapangan sejenak, menemui para staf dan mahasiswa. Kemudian ijin pamit ke Denpasar. Ingin bergabung dengan Anand Krishna yang mengadakan acara bedah buku, Karma Yoga.

Tiba pukul 10.30 di Gedung Nari Graha Renon, sudah seluruh pembedah buku yang bicara di depan panggung. Ada Ibu Tini Rusmini Gorda, seorang ibu dengan 36 organisasi yang dikelola, sebagian besar bergerak dibidang sosial. Ada Bapak AA Raka Santeri, yang sudah kukenal semenjak dari masa kuliah dulu di Fak. Psikologi UGM Jogja, dan sering jadi pembicara di acara KMHD UGM. Ada Pak Made Suantina yang sekaligus jadi moderator. Dan sudah tentu, Pak Anand Krishna sendiri, yang kasusnya menghebohkan jagat ini. Hmmm, sungguh tokoh kharismatis yang berjuang mengembangkan pluralisme di dunia.....

Ban Ki Moon said about volunteerism : The Spirit of Karma Yoga.....
"We need people who can work without any personal motive and interest. We need people who can serve the society without thinking of their personal gain".

Hal yang paling mendasar dan sungguh menantang dari berbagai ajaran spiritual yang ada adalah membumikannya, menerapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari...... Mampu membawa kita dalam berkontemplasi di dunia keramaian lewat pekerjaan yang bernafaskan pelayanan tanpa pamrih pada sesama umat manusia (YF La Kahija via Anand)

Bila seseorang menebarkan ajaran bibit kebencian, maka sesungguhnya orang tersebut sudah gagal menjadi seseorang guru, tidak layak menjadi seorang pemimpin (Anand). Jika sesuatu itu wahyu, seharusnya semakin mendekatkan kita pada berbagai golongan yang berbeda sebagai perwujudan dari Tuhan, bukannya semakin menjauhkan kita satu sama lain, dan menimbulkan konflik antar sesama umat manusia (AA Raka Santeri). So... ke laut aja deh loe (Santi)......

Dengan berbagai polemik yang menyertai beliau, ajaran-ajarannya sungguh menyejukkan hati. Yeah.... take the positive ones aja dah..... Smoga semua berjalan damai.

Tuntas acara pukul 12, perutku lapar, namun masih ada beberapa tugas yang harus dikerjakan. Scan data, fotokopi. Berikutnya.... Plaza Telkom yang terletak di sebelah Rimo, di jalan Diponegoro. Modemku lemot. Harus dicek ulang, apa gerangan penyebabnya. Antri 20 orang lagi sebelum nomerku. Lapar, namun takut bila ditinggal dan harus daftar dari awal lagi. Hmmm. Lanjut kerja ngedit tulisan dan ef be an saja, sekaligus buka ym, plurk, dan blog untuk memuat beberapa buah ide tatkala mengikuti bedah buku Anand tadi. Satu jam kemudia urusan di Plaza Telkom tuntas. Akhirnya terdampar di warung nasi campur pinggir jalan dan kupesan se porsi nasi.

Pulangkah? Ah, belum, tujuan berikut adalah rumah iparku di jalan Antasura. Sudah seminggu tidak mengunjungi mertua dan para ponakan disana. Harus berbagi kebahagiaan pula dengan keluarga besar.... Kubelikan ikan bakar dan sate ikan untuk buah tangan.

Tiba disana, kusadari anjing kecil jenis pompom yang baru dua minggu lalu mereka beli, dan sempat kubeli kerangkengnya bareng ponakan, anjing kecil ini berantem dengan anjing besar lainnya. Dan... mati. Hmmm, jelas saja kalah. anjing yang satu ini, beratnya belum juga satu kilogram, harus melawan anjing dengan berat 100 kg. Sedih deh para ponakan. Smoga saja mereka lekas mendapat ganti anak anjing baru lagi. Namun.... dalam hidup ini, kita juga harus sadar bahwa tidak semua keinginan dan harapan bisa terpenuhi, baik instant ataupun secara evolusi......

Berbincang sejenak dengan ipar-ipar, ponakan dan mertuaku, aku lalu terkapar tidur pulas di lantai. Di lantai? Yup..... Beberapa hasil penelitian yang kutahu, justru menyatakan, dg tidur di lantai sesungguhnya bagus bagi tulang gan tubuh yang lelah sehabis bepergian dan bekerja. Lumayan.... 15 menit tertidur sebelum lanjut dengan permisi pulang.

Now..... waktu bagi keluarga kecil tercinta, suami dan kedua anakku. Malam ini seharusnya aku mengajar di paket kejar C. Kelompok Belajar yang setara dengan SMA, sebagai bentuk program pemerintah bagi mereka yang tidak mampu dan sudah bekerja. Namun rasa lelah melanda, maka ku kirim berita pada ibu Agung, pengelola Paket Kejar, dan para muridku, menyampaikan bahwa aku tidak bisa mengajar mereka kali ini.

Setelah mandi dan berbenah, ku hamparkan se lembar tikar di halaman, duduk bersembahyang bersama anggota keluargaku, menghaturkan doa dan puja Trisandhya bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dan lanjut tertidur hingga pagi.

Hmmm, astungkara..... satu hari lagi masih boleh kulalui bersama Tuhan. Hidup kita esok hari, who knows exactly..... namun berusaha semakin baik dari hari ke hari, semakin bijak dan dewasa......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar