Rabu, 21 Desember 2011

Ini ceritaku, mana ceritamu? (2)

Berangkat menuju Jawa, dalam rangka darmawisata ke berbagai situs Majapahit di Trowulan, bersama dengan rombongan 4 bis keluarga besar STPNDB, tidak dapat dipungkiri, kami adalah the real backpackers, well educated tourists. Kami membawa dan menyiapkan berbagai keperluan dalam ber darmawisata, dengan situasi dan kondisi dana terbatas, dan tak lupa, menyiapkan berbagai informasi mengenai berbagai objek yang bakal kami kunjungi.

13244218891580845677

Aku telah menyempatkan berkelana di mbah google, search berbagai data yang memungkinkan, mengenai berbagai macam situs Majapahit, ku print dalam 10 lembar kertas, route perjalanan kami, dan, beberapa situs terdekat lainnya dengan route perjalanan kami.

Sudah pula kukumpulkan informasi mengenai Batu Night Spectacular yang bakal kami kunjungi di Batu Malang, berbagai jenis hiburan yang bakal kuikuti bersama dengan anakku. Hmmm, sungguh sebuah rencana dahsyat bagi kami semua. Mendekatkan hati dengan orang terkasih, memberi hiburan setelah berbulan penuh kesibukan, akhir tahun dan pas saat liburan, sungguh pas.

13244220211787397797

Walaupun Bale Kambang tidak termasuk tempat yang bakal kami kunjungi, namun sudah kuunduh pula datanya, siapa tahu…… bakal sempat kami kunjungi. Woww. Dan…. Tanggulangin, pusat kerajinan dari kulit, ITC serta Tunjungan plaza di Surabaya? Hmmm, aku bukan tipe orang yang shopacholic, gila belanja. Namun sudah kucoba telusuri, apa saja yang bakal kutemui disana….

13244222001412638311

Aku juga ingin mengunjungi sekolah ku dahulu, saat SMA. Well, kami berempat, aku dan kakak perempuanku, juga kedua adik lelakiku, bersekolah di SMAK Santo Yusup, yang terkenal dengan sebutan, Hwa Ind. Aku sempat tinggal di biara susteran Congregation Imitation of Jesus, di sebelah SD Marsudisiwi, di Blimbing Malang. Selama 3 tahun hidup terpisah dari keluarga, orangtua kami mempercayakan aku dan kakakku di bawah asuhan seorang pastur SVD, Romo Hilarius Sutiono, dan kami ditempatkan di biara susteran, meski kami seorang Hindu. Mereka sungguh wellcome terhadap kami….. Sungguh sebuah penanaman dan pengembangan budaya toleransi yang sangat baik sedari dini.

1324422395331067633

Dalam rombongan kami yang sebagian besar beragama Hindu, terdapat beberapa rekan muslim yang ikutan bergabung. Tapi tidak ada masalah berarti, karena sudah kami diskusikan bersama, segala kemungkinan yang bakal kami temui selama dalam perjalanan kelak, dari makanan, rehat untuk sholat. Hmmm, indahnya sebuah kebersamaan…..

Kubawa pula laptop beserta dengan modemku. Siapa tahu, aku ingin mengerjakan sesuatu selama di perjalanan. Dan, ini sungguh bermanfaat tatkala bahkan, sebelum berangkat, menunggu 2 bis dari Nusa Dua yang bakal bergabung dengan kami di lapangan Lumintang Denpasar, aku di hubungi oleh Pak Tonsen via short messaging service.

“Bu Santi, kami perlu data Pak Waicaka segera. Ditunggu untuk dikirim ke DIKTI sekarang juga, karena besok dibutuhkan untuk rapat pengambilan keputusan di Jakarta”. Ah ha….. dan, jadilah aku bersibuk ria, mengedit data, mengemail pak Tonsen dan pak Waicaka, juga pak Iswayana, dari semenjak bis bergerak dari lapangan Lumintang, hingga tiba di restoran Arimbi di Negara, tempat kami singgah untuk makan malam sebelum menyeberangi selat menuju ke Jawa.

Hmmm…. sungguh banyak hal yang membuktikan bahwa Informasi dan Teknologi membantu manusia memperlancar pekerjaan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Semoga kita semua diberi kemudahan dan berkah selalu, dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam mewujudkan cita-cita, menjadi semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar