Jumat, 30 Desember 2011

Learning is a journey, honey... not a race.



























Pagi dini hari terjaga.... Jum'at 30 Desember 2011. Kupersiapkan segala berkas bagi pendaftaran ujian Kualifikasi rancangan Disertasiku. Pagi ini harus ke bank melakukan pembayaran SPP semester 4, lalu kemudian menyetor berkas copy kuitansi pembayaran, copy persyaratan kelulusan tes TOEFL dengan skor di atas 500.

Hufttt..... sungguh morning crazy. Pagi sudah mulai terlihat tanda2 nya... bahkan, copy kuitansi semester lalu yg sudah kupegang, bisa linglung kudibuatnya, terjatuh entah dimana. AAArrgh.

Nekat dengan tetap berangkat ke bank Mxxxiri, sambil ku telpon pak Abdul Wahid, teman seangkatan yang memintaku untuk mendaftarkan ujian Kualifikasinya, karena dia sedang dalam perjalanan ke Bima, untuk mengumpulkan data awal bagi penelitiannya. Masalah selesai? Ah ha, belum..... Karena tutup buku kas jelang akhir tahun, pengambilan dana di bank dibatasi, dan, aku tidak pernah bawa buku rekening bank, hanya bermodal ATM. Sedang kini aku perlu dana 7,5 juta. Untung teller Ayu sungguh membantu. Bisa dilacak dari kartu ku, dengan konfirmasi beberapa data, dana bisa ditransfer antar nomer rekening, karena toh dari satu bank sama, ke nomer rekening Rektor Unud.

Payahnya lagi, aku lupa akan nomerku sendiri. Dan... saking paniknya, aku bahkan lupa di dalam ransel Doraemonku di bahu, terdapat daftar nama beserta nomer induk mahsiswa S3 Program Pascasarjana Program Studi Kajian Budaya Universitas Udayana. Sekali lagi kuhubungi Pak Abdul Wahid. Aku hanya perlu menyesuaikan dengan 2 angka terakhir yang merupakan nomer induk mahasiswaku, 03.

Tuntas di bank, aku ke Gedung Prof. Bagus di pascasarjana Kajian Budaya. Kujumpai pak Ketut, Bu Ari, Bu Agung, yang membantuku menyelesaikan urusan administrasi sebelum ujian Kualifikasi. Hmmm, kulirik jarum jam di tembok, pukul 9.30. Aku harus pulang ke rumah.

Tiba di rumah, kutemui kedua pangeran ku, sedang menikmati soto yang baru mereka beli di pasar. Semangkuk soto, dua piring nasi, dan botol kecap manis di samping mereka. Simbok sudah selesai masak, namun mereka selalu mempunya ide dan kreativitas sendiri. Adi yang baru tuntas melaksanakan tugas dari SCC di Smansa pagi ini, juga si bungsu Yudha, ingin makan soto. Hmmm, anak-anakku terkasih. Semoga kebersamaan ini selalu menyertai kami selalu, entah dimanapun kami berada kelak, dengan perjalanan hidup akan akan terus bergulir.....

30 menit kemudian, aku bersama Yudha, putra bungsuku, sudah meluncur, menyusuri jalan raya. Kali ini kami mengarah menuju ke Nusa Dua. Acara berkumpul bersama dengan seluruh dosen dan pegawai STPNDB. Ransel tersampir di bahuku, di dalamnya ada journal terbaru Balai Kajian Sejarah dan Benda Tradisional, dengan karya tulisku beserta bu Tri Ariani di dalamnya. Yudha duduk di depan, mengenakan jaket lengkap dengan topi dan kacamata hitam. Kedua anak ku sesering mungkin kulibatkan dalam berbagai kegiatanku. Bila mereka tidak ada kesibukan sekolah, dan bisa kuajak serta.

Inilah perjalanan hidup..... Selaku seorang wanita, seorang pekerja yang dosen, seorang istri, dan seorang ibu...... akan selalu belajar di mana pun, kapan pun, dari siapa pun, dan, dengan cara bagaimana pun, karena, "Learning is a journey, not a race"

Hingga pukul 12.30 kami berada di lingkungan kampus STPNDB, sebelum akhirnya kembali pulang. Kumenangkan hadiah uang tunai 200 ribu rupiah. Lumayan untuk bekal ber akhir tahun baru. Astungkara Hyang Widhi.

Tuntaskan acara hari ini? Belum....
Aku masih harus menemui Prof. Aron Meko Mbete di rumahnya. Tadi pagi kutelpon beliau dan minta ijin untuk bertemu. Aku ingin menuntaskan nilai bagi mata kuliah yang kami ikuti. Kapita Selekta Multikulturalisme. Ahhhh, sungguh sebuah ujian kesabaran. Maka, segera kuarahkan laju motor menuju Jalan A Yani Utara, masuk ke perum dosen di jalan Tunggul Ametung, mencoba menelusuri dan menemukan rumah di gang III B nomer 4 itu. Dan, menunggu lumayan lama hingga simbok berhasil menemukan kunci gembok yang tepat bagi pintu gerbang. Eh hehehe.....

Baru kusadari, Prof. Aron merayakan Natal, dan aku bahkan tidak membawa apa pun bagi mereka, tapi disuguhkan kue dan minuman, sambil melangsungkan proses bimbingan..... Eh hehe. Enjoy saja lah. Proses akan selalu terjadi di sekeliling kita, bahkan, terkadang, tanpa kita sempat bersiap diri untuk belajar pada saat yang bersamaan.

Tiba saatnya pulang ke rumah. Akhirnya..... waktu makan siang pun tiba. Astungkara.... pukul 15.00 baru makan tanpa sempat sarapan tadi pagi. Anak2 dan suami melanjutkan tugas dengan proyek mereka masing-masing di halaman, aku merebahkan tubuh sejenak, tidur....

Valentino bilang: Menjadi seorang ibu yang sempurna memang tidak mudah apalagi menurut ukuran orang lain. Namun tetaplah berusaha menjadi yang terbaik untuk anak-anak anda.

When you are a mother, you are never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself and once for her child
. (Sophia Loren, Women and Beauty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar