Sabtu, 31 Desember 2011

Tahun Lama & Tahun Baru Bersama Laskar Pelangi
























Tahun baru....
Bagi sebagian besar orang, berarti perayaan dengan bersuka cita. Bagi orang lain, mungkin adalah refleksi perjalanan dari tahun-tahun yang berlalu. Dengan sgala nuansa yang mewarnai, suka duka, lara pati.....

Dari sejak dua minggu lalu sudah ramai terdengar letusan mercon, kembang api, dan meriam bambu. Sejak di pinggir kota, sepanjang jalan yang sering kulalui menuju kantor, bahkan termasuk para anak tetangga ku sendiri.

Tak ingin kubiarkan mereka melalui setiap momen dengan begitu saja tanpa kebersamaan dan kreativitas mereka sendiri, apa lagi dengan membiarkan mereka berkeliaran di jalanan tanpa arah tujuan pasti, maka, selalu kuingatkan mereka untuk mengembangkan berbagai ide / inisiatif dalam menggalang kebersamaan, meski secara sederhana.

Mereka adalah generasi muda, generasi penerus bangsa.... Pada mereka kutitipkan masa depan negeri ini. Kedamaian tercipta di dasar hati, harus dibentuk sedari dini, semenjak kecil, dari lingkungan kita sendiri.

Biasanya kukumpulkan anak-anak yang ada di perumahan, sejak sebulan sebelum malam pergantian Tahun. Kami memilih tarian, dan berlatih bersama, bisa pada hari Minggu, atau hari-hari lain yang kami tetapkan bersama. Modalnya? Hmmm, cukup laptop ku, dan sound system sederhana. VCD tari Bali, mulai dari Tari Pendet, Tari Sekar Jagat, Tari moderen yang mereka rancang sendiri dengan berbagai lagu pilihan, Lagu-lagu yang sedang populer untuk dinyanyikan mereka bersama. Bila terkumpul cukup dana, kami menyewa seperangkat alat band.

Bagaimana dengan konsumsi? Hmmm, terkadang para ibu ikut berperan serta, memberi sumbangan berbagai makanan yang mereka olah. Ada yang menyumbang nasi, ada yang menyumbang telor, ada yang menyediakan lauk pauknya, ada yang memberikan minuman. Semua berjalan secara spontanitas, tanpa memandang asal daerah, ras atau agama. Kami berkumpul bersama, duduk di jalan yang dijadikan area titik berkumpul oleh para anak se perumahan ini.

Dua tahun lalu, mereka menyusun acara bakar ikan bersama. Tahun lalu dengan bermain dan bernyanyi bersama, dengan berbagai lomba. Tahun ini, dengan kebersahajaan.... makan nasi kuning dan berbagi hadiah jelang tengah malam. Mereka mengawalinya dengan gerakan bersih-bersih di aula pertemuan perumahan kami, lalu pulang mandi dan bersembahyang bersama. Pukul 7 menikmati bubur ayam telor bersayur dengan sambel tomat dan kecap manis. Bermain dan bernyanyi bersama. Diskusi mengenai suka duka dan rintangan di tahun 2011 ini, harapan dan tantangan di tahun yang akan datang. Hingga jelang larut malam, menikmati nasi kuning, lalu acara berakhir dengan pesta kembang api.

Well.....
Mungkin kami tidak se beruntung orang lain yang bisa merayakan pergantian tahun secara mewah, dengan candle light dinner di hotel berbintang dan bepergian ke tempat terkenal se antero dunia. Namun kami adalah Laskar Pelangi yang memiliki sejuta impian dan harapan bagi masa depan kami semua.... Dengan berbagai nuansa pelangi kehidupan yang telah ditemui bertahun lalu, semoga kami semua bisa menjadi pribadi-pribadi yang kian bijak dan dewasa dari hari ke hari, karena damai di mulai dari hati sendiri, dan dari rumah dimana kami tinggal, bersama dengan orang-orang terdekat di sekeliling kami.....

Jumat, 30 Desember 2011

Learning is a journey, honey... not a race.



























Pagi dini hari terjaga.... Jum'at 30 Desember 2011. Kupersiapkan segala berkas bagi pendaftaran ujian Kualifikasi rancangan Disertasiku. Pagi ini harus ke bank melakukan pembayaran SPP semester 4, lalu kemudian menyetor berkas copy kuitansi pembayaran, copy persyaratan kelulusan tes TOEFL dengan skor di atas 500.

Hufttt..... sungguh morning crazy. Pagi sudah mulai terlihat tanda2 nya... bahkan, copy kuitansi semester lalu yg sudah kupegang, bisa linglung kudibuatnya, terjatuh entah dimana. AAArrgh.

Nekat dengan tetap berangkat ke bank Mxxxiri, sambil ku telpon pak Abdul Wahid, teman seangkatan yang memintaku untuk mendaftarkan ujian Kualifikasinya, karena dia sedang dalam perjalanan ke Bima, untuk mengumpulkan data awal bagi penelitiannya. Masalah selesai? Ah ha, belum..... Karena tutup buku kas jelang akhir tahun, pengambilan dana di bank dibatasi, dan, aku tidak pernah bawa buku rekening bank, hanya bermodal ATM. Sedang kini aku perlu dana 7,5 juta. Untung teller Ayu sungguh membantu. Bisa dilacak dari kartu ku, dengan konfirmasi beberapa data, dana bisa ditransfer antar nomer rekening, karena toh dari satu bank sama, ke nomer rekening Rektor Unud.

Payahnya lagi, aku lupa akan nomerku sendiri. Dan... saking paniknya, aku bahkan lupa di dalam ransel Doraemonku di bahu, terdapat daftar nama beserta nomer induk mahsiswa S3 Program Pascasarjana Program Studi Kajian Budaya Universitas Udayana. Sekali lagi kuhubungi Pak Abdul Wahid. Aku hanya perlu menyesuaikan dengan 2 angka terakhir yang merupakan nomer induk mahasiswaku, 03.

Tuntas di bank, aku ke Gedung Prof. Bagus di pascasarjana Kajian Budaya. Kujumpai pak Ketut, Bu Ari, Bu Agung, yang membantuku menyelesaikan urusan administrasi sebelum ujian Kualifikasi. Hmmm, kulirik jarum jam di tembok, pukul 9.30. Aku harus pulang ke rumah.

Tiba di rumah, kutemui kedua pangeran ku, sedang menikmati soto yang baru mereka beli di pasar. Semangkuk soto, dua piring nasi, dan botol kecap manis di samping mereka. Simbok sudah selesai masak, namun mereka selalu mempunya ide dan kreativitas sendiri. Adi yang baru tuntas melaksanakan tugas dari SCC di Smansa pagi ini, juga si bungsu Yudha, ingin makan soto. Hmmm, anak-anakku terkasih. Semoga kebersamaan ini selalu menyertai kami selalu, entah dimanapun kami berada kelak, dengan perjalanan hidup akan akan terus bergulir.....

30 menit kemudian, aku bersama Yudha, putra bungsuku, sudah meluncur, menyusuri jalan raya. Kali ini kami mengarah menuju ke Nusa Dua. Acara berkumpul bersama dengan seluruh dosen dan pegawai STPNDB. Ransel tersampir di bahuku, di dalamnya ada journal terbaru Balai Kajian Sejarah dan Benda Tradisional, dengan karya tulisku beserta bu Tri Ariani di dalamnya. Yudha duduk di depan, mengenakan jaket lengkap dengan topi dan kacamata hitam. Kedua anak ku sesering mungkin kulibatkan dalam berbagai kegiatanku. Bila mereka tidak ada kesibukan sekolah, dan bisa kuajak serta.

Inilah perjalanan hidup..... Selaku seorang wanita, seorang pekerja yang dosen, seorang istri, dan seorang ibu...... akan selalu belajar di mana pun, kapan pun, dari siapa pun, dan, dengan cara bagaimana pun, karena, "Learning is a journey, not a race"

Hingga pukul 12.30 kami berada di lingkungan kampus STPNDB, sebelum akhirnya kembali pulang. Kumenangkan hadiah uang tunai 200 ribu rupiah. Lumayan untuk bekal ber akhir tahun baru. Astungkara Hyang Widhi.

Tuntaskan acara hari ini? Belum....
Aku masih harus menemui Prof. Aron Meko Mbete di rumahnya. Tadi pagi kutelpon beliau dan minta ijin untuk bertemu. Aku ingin menuntaskan nilai bagi mata kuliah yang kami ikuti. Kapita Selekta Multikulturalisme. Ahhhh, sungguh sebuah ujian kesabaran. Maka, segera kuarahkan laju motor menuju Jalan A Yani Utara, masuk ke perum dosen di jalan Tunggul Ametung, mencoba menelusuri dan menemukan rumah di gang III B nomer 4 itu. Dan, menunggu lumayan lama hingga simbok berhasil menemukan kunci gembok yang tepat bagi pintu gerbang. Eh hehehe.....

Baru kusadari, Prof. Aron merayakan Natal, dan aku bahkan tidak membawa apa pun bagi mereka, tapi disuguhkan kue dan minuman, sambil melangsungkan proses bimbingan..... Eh hehe. Enjoy saja lah. Proses akan selalu terjadi di sekeliling kita, bahkan, terkadang, tanpa kita sempat bersiap diri untuk belajar pada saat yang bersamaan.

Tiba saatnya pulang ke rumah. Akhirnya..... waktu makan siang pun tiba. Astungkara.... pukul 15.00 baru makan tanpa sempat sarapan tadi pagi. Anak2 dan suami melanjutkan tugas dengan proyek mereka masing-masing di halaman, aku merebahkan tubuh sejenak, tidur....

Valentino bilang: Menjadi seorang ibu yang sempurna memang tidak mudah apalagi menurut ukuran orang lain. Namun tetaplah berusaha menjadi yang terbaik untuk anak-anak anda.

When you are a mother, you are never really alone in your thoughts. A mother always has to think twice, once for herself and once for her child
. (Sophia Loren, Women and Beauty)

That's what friends are for....


A friend is never a coincidence in your life,
They are meant to enter your life
to bring you joy, laughter and happiness.
So, I will treasure the friendship between us

Seorang teman gak pernah hadir dengan begitu saja tanpa makna dan kesan...
Mereka hadir dan berarti bagi kehidupan kita,
membawa segala tawa dan bahagia, suka duka, lara pati.
Maka, akan kujaga dan kubina persahabatan di antara kita.

Aku bersyukur dapat kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang program pascasarjana, S3 Kajian Budaya, di Universitas Udayana. Bersama dengan 24 sahabat se angkatan tahun 2010, kami kini telah memasuki semester 3, dan bersiap untuk memasuki tahapan ujian Kualifikasi. Kami harus mampu mempresentasikan dan mempertahankan topik usulan penelitian yang telah kami pilih, sebelum bisa dilanjutkan dengan ujian proposal penelitian.

Sebelum ujian Kualifikasi dengan 5 Profesor dari berbagai bidang ilmu yang berkaitan dengan topik kami, kami harus mencapai skor TOEFL 500. Hmmm, sungguh sebuah usaha yang relatif berat bagi kami semua, yang rata-rata sudah menikah dan bekerja dengan berbagi kesibukan. Menempuh preparasi TOEFL dari tanggal 19 hingga 21 Desember 2011, semenjak pukul 3 hingga pukul 9 malam, setelah serangkaian kegiatan yang melelahkan....

Masih pula kami harus menemui beberapa dosen untuk menjalani bimbingan, baik formal maupun informal, dengan Pembimbing Akademik kami, dan dosen lain. Aahhh, sungguh butuh perjuangan.

Hari Selasa, 27 Desember 2011, kami memberikan semangat bagi pak Khanizar Chan yang maju ujian Kualifikasi pertama. Sungguh mengenaskan beliau ini. Sedang dalam situasi berduka karena mertua di Padang meninggal dunia hari Jum'at lalu, harus menghadapi ujian, harga tiket sedang melonjak hingga 3 kali lipat karena Natal dan Tahun Baru, istri dan keluarga panik karena tidak ada yg bisa diandalkan...

Kami sedari pagi hari, pukul 8 pagi, hadir di kampus. Sambil menunggu kedatangan Prof. Suastika yang ternyata setelah ditunggu 4 jam lebih, baru tiba. Aku meminta tanda tangan nya sebagai bukti pengesahan persetujuan beliau selaku Pembimbing Akademikku, dan juga sekaligus beliau adalah Ketua Program Studi S3 Kajian Budaya, Program Pascasarjana Universitas Udayana. Pukul 2 siang aku pamit pada teman-teman. Pak Abdul Wahid tiba pukul 11 siang. Ia dari Lombok, dan masih bertahan untuk berjumpa dengan Prof. Aron Meko Mbete, berjanji untuk mengurus nilai kami bagi matakuliah Kapita Selekta Multikulturalisme.

Hari ini, Jum'at 30 Desember 2011, setelah ber keliling seharian, dari denpasar hingga Nusa Dua, dari urusan per bank an, kampus Pascasarjana, hingga kampus STPNDB untuk merayakan tahun baru, kuputuskan mengunjungi Prof. Aron di rumahnya. Perum dosen Tunggul Ametung III / B / nomer 4. Aku gantian mengurus nilai kami bagi matakuliah Kapita Selekta Multikulturalisme. Hmmm, akhirnya, kudapatkan nilai 90 / A, hal sama bagi pak Wahid dan pak Eko Chrystanto yang mantan murid suami saat pak Eko menempuh program S1 di Sastra Unud.

Well....
Apa yang kami perlihatkan hari ini adalah satu bukti lagi, bahwa persahabatan sejati sesungguhnya seperti inilah..... saling membantu, memberi motivasi, menjalani secara bersama dalam banyak hal.


Sahabat gak pernah hadir dengan berlalu begitu saja tanpa kesan....
Mereka hadir dengan sepenuh arti dalam kehidupan
untuk membawakan kebahagiaan, suka duka, lara pati....
Maka, akan kujaga persahabatan di antara kita.


A good friend is a connection to life,
a tie to the past,
a road to the future,
the key to sanity in a totally insane world....

Rabu, 28 Desember 2011

Loneliness


Loneliness
is the silent killer
to so many....

Hold on to your friends
and let them know
how much you care....



Sometimes

our heart feels hurt and we feel lost ,

but with friends like you

the burdens feel less...

thats what friendship is...

sharing the good with the bad.


Sabtu, 24 Desember 2011

Antara Sahabat dan Kerabat, dari Kerja, Seminar, dan Melukat....

"... a man never getting old until regrets replace his dreams..." (Mark Twain). Orang gak bakal jadi tua, mereka bakal selalu berjiwa muda dan tetap bersemangat untuk menciptakan berbagai kreativitas tiada henti. Maka..... yuuuk selalu berkarya, saling memotivasi dan menjalin harmonisasi dalam berbagai situasi dan kondisi apapun, baik suka-duka-lara-pati.....

Jum'at 23 Desember 2011. Pagi hujan deras turun, namun aku harus berangkat ke kantor. Persiapan jelang ujian sidang skripsi bagi beberapa mahasiswa akan dilangsungkan Rabu, 28 Desember. Sabtu hingga Senin kampus akan tutup demi menghormati perayaan Natal umat Kristiani. Aku juga harus ke ruang Koperasi, melunasi pembayaran peminjaman dana bagi kelangsungan pembayaran biaya studi semester lalu yang kutempuh di Program S3 Pascasarjana, Program Studi Kajian Budaya, Universitas Udayana.

1324780595880861980

Hmmmm.....

Melanjutkan sekolah lagi sungguh membutuhkan konsentrasi dan kesabaran yang tidak mudah. Biaya, waktu, tenaga, semua tercurah dan menuntut daya tahan ekstra. Keluarga dan sahabat terkadang juga perlu senantiasa diingatkan bahwa kita hanya manusia biasa dengan segala keterbatasan dan sejuta impian juga harapan. Harus pandai-pandai dalam hal manajemen waktu, berbagi dengan para sahabat dan anggota keluarga besar, juga pekerjaan yang menuntut tingkat konsentrasi sama.....

1324780673162152631

Di Kantor Koperasi STPNDB, ku temui pula ibu Eka Mahadewi yang juga sedang menempuh pendidikan di Program S3 Pascasarjana Program Studi Kajian Pariwisata. Diskusi dan saling curhat membantu kami untuk saling menguatkan diri masing2 dalam menjalani segala ujian dan godaan selama ini....

Sebagai seorang wanita pekerja yang dosen, seorang istri dan ibu dari beberapa orang anak yang beranjak dewasa, seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Program Doktoral, dengan se abreg aktivitas dan kepentingan yang menyertai, juga usaha untuk menjaga eksistensi diri.... Hmm, sungguh sebuah usaha dan butuh kerja keras dalam mewujudkan segala impian dan harapan kami.

Beranjak setelah urusan di ruang Koperasi tuntas, kami sempatkan bertemu dengan para sahabat lain di gedung Rektorat. Well, para mahasiswa STPNDB baru menuntaskan ujian akhir semester, dan kini mereka sedang menikmati masa-masa libur. Namun sebagai abdi negara yang bergelar pegawai negeri sipil di bawah Kemenparekraf, kami harus mengajukan ijin cuti bila ingin berlibur. Dan toh, masih banyak tugas yang harus dituntaskan berkaitan dengan tugas dan jabatan yang kami emban. Maka, sejauh ini, semoga semua berjalan lancar dan segera tuntas saja.

1324780765808896837

Waktu menunjukkan pukul 12.30 saat aku beranjak ke parkiran kampus untuk menemui motor honda tercinta. Kulihat ada Esa, dosen baru yang juga putra dari ibu Dayu Widawati. Ibu Dayu Widawati adalah juga satu dari 3 dosen wanita di STPNDB yang sedang menempuh Program S3 Pascasarjana. Esa mengatakan "Bu, ada Pak Made Andi Arsana sebagai pembicara di Fak. Hukum UNUD, pukul satu hari ini".....

1324780832531451001

Woooww....

Anganku melayang jauh.

Sewaktu menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, semenjak tahun 1987 hingga tahun 1993, aku sempat terpilih sebagai Ketua Umum Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma UGM. Pengalaman ini smakin membuatku berbaur dengan berbagai kalangan luas, mengembangkan kemampuan berorganisasi, menguji kedisiplinan dan keahlian dalam menuntaskan pekerjaan. Sungguh sebuah pengalaman dan pendidikan berharga yang membentuk kepribadian dan prestasi ku hingga kini.....

1324782264447524537

Aku bahkan belum pernah berjumpa dengan Made Andi Arsana....

Namun alumnus Fak. Geologi yang merupakan adik kelasku ini sugguh memiliki prestasi cemerlang. Terkadang kuikuti karya tulisnya yang sungguh menakjubkan. Semangat untuk pantang menyerah, karya-karya yang menunjukkan kematangan diri yang ditempa berbagai pengalaman dan pendidikan yang teruji dan terbukti.

Ahhh, aku ingin mengikuti seminar kali ini. Berharap dapat berjumpa dengannya, wlo hanya sejenak, karena aku berjanji akan berjumpa dengan sahabat lainnya. Pukul 3 sore, berjanji mengantar bule melukat, ke Tirta Empul, Tampak Siring.

1324782350546298425

Maka, segera kukebut laju motor tua tercinta menyusuri by pass Ngurah Rai, hingga tiba pukul 13.10.

Setelah bertanya beberapa kali, kuketahui seminar diadakan di lantai 3. Dengan terengah tiba di muka ruang seminar, aku menerobos masuk dan terduduk di salah satu bangku yang tersisa. Ku hela nafas panjang berkali..... bersyukur seminar belum dimulai.

Ah ha.... aku perlu ke kamar mandi, merapikan diri. Berbalik keluar, persis di pintu, beberapa orang pria akan masuk ke ruang. Woowww, ini dia si Andi. Langsung kusalami dia. Pria besar nan hebat dengan badan relatif kecil. Maka kuistilahkan dengan... Pria besar tapi kecil, pria kecil tapi besar. Sudah menghasilkan 150 buku, yang tidak hanya terbit di dalam negeri, namun pula di luar negeri.

Bukan hanya itu, terdapat pula bapak Made Sudiana yang bertugas di Balai Bahasa. Beliau baru berpindah tugas dari sebelumnya di Makasar.

Hmmm, dunia ini sungguh kecil. Orang-orang yang belum pernah kita jumpai di dunia nyata, namun sudah sering diskusi bersama di dunia maya..... Pak Made Andi, Pak Made Sudiana, dan aku sendiri.... Bu Desak Made Santi. Ah ha.... Triple Made. Sungguh sebuah Borderless World, Dunia Tanpa Batas, yang mungkin saja berulang kali menimbulkan beragam sengketa itu sendiri. Cuocuookk dah, dengan materi yang dibawakan oleh pak Made Andi kali ini. Hehehe.....

Aku bertahan hingga pukul 14.20, dan beranjak dengan perasaan berat, karena tugas lain telah menanti..... menghantar para sahabat yang lainnya lagi untuk melukat. Hmmm, sungguh sebuah hari hebat bersama dengan orang-orang hebat dan pengalaman yang smakin membuka mata hati juga wawasan pengetahuan.

1324782411409187592

Seminar kali ini diadakan di ruang aula Kampus Hukum Universitas Udayana, Jum'at 23 Desember 2011, diselenggarakan oleh Bagian Hukum Internasional Fak. Hukum UNUD, dibuka oleh bapak PD II Fak Hukum UNUD, dengan menghadirkan pembicara bapak I Made Andi Arsana, ST., M.Erg, dengan topik berjudul:

Studium General Hukum Laut Internasional, Dari Ambalat Hingga Tanjung Datu : Menyingkap Sengketa Perbatasan Indonesia Dengan Negara Tetangga.

Semangat Hari Ibu....


Kamis tanggal 22 Desember 2011. Hari ini adalah hari Ibu. Namun tetap saja, ada se abreg kewajiban yang harus kutuntaskan. Hmmm, memang benar..... setiap hari adalah hari istimewa, sama pula halnya dengan... setiap hari adalah biasa saja... gak perlu dianggap terlalu istimewa. Masih banyak hal yang harus kita tuntaskan.

On line hingga pukul 2 pagi, menjelajah dunia maya, search dan browse berbagai berita, tetap tidak menghalangiku terjaga di pagi hari, menuntaskan tugas ibu rumah tangga. Mencuci baju, menjemurnya, mengecek persiapan makanan yang bakal diolah simbok, dan memastikan kegiatan anak2 sepanjang hari sementara mereka dalam liburan sekolah.

Pukul tujuh pagi sudah kugerakkan motor ke arah kantor. Ya, harus tiba pagi hari di kantor, menyelesaikan beberapa janji sebelum menggapai tugas lainnya lagi. Karena aku tidak sempat lagi ke kantor yayasan kami, maka kutitipkan sejumlah uang pada bu Riyani yang kebetulan kutemui. Aku harus melengkapi kekurangan pembayaran biaya perjalanan darmawisata ke Jawa Timur yang baru lalu. Aku bertanggungjawab atas biaya bagi bu Desak Kantin. Kupaksa dia ikut bersama anaknya.

Well, awal nya dia ingin ikut ber darmawisata, namun hanya sendirian. Dan, anaknya sungguh sangat ingin ikut bergabung, hingga terbayang dalam mimpinya, dan merengek minta ikut. Namun karena bu Desak khawatir anaknya jadi penghambat gerak kami semua, juga perasaan malu, maka bu Desak membatalkan untuk ikut. Sayangnya hal ini baru kutahu sehari sebelum kami berangkat, dari isu yang berkembang. Maka, kucari dia. Kupaksa dia mengajak anaknya. Dan..... toh semua berakhir dengan ending bahagia. Kami bisa berangkat bersama dan kembali dengan selamat pula, mengunjungi beberapa situs Majapahit, mengunjungi kota Malang, Surabaya, dan lain-lain. Jika punya anak cacat, kenapa harus malu?? Dan, bukankah.... orangtua sejati sekalipun... bakal menjadi macan lapar jika sudah berkaitan dengan anaknya, demi kebahagiaan sang anak.....

Kulirik jam di mobile phone ku. Pukul 8 pagi. Hmmm, harus segera berlalu menuju Gedung Pascasarjana di jalan Sudirman. Aku berjanji bertemu Pak Eko Chrystiadi, rekan se angkatan di S3 Pascasarjana UNUD. Kami bersama pada pukul 9 pagi akan menghadap prof. Sirtha untuk bimbingan bagi kelancaran Disertasi kami. Maka, jalan yang macet di pagi hari antara Nusa Dua Denpasar ku geber, melalui by pass Ngurah Rai, masuk ke jalan raya Sesetan, dan berbelok ke kampus Pascasarjana. Pukul 9.30, urusan kami tuntas disini. Maka, kami lanjut bergerak menuju ke gedung Prof. Bagus, di Fak. Sastra.

Well, di gedung yang sekaligus merupakan tempat administrasi pelayanan, perpustakaan dan ruang ketua serta sekretaris program S2 dan S3 Kajian Budaya Program Pascasarjana UNUD. Akan diadakan seminar oleh 3 pembicara, salah satunya adalah rekan kami se angkatan, yaitu Pak Abdul Wahid. Maka, kami bergerak naik ke lantai 2 dimana kegiatan seminar berlangsung. Topik seminar adalah, Studi Kultural ke Culture Studies.

Pukul 12.45 seminar berakhir. Aku dan beberapa rekan memutuskan beristirahat sejenak di kantin kampus, memesan es teh panas. Duduk se meja bersama ibu Michiko Okada dan pak Made Artajaya, kubuka bekal yang kubawa, sayur srombotan dan tahu serta tempe goreng yang kubeli dari bu Riyani tadi pagi. Lumayan lah.... Astungkara atas rejeki yang boleh kunikmati selalu dari Hyang Widhi. Kami masing-masing lalu membubarkan diri.

Waktu menunjukkan pukul 13.30. Pulangkah? Hmmm, pukul 3 berlangsung tes Toefl kami di lantai 2 R. 201. Sudah ada rekan, ibu Parniasih, yang tiba di antar oleh suaminya. Dua tahun lalu tes Toefl ku sudah tembus 500. Namun tidak ada salahnya mencoba kembali keberuntungan kali ini, siapa tahu bisa kudapatkan nilai yang smakin meningkat.

Maka....
Dengan wajah tegang, lelah, ngantuk, khawatir, dan perasaan yang campur aduk, kami ber 25 orang, mengikuti tes tersebut. Eh hehe.... namun sudah tentu tidak seru namanya, jika tidak berusaha menjaga kekompakan. Bahkan, disela-sela ketegangan sekalipun, se sekali masih terlontar celetukan lucu dari sesama rekan yang menempuh program studi S3 Kajian Budaya, program Pascasarjana UNUD ini. lagi pula, bukankah..... terdapat jiwa kekanakan dan suka bercanda dengan sesama teman di antara kita semua? hehehe.....

Pukul 5 sore, seluruh rangkaian tes tuntas. Motor kugerakkan perlahan kembali ke arah rumah. Pulang? Belum... masih cukup waktu untuk menikmati hari.... maka, kuarahkan laju motor menemui ibu Ayu. Dia adalah seorang pedagang sate pinggir jalan, benar-benar pinggir jalan, di pengkolan jalan Gunung Athena, tanpa warung atau gerobak dorongnya, hanya duduk di atas bangku kayu kecil, mengipasi sate yang dipanggangnya, dengan bekal ketupat yang dibawa, dia menjajakan sate bakar sedari siang hingga sore hari. Aku duduk di sampingnya, menikmati hasil panggangan ibu Ayu, berbincang bersama tentang keluarga, kerja, harapan dan mimpi-mimpi kami. Aiihhhhh, sungguh seorang ibu yang sungguh mulia.

Pukul 7 malam, aku tiba di rumah dengan segala heboh di hari Ibu, yeah.... spirit seorang Ibu, smoga bisa selalu menyertai ku, untuk memberikan yang terbaik bagi diriku dan juga orang lain.....

Rabu, 21 Desember 2011

Hari ibu.




Mayday, mayday, mayday......
Gue kangen emak neeeee, hiks, mellow bertubi-tubi.....

Mother, how are you today?
(Maywood)

Mother, how are you today?
Here is a note from your daughter.
With me everything is ok.
Mother, how are you today?

Mother, don’t worry, I’m fine.
Promise to see you this summer.
This time there will be no delay.
Mother, how are you today?

Verse:
I found the man of my dreams.
Next time you will get to know him.
Many things happened while I was away.
Mother, how are you today?

Child by Freddie Aquillar


When you were born into this world
Your mom and dad saw a dream fulfilled
Dream come true
The answer to their prayers




You were to them a special child
Gave ‘em joy every time you smiled
Each time you cried
They’re at your side to care

Child, you don’t know
You’ll never know how far they’d go
To give you all their love can give
To see you through and God it’s true
They’d die for you, if they must, to see you live

How many seasons came and went
So many years have now been spent
For time ran fast
And now at last you’re strong

Now what has gotten over you
You seem to hate your parents too
Do speak out your mind
Why do you find them wrong

Child you don’t know
You’ll never know how far they’d go
To give you all their love can give
To see you through and God it’s true
They’d die for you, if they must, to see you live

And now your path has gone astray
Child you ain’t sure what to do or say
You’re so alone
No friends are on your side

And child you now break down in tears
Let them drive away your fears
Where must you go
Their arms stay open wide

Child you don’t know
You’ll never know how far they’d go
To give you all their love can give
To see you through and God it’s true
They’d die for you, if they must, to see you live

Child you don’t know
You’ll never know how far they’d go
To give you all their love can give
To see you through and God it’s true
They’d die for you, if they must, to see you live

Ini ceritaku, mana ceritamu? (3)

Diam duduk terpekur seorang pria di sebuah bangku pinggir pelabuhan Gilimanuk. Sepasang kruk / tongkat penyangga tergeletak di bangku beton satunya lagi.

1324485943695091897

Rombongan bis kami sedang berhenti menunggu giliran untuk masuk ke dalam kapal ferry yang akan membawa kami menghampiri pulau Jawa. Kami turun dan berjalan sejenak. Ada yang membeli secangkir kopi, ada yang menuju toilet.


"Keluarga semua ada di Jawa, saya sendiri disini" Sahutnya lirih.


Ahh...... Lelaki tua yang duduk terpekur sendiri.... Hidup terkadang tidak seindah dan semudah yang kita bayangkan. Namun, dengan cacat fisik di kaki yang dikau miliki, dengan sorot mata sedih tergambar di wajahmu..... Kesendirian dan rasa tidak diperhatikan justru sering membunuh kita perlahan.


Ingin kuusir muram di matamu, ingin kutemani dikau dalam keseharianmu..... Hidup masih akan terus berjalan, bergulir. Jangan pernah bunuh asa yang sekilas terlihat di wajahmu, sekecil apapun cahaya yang terangi langkahmu......

Ini ceritaku, mana ceritamu? (2)

Berangkat menuju Jawa, dalam rangka darmawisata ke berbagai situs Majapahit di Trowulan, bersama dengan rombongan 4 bis keluarga besar STPNDB, tidak dapat dipungkiri, kami adalah the real backpackers, well educated tourists. Kami membawa dan menyiapkan berbagai keperluan dalam ber darmawisata, dengan situasi dan kondisi dana terbatas, dan tak lupa, menyiapkan berbagai informasi mengenai berbagai objek yang bakal kami kunjungi.

13244218891580845677

Aku telah menyempatkan berkelana di mbah google, search berbagai data yang memungkinkan, mengenai berbagai macam situs Majapahit, ku print dalam 10 lembar kertas, route perjalanan kami, dan, beberapa situs terdekat lainnya dengan route perjalanan kami.

Sudah pula kukumpulkan informasi mengenai Batu Night Spectacular yang bakal kami kunjungi di Batu Malang, berbagai jenis hiburan yang bakal kuikuti bersama dengan anakku. Hmmm, sungguh sebuah rencana dahsyat bagi kami semua. Mendekatkan hati dengan orang terkasih, memberi hiburan setelah berbulan penuh kesibukan, akhir tahun dan pas saat liburan, sungguh pas.

13244220211787397797

Walaupun Bale Kambang tidak termasuk tempat yang bakal kami kunjungi, namun sudah kuunduh pula datanya, siapa tahu…… bakal sempat kami kunjungi. Woww. Dan…. Tanggulangin, pusat kerajinan dari kulit, ITC serta Tunjungan plaza di Surabaya? Hmmm, aku bukan tipe orang yang shopacholic, gila belanja. Namun sudah kucoba telusuri, apa saja yang bakal kutemui disana….

13244222001412638311

Aku juga ingin mengunjungi sekolah ku dahulu, saat SMA. Well, kami berempat, aku dan kakak perempuanku, juga kedua adik lelakiku, bersekolah di SMAK Santo Yusup, yang terkenal dengan sebutan, Hwa Ind. Aku sempat tinggal di biara susteran Congregation Imitation of Jesus, di sebelah SD Marsudisiwi, di Blimbing Malang. Selama 3 tahun hidup terpisah dari keluarga, orangtua kami mempercayakan aku dan kakakku di bawah asuhan seorang pastur SVD, Romo Hilarius Sutiono, dan kami ditempatkan di biara susteran, meski kami seorang Hindu. Mereka sungguh wellcome terhadap kami….. Sungguh sebuah penanaman dan pengembangan budaya toleransi yang sangat baik sedari dini.

1324422395331067633

Dalam rombongan kami yang sebagian besar beragama Hindu, terdapat beberapa rekan muslim yang ikutan bergabung. Tapi tidak ada masalah berarti, karena sudah kami diskusikan bersama, segala kemungkinan yang bakal kami temui selama dalam perjalanan kelak, dari makanan, rehat untuk sholat. Hmmm, indahnya sebuah kebersamaan…..

Kubawa pula laptop beserta dengan modemku. Siapa tahu, aku ingin mengerjakan sesuatu selama di perjalanan. Dan, ini sungguh bermanfaat tatkala bahkan, sebelum berangkat, menunggu 2 bis dari Nusa Dua yang bakal bergabung dengan kami di lapangan Lumintang Denpasar, aku di hubungi oleh Pak Tonsen via short messaging service.

“Bu Santi, kami perlu data Pak Waicaka segera. Ditunggu untuk dikirim ke DIKTI sekarang juga, karena besok dibutuhkan untuk rapat pengambilan keputusan di Jakarta”. Ah ha….. dan, jadilah aku bersibuk ria, mengedit data, mengemail pak Tonsen dan pak Waicaka, juga pak Iswayana, dari semenjak bis bergerak dari lapangan Lumintang, hingga tiba di restoran Arimbi di Negara, tempat kami singgah untuk makan malam sebelum menyeberangi selat menuju ke Jawa.

Hmmm…. sungguh banyak hal yang membuktikan bahwa Informasi dan Teknologi membantu manusia memperlancar pekerjaan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Semoga kita semua diberi kemudahan dan berkah selalu, dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam mewujudkan cita-cita, menjadi semakin bijak dan dewasa dari hari ke hari……..

Senin, 19 Desember 2011

Ini ceritaku, mana ceritamu? (1)




Setelah berhari-hari dikejar dan mengejar berbagai aktivitas kehidupan.... akhirnya tiba di penghujung akhir tahun. Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali mengadakan Darmawisata ke berbagai situs Majapahit, bersantai di Batu Night Spectacular, Batu Malang, mengunjungi kebun apel Malang, dan Surabaya, juga Madura.

Well, menurut rencana, Darmawisata akan berlangsung selama empat hari. Berangkat Kamis, 15 Desember 2011, pukul 5 sore dari kota Denpasar, dan kembali Minggu pagi, 18 Desember 2011, sudah tiba di kota Denpasar.

Seluruh anggota tidak dikenai bayaran, kecuali jika membawa anak dibawah usia 12 tahun wajib membayar sebesar Rp 400.000, dan selanjutnya, wajib membayar sebesar Rp 850.000. Karena Putra sulungku akan menerima raport kelasnya pada hari Jum'at, 16 September 2011, di Batur, maka kuputuskan tidak mengajaknya dalam Darmawisata kali ini. Suami juga akan tinggal di Denpasar untuk menemani sang putra sulung.

Aku sudah menemui wali kelas dari putra bungsuku, Yudhawijaya, yang bersekolah di kelas 4 SDN III Padang Sambian Kelod, untuk melaporkan bahwa dia akan kuajak serta ber darmawisata, maka raport baru akan kuterima belakangan. Sedang bagi putra sulungku yang bersekolah di SMAN I Denpasar, kuyakin dia sudah bisa mengurus dirinya sendiri. Hmmm, smoga mereka bisa memperoleh hasil maksimal dari pelajaran selama satu semester ini.

Kusiapkan bekal selama di perjalanan hingga kembali ke Denpasar kelak. Telor asin, roti, permen, cokelat, dan mie gelas, juga minuman 4 botol besar, karena kubayangkan, perjalanan panjang, bersama anak, dan kami tidak tahu situasi dan kondisi yang bakal kami temui. Juga 4 stel pakaian ganti selama diperjalanan, peralatan mandi. Dan, canang serta dupa sebagai sarana persembahyangan kami di beberapa tempat nanti.

Saat perjalanan menuju ke lapangan Lumintang, hujan turun rintik-rintik. Suami mengendarai motor, Yudha duduk di tengah, dan aku di belakang, dengan tas ransel di pundak, dua tas ransel lagi ku pegang di kiri dan kanan.

Tiba di lapangan Lumintang, kulihat telah ada beberapa rekan kantorku beserta para anggota keluarga mereka, baik yang hanya menghantar, juga yang akan ikut serta berangkat ber darmawisata. Ada bu Merry yang staf keuangan beserta suami dan putri bungsu mereka, ada bu Lastra, bu Dayu kantin, Bu Sudjana, pak Jata, Pak Astawa beserta bu Komang dan putri bungsu mereka, bu Dayu Indra, bu Lasmini, Pak Dewa Sujatha dan istri, Pak Wisnu beserta istri dan putri bungsu mereka, dan.... masih banyak lagi lainnya.

Bis dari Nusa Dua masih dalam perjalanan menuju ke Denpasar. Ya, rekan-rekan yang tinggal di dekat Nusa Dua berkumpul di kampus STPNDB. dan diangkut dengan dua bis. Menurut rencana, mereka akan berangkat pukul 15.30. Namun akhirnya mereka baru berangkat pukul 16.15 menuju Denpasar. Hmmm, dalam berbagai kegiatan bersama dengan banyak orang, memang kita dituntut melatih kesabaran dan toleransi terhadap berbagai situasi dan kondisi yang mungkin terjadi.

Perjalanan kali ini diikuti oleh para pegawai dan dosen, beserta anggota keluarga, baik tua maupun yang termuda, 3,5 tahun, pria dan wanita, dari yang sangat sehat, hingga yang sedang sakit namun bersikeras ingin tetap ikut dalam perjalanan ini, termasuk anak bu Desak kantin yang begitu menggebu ingin bergabung berdarmawisata bersama kami, dari yang beragama Hindu maupun Islam, mungkin yang beragama Kristen sedang bersibuk menyambut Natal dan Tahun Baru. Swaha, Tuhan, semoga perjalanan kami berjalan lancar, baik di awal, di dalam, dan di akhir perjalanan......

Senin, 12 Desember 2011

What a Lovely Day Today........







Pagi, setelah mencuci pakaian 2 ember, dan langsung menjemurnya. Simbok jari tangannya masih terluka, yang kena pisau lah, yang berantem sma monyet lah. Ehm....










Anak2 sudah berangkat dari tadi. Minggu ini tidak ada pelajaran di sekolah mereka. Baru minggu lalu tuntas semua ujian akhir semester yang wajib mereka ikuti. Namun murid sekolah tetap wajib hadir di sekolah masing-masing, bersosialisasi. Yudha kini duduk di kelas 4 SDN III Padang Sambian Kelod. Adi di SMAN I Denpasar. Dan dia mengikuti lomba kantin ceria yang diselenggarakan Fruttea.










Hmmm....





apapun itu, anak-anakku...





Jalani hidup dan segala pernak-pernik kehidupan dengan sepenuh suka cita, bersungguh-sungguh mengikuti setiap proses belajar.... Jangan gampang menyerah pada kesulitan, rintangan, tantangan, dan tawaran yang hadir mengalir.










Aku bergerak menuju kampus UNUD. Gedung Prof. Bagus di Sanglah. Well.... tidak ada janji untuk berjumpa dengan salah satu profesor atau doktor, namun, dengan rajin datang, juga memotivasi diri sendiri untuk tidak bermalasan dalam perjuangan hidup. Disana kujumpai Pak Ketut yang akan ujian seminar hasil penelitian program doktoral nya, ada pula Bu Maria Rahayu yang adik kelasku di program doktoral ini. Kami dahulu satu angkatan saat menempuh program Master di Kajian Budaya UNUD, angkatan 2006. Namun di program Doktoral ini, dia baru masuk tahun 2011. Ada Prof. Sumadi yang bakal menguji Pak Ketut, dan... beberapa teman lain.










Waktu menunjukkan pukul 9.15 tatkala kutinggalkan gedung tersebut. Aku meluncur menuju Nusa Dua. Minggu lalu sudah kami tuntaskan seluruh rangkaian Ujian Akhir Semester bagi semester ganjil tahun akademik 2011 / 2012. Kini ingin aku menuntaskan laporan hasil seminar mengenai Diseminasi Program Pendidikan bidang kebudayaan yang kami ikuti minggu lalu di hotel Inna Bali, memastikan keberangkatan ke Jawa bersama rombongan pegawai STPNDB, dan beberapa tugas lain.










Di saat tidak ada perkuliahan begini, kantor tutup lebih awal. Pukul 2 sore. Maka, aku segera pamit pada rekan yang masih berkutat dengan tugas mereka, bu IRN, bu Asti, bu Sastri, dan pak Nengah Sudarma. Aku ingin ke RS Sanglah, mengunjungi salah satu anggota keluarga yang sedang sakit.










Untuk mempercepat waktu tempuh, ku lintasi jalan di pasar desa adat Kampial, tembus ke perumahan di sekitar situ, lalu tembus ke jalan raya Bypass Ngurah Rai. Namun, belum juga tiba di jalan raya Bypass, seekor anjing melintas memotong laju jalan motorku. Hmmm, sudah kucoba tetap memegang erat gagang setang motor, menarik rem tangan, dan menginjak rem kaki sekuatnya, tetap tak kuasa. Yang kuingat, menghindari mobil box yang parkir di sisi kanan jalan, aku menghantam tiang listrik, nyungsep masuk got, terpental lagi, dan kepalaku menghantam tembok pagar rumah orang.










Aku lalu mencoba bangkit perlahan.....





duduk, kaki terjuntai di got tak berair, menarik nafas panjang, dan coba mengingat-ingat kejadian. Well.... mulai kurasa sakit di lutut kaki kiri, paha kanan, dan... bibirku. Jontor.... Hmmm, kubuang ludah perlahan, berwarna merah kental. Kucoba mengurut kepala, bibir, dan kedua kaki. Empat orang pria mengelilingi, mencoba memberi bantuan. Ada yang membelikan se gelas air minum, ada yang membantu mendirikan motorku, ada yang membantu berdiri..... Entah siapa pun kalian..... Tuhan yang bakal membalas budi baik ini sebagai karma dalam hidup.










Kemudian aku bangkit berdiri, berjalan menghampiri motor tercinta, astrea 800, meyakinkan ransel dora emon ku baik-baik saja, juga isinya, laptop, buku-buku, cokelat batangan..... Lalu kembali melanjutkan perjalanan.










Pulang???





Hmmm, belum. Sudah seminggu ini pamanku, Dewa Aji Nyoman Pagi ditinggal istrinya yang opname di RS Sanglah karena tensi tinggi. Aku belum juga dapat berkunjung ke sana. Kemarin sibuk pulang kampung ke Batuaji Tabanan, mengunjungi tanteku, Dewa Biyang Nyoman lalu dilanjutkan dengan ke rumah mertua di jalan Antasura Denpasar. Hanya berbekal info, beliau di rawat di ruang IRD 202. Maka, segera kususuri jalan raya bypass Nusa Dua - Denpasar, tembus di Gelogor Carik, lalu RS Sanglah. Ah, berjalan menyusuri ruang IRD, MS, ternyata pasien sudah pindah ke gedung Nagasari. Hmmm, kembali kususuri rumah sakit ini. Kukenakan baju steril sebelum diperkenankan masuk mengunjungi kerabat yang sakit di ruang Nagasari.










Ingatan kembali berulang, tatkala dahulu, sebulan mertua dirawat disini, melahirkan kedua anak-anakku, mendonorkan darah di bagian PMI, dan..... berbagai urusan lain di rumah sakit ini. Siapa lah yang berkehendak alami sakit dan terluka.... namun, jika situasi memaksa, maka, mau tidak mau, suka maupun tidak, kita akan berurusan dengan rumah sakit, rumah yang diharapkan bisa membawa kesembuhan dan angin segar bagi yang sakit.










Pukul 4.15. Semua urusan tuntas. Rehat sejenak, menikmati sore indah dengan sepotong roti dan segelas minuman untuk menenangkan hati setelah beragam urusan sepanjang hari. Aku pulang ke rumah, berharap masih cukup waktuku untuk kembali keluar di malam hari bersama si bungsu...... Salah satu staf cleaning service di kampus kami minta bantuan untuk dibelikan kamera mini seperti punyaku. Mini, namun multi fungsi. Dan, akan kami bawa sepanjang perjalanan ke Jawa menyusuri situs-situs peninggalan Majapahit di Jawa Timur, Malang, dan Surabaya, akhir minggu ini. Maka, akan kucoba mencarikan kamera mini tersebut, dan membelikannya bagi ibu tersebut, sebelum dia menggantinya dengan uang kembali.










Swaha, Tuhan....





Aku masih diperbolehkan menjalani hari-hariku dengan sepenuh semangat, untuk memujaMu sepanjang waktu.....