Kamis, 05 Januari 2012

Aku, Kamu, Kita semua di dunia....

Setelah dua hari lalu, Drs. I Ketut Murdana, MA, Ujian Kualifikasi bagi Proposal Disertasi, hari ini giliranku. Kami bersama adalah dosen di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, di bawah Kemenparekraf. Meski kami bersama juga adalah mahasiswa Program Pascasarjana S3 Doktoral Universitas Udayana angkatan 2010, sekaligus bersama mendapatkan beasiswa dari BPPS, namun perbedaan kami bagai bumi dan langit.

13257637081242359236

Beliau memilih Program Studi Linguistik, sedangkan aku Program Studi Kajian Budaya. Beliau menolak untuk mengajar di STPNDB selama menempuh pendidikan Doktoral, sedangkan aku masih tetap mengampu mata kuliah, karena toh sudah kubuktikan semenjak menempuh pendidikan Program Pascasarjana S2 Master Universitas Udayana tahun 2006 s/d 2008 lalu, aku sanggup menjalani hal ini. Bisa mobile dengan menggunakan motor kemana-mana, hingga berkali menempuh jarak Nusa Dua - Denpasar dalam seharinya, antara kampus STPNDB dan kampus Pascasarjana di Jl. Sudirman atau di Jl. Nias Denpasar. Beliau tipe orang yang pendiam, sedangkan aku? Hmmm, teramat sangat senang mengeksplore diri dan banyak aktivitas, baik di jejaring sosial face book, twitter, wayn, plurk, tagged, blogspot, kompasiana, yahoo messenger, dan lainnya lagi. Termasuk, dia tampan aku cantik. Hlah, iya lah.... secara, dia khan cowok dan bapak-bapak !! Hweleh hweleh hweleh.....

1325763829702738727

Berbagai proses perjuangan yang ku alami dalam mewujudkan segala cinta dan cita yang ada, turut mewarnai kehidupan, khususnya dalam proses yang tercipta selama menempuh pendidikan di program Pascasarjana. Bahkan, sehari menjelang Ujian Kualifikasi Proposal Disertasi, suami dengan mengerling manja, berkata "Mau nggak, nge bantu in nyamsat STNK motor Adi?". Hmm, beliau memang tipe orang yang paling gak suka berhubungan dengan birokrasi. Hal yang membosankan, begitu alasannya. Akhirnya, kusempatkan mencuri waktu ke kantor Samsat di Renon, karena STNK sudah melewati batas tenggat waktu. Bahkan, malam menjelang hadapi ujian esok hari pun, beberapa hal kecil menyita perhatian. Yudha, putra bungsu ku, merengek minta diperiksa pelajarannya, diajarkan beberapa materi yang tidak dimengertinya. Harus menjahit celana sekolah Adi, putra sulungku, yang robek jahitannya. Maklum, ABG yang sedang senangnya mengikuti jaman. Padahal sudah kuingatkan berkali, dia sedang dalam masa pertumbuhan, maka bila celananya nge press body / terlalu ketat, akan gampang robek. Namun mereka memang harus alami ini dan belajar langsung dari apa yang ditemui dan dialami. Pagi hari, seperti biasa, tetap harus mencuci dan menjemur baju anggota keluarga, mengecek bahan makanan yang akan diolah simbok, dan... menjahit baju seragam batik Yudha yang robek di bagian lengannya. Bahkan, setelah selesai Ujian Kualifikasi Poposal Disertasi pun, aku masih harus ke bengkel. Astrea tercinta harus diservis, ganti aki, klakson gak bunyi. Sudah terlalu lama digeber terus, tanpa sempat istirahat.

1325764251709934728

Aarrgghhhh. Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Berbagai problematika, dinamika, juga romantika yang mewarnai dunia kehidupan ini, smoga dalam bimbingan Mu maka kami akan mampu jalani ini dengan lancar. Suka duka, lara pati, hanya dengan bimbingan Mu, di dalam jalan Mu.

1325763912865820609

Melalui Ujian Kualifikasi Proposal Disertasi dengan 5 penguji, Prof. Dr. I Made Suastika, SU., Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, SU., Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH., MS., Prof. Dr. I Nyoman Wedha Kusuma, MS., Dr. I Wayan Redig. Aku sempat terserang penyakit nervous, morning crazy, takut. Harus berkali menarik nafas, mondar-mandir mengiintip para penguji ke parkiran kampus, hingga berlari ke kantin untuk membeli minuman dan makanan kecil. Hal lumrah, kukira, akan terjadi pada setiap orang yang menempuh ujian sidang. Akhirnya, tepat pukul 10.00, ujian ku dimulai. Berdoa semoga proposal ku diterima dan bisa berlanjut ke jenjang penelitian.....

132576447992875125

Hidup memang sebuah pilihan dengan berbagai alternatif jalan kehidupan. Kita sendiri yang menentukan apakah akan menerima, berontak, berjuang, dan terpuruk dalam kesedihan tiada bertepi. Entah apapun, siapapun, kapanpun, dan dengan cara bagaimanapun...... Hidup terkadang tidak semudah yang kita bayangkan dan kita impikan. Terjatuh dan terbangun berkali, dengan segala nuansa yang melingkupi. Semoga kita semua bisa lalui berbagai proses perjuangan dalam kehidupan dengan lancar, karena bukan hasil yang akan menentukan siapa diri kita, namun dari usaha yang kita lakukan untuk melalui ini semua dengan sebaiknya.

13257639721932936485

Aku juga yakin, persahabatan dan persaudaraan akan dapat membantu kita untuk mempermudah lalui ini. Karena.... bukankah, dengan dua kepala, tiga, sepuluh, seratus, seribu.... akan jauh lebih menyenangkan menghadapi perjalanan dalam kehidupan kita secara bersama-sama. Karena.... persahabatan dan persaudaraan akan selalu mewarnai kehidupan kita, mengubah kita, bagai kepompong yang melingkupi perubahan dan perkembangan, dari ulat kecil, menjadi seekor kupu-kupu indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar