Kamis, 12 April 2012

Made Yudhawijaya, Sang Arjuna

Made Yudhawijaya......

adalah putra bungsu ku yang sangat aktif dalam berbagai sisi kehidupannya sehari-hari.

13342318851368238656

Rabu, 11 April 2012. Seluruh murid SD diliburkan, kecuali kelas VI yang menghadapi Ujian Nasional. Namun, bagi murid tertentu yang mendapat giliran untuk mebersih, kerja bakti, diwajibkan hadir pada pukul 6 pagi hingga pukul 7, untuk menata sekolah mereka.

Yudha sudah mewanti ku, agar tidak terlambat membangunkannya pada pukul 5, dia ingin tiba se pagi mungkin agar tidak terlambat. Hmmm. Memang anak-anak..... mereka tidak bisa dilarang dan diatur2 semena-mena. Beri mereka penjelasan, buatkan kontrak kerja, dan tunjukkan contoh nyata. Itu akan jauh lebih gampang bagi mereka, karena sesungguhnya, mereka adalah pribadi dewasa yg bisa diajak bekerja sama sepenuh pengertian.

Maka, terjaga ku pukul 4 pagi, dia sudah terduduk dan menatap jam yang terpampang di tembok, mandi. Pukul 5 dia sudah rapi dengan seragam dan mengenakan sepatu. Dan, minta di antar ke sekolahnya yang hanya berjarak 100 meter dari rumah kami. Aku hanya tersenyum, tetap mengeluarkan motor dari rumah kami, dan mengantarnya ke sekolah. Di depan sekolah dia termangu. Masih gelap gulita. Tidak ada orang disana, kecuali penunggu SD tersebut yang sebuah keluarga. Kami pun memutar haluan, kembali pulang ke rumah.

Pukul 6.15 pagi, kami kembali berangkat menuju SDN 13 Padang Sambian Klod. Beberapa temannya menyapu di halaman. Dia turun, berpamitan, dan berlari menghampiri teman-temannya, sambil memegang ember plastik kecil di tangan kiri, dan sapu lidi di tangan kanan.

Ah, Yudha...... Bagai magma sepenuh energi....

13342319931663060415

Pukul 7.30 pagi, aku beranjak menuju kampusku, menunaikan tugas sebagai guru.
Pukul 17.00, dengan perasaan letih tiba di halaman rumah. Terlihat Yudha, dengan layangan di tangannya. Wajahnya sedih.

1334232056145278732

Kuletakkan ranselku dengan berbagai isinya, dari bekal air minum, makanan, buku, laptop, kotak pensil, seperangkat alat kecantikan, kamera, teve, kulkas, mesin cuci, hweleh hweleh hweleh.....

Dan, kuhampiri Yudha anakku.

1334232101899872181


"Ada apa. Yudha?" Tanyaku.
Dia menerangkan dengan wajah galau......
"Layangan Yudha, baru dibeli in Bapak, dipegatin sama Dewa Dek".

Ow la la la....
Lalu kujawab,
"Hla, ini khan layangannya sudah didapat kembali?
Knapa masih sedih???"

"Iya, tapi benangnya yang putus tadi banyak sekali"
Ah..... Dan kutanyakan, berapa harga benang layangannya satu gulung,
"Seribu, mak" Jawabnya.
Kuangsurkan uang Rp 2.000.

Wajahnya kembali berseri, dia menghampiri teman-temannya, dan mereka kembali melanjutkan bermain layang-layang setelah menambah tali hingga lebih panjang.

13342321651524432108

Anak-anak.....
Tetaplah anak-anak. Biarkan mereka bermain dan bergembira tanpa terlalu banyak campur tangan orang tua atau intervensi dari pihak manapun. Mereka akan berbahagia dalam pengawasan seperlunya dari orangtua dan guru, bergaul dan berkumpul bersama dengan beragam anak-anak lainnya, tanpa batasan-batasan yang tidak perlu, tanpa mengenal suku, ras dan agama, dan juga batasan ruang dan waktu yang sungguh tidak perlu itu. Mereka adalah pemilik masa depan negeri ini. Semoga kelak mereka bisa jadi pemimpin yang saling menghormati dan menghargai, bijak dan dewasa, terutama bagi diri mereka sendiri....

13342322121680709224

Tidak ada komentar:

Posting Komentar