Selasa, 10 April 2012

Ulang Tahunku

Ulang tahun, Birthday, Bornday……

Tidak ada yg istimewa. Sama saja kujalani dari hari ke hari, setiap hari kuanggap adalah hari yang istimewa, atau sebaliknya, setiap hari kuanggap sama saja bagai hari-hari lainnya dalam hidupku. Karena aku mencintai setiap hari, setiap detik dalam kehidupanku, detak jantung dan nafasku. Baik suka maupun duka, lara pati, sedikit banyak, bersama atau sendirian….

13336914631075743178

Terjaga pagi hari, masih tetap mencuci pakaian keluarga secara manual, karena kami tidak punya mesin cuci. Lagipula…. sinar mentari berlimpahruah untuk mengeringkan cucian. Si bungsu berangkat sekolah, Si sulung bersiap jalani Pekan Seni dan Olahraga Remaja di Art Center, Si Bapak menekuni perpustakaannya, Simbok menuntaskan kerja di dapur.

1333691635944831031

Aku berangkat ke STPNDB. Hari ini aku terjadwal menguji 3 orang mahasiswa. Mereka berharap bisa mengikuti wisuda Akhir April ini. Febriandi yang mahasiswa DIII Manajemen Tata Hidangan bimbinganku bersama bu Leni, Nimas Dewi mhs DIII MDK, dan Wina Anggita mhs DIII MTH. Aku bersama ibu Ni Ketut Sekarti, S.Pd., M.Par., dan ibu IGA Dewi Hendriyani, A.Par., M.Par, akan menguji mereka di ruang Perpustakaan 1 .

Pukul 10, dua rombongan dari kampus STPNDB bergerak. Ada yg menuju ke undangan ibu Riska di Banjar Semaon, Ubud, ada yg menuju ke Banjar AnggarKasih, Gianyar, undangan pak Arcana. Mereka berdua adalah rekan kerja se kantor, dan bersama memilih hari ini sebagai hari baik pernikahan mereka masing-masing.

13336920001995872659

Pukul 12 siang, aku tuntas menguji. Bu Dewi dan bu Sekarti akan lanjut dengan proses mengajar. Ya, karena STPNDB memiliki kelas sore. Sedangkan aku, tuntas sudah rangkaian kegiatan hari ini. Hmmm, maka, segera kubersiap melakukan sebuah perjalanan. Kupilih, memenuhi undangan Pak Arcana.

13336923921813518868

Aku mampir sejenak ke Bank Mandxxx dan Bank BNx, menuntaskan urusan perbankan, lalu bergerak menyusuri jalan raya Bypass Ngurah Rai yang berdebu tertimpa panas terik mentari siang itu. Terus mengikuti kelokannya, tiba di jalan raya Bypass IB Mantra, kembali berbelok menyusuri jalan tersebut, hingga tiba kembali di perempatan dekat Pantai Masceti. Berbelok ke kiri, mencari Desa Medahan, lalu Banjar Anggarkasih. Kulihat, se rombongan sahabat kantor masih berada di sini. Ada ibu Putu Evi, Ibu Citra, Pak Nengah Wirata.

Dan…. sungguh sebuah kehormatan berjumpa Pande Wayan Suteja Neka di sini. Aku hanya berani bersalaman singkat, lalu menatap kagum dan mendengarkan kisah beliau. Betapa tidak… orang ini adalah sang maestro budaya yang sungguh ku kagumi.

13336155641835913892

Kami duduk se meja… Namun aku hanya berani melirik Beliau se sekali, menatap kagum, dan mendengar ceriteranya.

Perlahan Beliau berdiri…. Kami mengira Beliau akan pamit, Namun ternyata kembali dengan beberapa majalah di tangan yang baru diambil dari mobilnya, berjudul Neka Art Museum : From Painting to Keris, writing & editing by Bembi Dwi Indrio M.

Aku bersyukur menerima satu, Kusalami dan merunduk menghormati. Sebagian tamu, termasuk beliau, pamit pada sang empunya acara pawiwahan, di Banjar Anggarakasih, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Wraspati Wage Medangkungan, Kamis 5 April 2012 ini.

1333616400118573706

Beliau membuka mobilnya, mengambil buku berjudul setebal halaman edisi luks tersebut, berjudul Neka Art Museum : The Heart of Art in Bali, by Suteja Neka & Garrett Kam. Menanyakan nama suamiku, nama ku, dan alamat kantorku, Lalu membubuhkan tandatangan di bagian dalam buku yang cuma satu untuk diberikan padaku…… Disana tertera: Kenangan untuk Wayan Tagel Eddy & Ibu Santi, STP Nusa Dua Bali. “Ini saya berikan untuk orang yang menghargai sejarah, dan memahami sastra”, ujarnya sebelum masuk ke dalam mobil dan berlalu pergi.

Duh, Ratu Bhetare….. Aku gemetar dengan lutut bergetar, Mimpi apa aku semalam? Ini hari ulang tahunku, dan bukan pula tegak otonku, Namun tak pernah kuharapkan apa pun, tidak ada yg istimewa… Semua berjalan biasa sebagaimana adanya.

Sungguh, sebuah anugerah indah, dapat kesempatan mengeduk kedalaman samudera, dan menggapai ketinggian akasa, menggali wawasan informasi dan berdiskusi dengan banyak guru kehidupan. Astungkara…. Hyang Perama Kawi.

133361578115863063

Suteja Neka, adalah pakar budaya yg kukagumi. Semenjak tahun 1970 Beliau pemilik Museum Seni Neka di Sanggingan, Ubud. Pande Wayan Neka (1917 - 1980), ayah beliau, seorang seniman terkenal dengan karya patung yang unik dan berkualitas, antara lain, patung burung garuda setinggi 3 meter, untuk New York World Fair, di Amerika pada tahun 1964.

Tiba di rumah, kembali kulanjutkan aktivitas keluarga, bebersih dan mengecek aktivitas anak2, seluruh anggota keluarga. Lanjut dengan bersembahyang, melantunkan kidung Puja Trisandhya.

Setelah seharian beraktivitas, tiba waktunya istirahat. Terdengar deru motor si sulung yang baru tiba dari aktivitas Porsenijar nya. Kusambut dia, mengingatkan untuk mandi dan makan malam, lalu beristirahat. Kembali kutinggalkan untuk menghampiri si bungsu di kamar.

Ahh, ternyata kemudian simbok dan anak sulungku ini masuk ke kamar, di belakang mereka muncul sang bapak, mereka membawa kue tar.

13336930321345101041

Terharu….

Aku sungguh terharu dan tak mampu berkata….. Ulang tahunku kami rayakan bersama, dengan sepotong doa, saling mengucap selamat dan berharap, semoga hari-hari yang akan datang memberi kebahagiaan bagi kami semua.

1333693271858361390

Astungkara, Hyang Widhi, masih boleh memberi ku kesempatan melalui hari-hariku sepenuh harap yang kutaruh di dalam hati. Semoga aku semakin bijak dan dewasa dalam bersikap, dan memperoleh shantih selalu, seperti arti damai dari namaku, Santi…..

2 komentar:

  1. Wah, padahal saya lagi nunggu undangan nih Mbak :)

    Selamat ulang tahun ya Mbak Santi :).

    BalasHapus
  2. Trims banget, Pak Dokter.

    Smoga kita semua mendapat berkah Beliau sepanjang garis kehidupan kita....

    BalasHapus