Kamis, 26 April 2012

Ke Besakih Aku Kembali karena Rindku untuk selalu MenemuiMu, Hyang Widhi Wasa.

Rabu, 26 April 2012, Buda Wage Menail.

Sama seperti banyak orang lain, terkadang rasa jenuh melanda. Dan, perlu re charge energi agar selalu sepenuh semangat dalam berkarya, tetap kreatif dari hari ke hari.
Sebagai seorang dosen yang mendapat tugas belajar, aku dibebaskan dari segala urusan yang berkaitan dengan lembaga dimana aku terdaftar sebagai tenaga pengajar. Namun atas kesadaran sendiri, kupilih untuk tetap menjalankan berbagai aktivitas sama. Alasannya adalah, aku termasuk orang yang hiperaktif dan senang mengerjakan beberapa hal sekaligus. Tak bisa kubayangkan, rasa jenuh melanda dalam menyelesaikan pendidikan, sedang aku mendapat kebahagiaan dan semangat jika juga berada di tengah-tengah para murid dan anak didikku, di tengah para sahabat dan rekan kerja, dalam melakukan berbagai kegiatan, dari rapat, seminar-seminar, mengajar, bantu-bantu dalam kepanitiaan. Lagipula, toh, sudah kubuktikan dahulu, pada waktu kuikuti pendidikan Program Pascasarjana, Program Studi Kajian Budaya, Universitas Udayana, 2006 - 2008, aku bisa tetap mengikuti perkuliahan dan bimbingan di kampus UNUD, dan tetap melaksanakan proses belajar mengajar di kampus STPNDB. Dan, keluarga ku tetap baik-baik saja, baik dari urusan rumahtangga, bersantai dan berkumpul bersama, menuntaskan banyak kegiatan bersama-sama....

13354137372019652310

Kupikir, setiap urusan, sejauh bisa kita diskusikan dan lakukan bersama secara bergotong royong, kita akan tetap bisa menuntaskan berbagai urusan dengan sebaik mungkin. Lagipula, bukankah... pada era kini, kita dituntut untuk memiliki multitasking, atau kemampuan dan kemauan dalam merancang, menyusun, melaksanakan, mengendalikan dan mengevaluasi banyak hal sekaligus.

Maka, setelah urusan rumah tangga beres di pagi hari, anak-anakku sudah berangkat sekolah, suami sudah berangkat pula untuk membantu pelaksanaan ujian disertasi rekannya seperjuangan, aku mengarahkan laju gerak motorku. Kali ini ke Besakih.

Karya Pujawali di Pura Besakih, Ida Bethare nyejer dan keantuk mesineb hingga Jum'at, 27 April 2012. Dan, hingga kini aku belum sempat nangkil ke sana dengan banyak alasan. Anakku bersama rombongan sekolahnya bahkan sudah berangkat ke sana. Aahh. Panggilan dan dorongan untuk berangkat begitu kuat. Hujan yang turun perlahan tidak sanggup menahan jejak langkahku.

Memasuki jalan raya Bypass Ida Bagus Mantra, hujan turun kian deras. Ransel di bahu kubungkus rapat dengan tas plastik besar. Jas hujan menutupi sekujur tubuhku. Bersyukur kukenakan sepatu hitam plastikku, kugulung celana jeans hingga selutut, menerobos jalan tersebut.

Tiba di Desa Selat, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, aku berhenti sejenak.  Pasar Akah, mampir ku di sebuah toko kecil di pasar. Bu Dayu Biyang Ngurah dan Bu Dayu Biyang Suwanti, pedagang kain di sana. Kubeli seperangkat baju sembahyang dan kain batik. Hmmm, lumayanlah untuk menghadap Tuhan. Lagipula, bukankah Tuhan tidak pernah menilai kita dari segala pernak-pernik yang kita miliki dalam menemui nya.

13354141041224739108

Melanjutkan perjalanan, tiba ku di ajeng Pura Besakih. Berganti celana panjang dan mengenakan kain panjang, lalu mengendarai motor kembali, berbelok ke jalan raya di sebelah kanan, sebelum kemudian tiba di Pura Kiduling Kreteg.

13354216572063418328

Pura Kiduling Kreteg berhias dengan dominan warna merah, dari Penjor dan pengider-ider, serta kain yang serba merah. Merah adalah simbol dari Ida Bethare Brahma, simbol Tuhan sebagai pemelihara alam semesta ini.

13354802041090097299

Aku menaiki satu demi satu undakan anak tangga untuk tiba di bagian Jero / tengah Pura Kiduling Kreteg. Kujumpa Mangku Wayan Karma. Beliau sedang duduk bersama beberapa umat lain. Sudah sering kuikuti karya dan aktivitas beliau di jejaring sosial Facebook, dan baru kali ini bisa berdiskusi. Sungguh bersyukur bisa berjumpa langsung.

133548023414730165

Seorang Insinyur Teknik Sipil tamatan ITN Surabaya, namun kemudian memilih mengabdikan hidup di jalan Dharma, ngayah demi kepentingan umat. Bahkan, istri beliau yang seorang mangku istri, juga berjuang sepenuh semangat ber yadnya bagi sesama. Laku seorang dengan pengetahuan sungguh luas dalam aplikasi di berbagai sendi kehidupan. Hmmm, aku sungguh kagum dan menghormati jalan hidup beliau sekeluarga.
Mangku Wayan Karma bersama Kangmas Soekono Kardimin, seorang penekun spiritual dari Lampung, berencana bakal berjalan kaki dari Bali ke Ujung Kulon, Jawa Barat. Mereka sudah ber kali menempuh berjalan kaki ke beberapa tempat. Dan kali ini bakal mengawali kegiatan pada tanggal 7 bulan Mei.
Ah, sungguh sebuah rencana yg butuh tingkat penyusunan secara matang dalam pelaksanaan, agar berjalan lancar. Aku sendiri, belum mampu untuk sampai ke taraf laku spiritual seperti itu. Hidup dan kehidupan dengan segala pernak-pernik duniawi masih begitu menggodaku. Jika suamiku sendiri memiliki laku demikian, aku bakal protes keras, karena bakal merasa diabaikan dan harus menuntaskan urusan keluarga sendirian.

Bersyukur pada Sang Hyang Widhi Wasa, Mangku Wayan Karma berkenan menghantarku mengelilingi Pura yang ada di kompleks Pura Besakih. Beliau menawarkan untuk memperkenalkan lingkungan Pura, dengan uraian penjelasan yg sungguh mendalam. Hmmm, bagai, menggelar Babad dan aplikasi nyata di lapangan. Sungguh, tidak semua se beruntung aku dalam mendapat anugerah ini. Meski berkali ke Besakih, namun aku tetap tidak mengetahui secara tuntas sejarah, fungsi, bentuk dan makna dari berbagai situasi dan kondisi yang ada di Besakih.

Dari Pura Kiduling Kreteg, kami mengawali bergerak menuju Pura Gelap, yang terletak di bagian paling atas dari rangkaian Pura di Besakih.

1335422367660795568

Kami ber kesempatan berjumpa dan berdiskusi dengan Mangku Gede yang ada di Pura Gelap. Menerangkan maksud perjalanan ku untuk selalu bersimpuh dan semakin mendekat dengan Hyang Widhi Wasa. 

13354802712011139951

Banyak pemedek turut bersembahyang bersama kami. Hmmm, sungguh sebuah nuansa damai nan teduh berada di pura ini. Sungguh disayangkan, aku tidak bisa berkumpul bersama keluargaku secara lengkap untuk bersembahyang bersama di Pura Besakih, karena kesibukan kami masing2, karena mertua dalam keadaan sangat sepuh, dan karena karena karena lainnya lagi. Sayang sekali pula, rekan-rekan se kantor tidak sempat nangkil bersama, hingga Pujawali Ida Bethare Turun Kabeh akan mesineb benjang, tanggal 27 April 2012. Namun, bukankah Tuhan Maha Mengerti dan Sangat Maklum terhadap seluruh umat Beliau?


1335422525914800888

Akhirnya, tuntas bersembahyang di sini, di Pura Gelap. Kami kembali bergerak menuruni anak tangga, menuju Pura yg lain lagi, yang ada di kompleks Besakih.

1335422280173050209

Kemudian beranjak menuju Pura Ulun Kulkul, dengan dominan warna Kuning, sebagai pralambang Mahadewa. Di sini kami jumpai Mangku Istri, dan juga Ibu Komang Suartini beserta keluarga. 

1335480383562897760

Kembali, suasana damai dan sepenuh keteduhan menyelimuti suasana hati. Meski mendung, namun tidak turun hujan. Ah, andai setiap umat manusia merasa kedamaian yang sama, maka, konflik dan perpecahan yang seharusnya tidak perlu terjadi, akan membuat kita bersatu dan bersama menjadi manusia yang semakin bijak dan dewasa menuju masa depan.

1335422185765848320

Berikutnya, tujuan kami adalah Pura Batu Madeg, dengan dominan warna Hitam. Beliau yang bersthana adalah Dewa Siwa. 

13354805031724237027

Undagan anak tangga tinggi dan jalan yang berliku, membuatku agak letih dan keringat bercucuran. Namun perasaan haru biru ini selalu menggiringku untuk mengucap syukur tiada henti. Betapa.... aku mencintai Tuhan, meski terkadang, jalan terjal dan jarak jauh menjadi perintang gerak langkahku.

1335422118131991950

Terakhir, Penataran Agung Pura Besakih kami mengarah. Umat kian siang kian membludak. Sungguh bersyukur aku berangkat pagi hari. Bisa sepenuh konsentrasi dalam berdoa dan berkontemplasi dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.


1335422068935065432

Disini aku diperkenalkan Mangku Wayan Karma dengan istri beliau, Mangku istri, Desak Suciani. Seorang mangku istri yang cantik dan ber wajah keibuan. Ketulusan terpancar dari wajah beliau yang jernih. Ah, aku ingin memiliki ketenangan beliau yg terpancar dari hatinya. Membayangkan melayani umat semenjak pagi dini hari hingga larut malam, meninggalkan dan menanggalkan keegoan diri, dengan wajah selalu tersungging senyum manis. Hmmm, aku sungguh belum bisa se damai itu. Keluarga dan sahabat, serta kehidupan duniawi, masih menggoda hidupku.


13354220081065307007

Kulihat, seorang kakek menggendong cucunya yang mengeluh kecapean, seorang ibu menyusui bayinya dan bersiap untuk sembahyang, pria dan wanita yg menyungsung banten di atas kepalanya. Hmmm, sungguh, beragam latar umat yang menghadap Tuhan, dengan beragam gaya dan cara, semua demi berharap menemukan kedamaian hati. Semoga, kami selalu mendapat berkat Tuhan, dan tetap di jalan Tuhan senantiasa.


1335480732704613191
1335480751851450612
1335480773681896220

Berikutnya, kami kembali ke Pura Kiduling Kreteg. Aku berpamitan pada sang mangku, karena akan mengunjungi Ibu IGA Mirah Darmayanti, sahabat kantorku yang ngodalin di Kayumas. Kami bersama-sama akan mengunjungi sahabat kantor lainnya, ibu Luh Ketut Sri Sulistyawati dan Ida Bagus Widana, yang melaspas rumah barunya di Jalan Saridana VI, area Cargo, Ubung.

1335480801742275360

Rinduku belumlah tuntas. Selalu ..... tidak pernah cukup waktuku, untuk berada di berbagai rumah Tuhan, membahas dan membongkar seluruh makna yang tersimpan pada jalan spiritual. Hmmm, astungkara Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Aku masih diperkenankan menghadap Mu berkali dan berkali, di berbagai rumahMu. Swaha......

Sabtu, 21 April 2012

Anak anakku..... Dari jualan baju hasil rancangannya hingga tato seharga lima ribu perak.

"Ma, tiga ratus ribu ini uang hasil jualan baju. Baju rancangan Adi sudah habis".
Demikian ujar si sulung kemarin malam, Senin, 16 April 2012. Lalu dia memberikan sejumlah uang padaku.

Hobi dan kemampuan disertai dengan kemauan dan disiplin tinggi selalu akan menghasilkan buah karya indah. Dia memperlihatkan hasil dari apa yang dilakukannya sepenuh rencana dan usaha kerja keras.
Wayan Adi Pratama, kini dia kelas 2 SMAN I Denpasar. Semoga sepanjang garis kehidupan akan selalu diisinya dengan berbagai kegiatan positif yang bukan hanya sekedar hura-hura, apalagi huru hara....

Ah.... Astungkara, Hyang Widhi wasa. Anak-anakku selalu mewarnai kehidupan dengan segala dinamika mereka dari hari ke hari.

Terkadang, takjub dengan perkembangan yg mereka alami. Bagai, sebuah lompatan jauh yang membutuhkan kesiapan dalam hadapi berbagai situasi dan kondisi yang mereka miliki. Perlu kebijakan dan kedewasaan dalam menyikapi ini semua, terlibat dalam aktivitas mereka.

Lain lagi kisah si bungsu. Dia memiliki gambar tempelan yang juga berfungsi sebagai tato. Sore ini, kami berkumpul berdua mengamati gambar tempelan tersebut. Dia mengambil gunting, menggunting menjadi beberapa potong, lalu mengambil gayung berisi air. 

 13350772241873713983
Maka, emak dan anak ikut jugalah menikmati tato tempelan seharga lima ribu perak. Dan.... inilah tato ku. Bagus, khan, kan, kan...

13350772571135390941

Hmmm. Made Yudhawijaya si bungsu. Duduk di bangku SDN 13 Padang Sambian Kelod Denpasar. Selalu bagai meteor  yg melesat cepat tiada kenal lelah. Segudang aktivitas mengisi hari-harinya.

Terkadang, dia membuat takjub kami semua. Sepulang kerja, kudapati dia sehabis pulang sekolah dan dilanjutkan dengan les berbagai mata pelajaran, masih juga menyempatkan bermain layangan bersama teman-teman di perum. Jemari tangan yang robek terkena pecahan kaca akibat menarik layangan yang nyangkut di tembok pagar tidak membuatnya kapok. Bahkan, dia bisa menaikkan layangan yang berukuran jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya.....

1335077310644622905

13350773441698378104

Anak-anakku....

Semoga demikian pula hal nya dengan setiap anak di dunia. Mendapat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal, mengeksploitasi apa yang ada dalam diri melalui cara-cara positif, demi menggapai prestasi.

Wisuda XVIII STPNDB, Jum'at 20 April 2012, @BICC Nusa Dua

Jum'at pagi, 20 April 2012. Tiba bersama rekan-rekan kantor di pagi hari, sinar mentari ramah menyapa.  Kami berkumpul bersama di Bali International Convention Centre pagi ini.  Senyum sumringah terpapar di wajah tiap orang yg kami temui. Para pegawai hotel, para pegawai dan dosen STPNDB, para orangtua dan pendamping mahasiswa peserta wisuda. Pagi ini adalah Wisuda ke 18 bagi seluruh mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali yang telah dinyatakan lulus dan berhak mengikuti Wisuda.
1335072718778768826
Para panitia yang terdiri dari gabungan mahasiswa, dosen dan pegawai terlihat sibuk dengan berbagai tugasnya.
13350727571585653905
Di belakang panggung, ibu Kadek Darmiati dan Ibu Oka Yuniari beserta rekan kerjanya sibuk mendandani para Jegeg Bagus yang akan menjadi para petugas, baik sebagai pembawa acara, penari,pengiring...
1335072785592770608
Di panggung paduan suara, terlihat bapak pembina dan bapak Adhi Astawan mendampingi para mahasiswa dan mahasiswi yang akan menyanyikan serangkaian lagu selama acara wisuda berlangsung kali ini. Para panitia berpose bersama sebelum kesibukan membuat mereka kembali berkonsentrasi terhadap berbagai jenis kerja yg dibebankan agar terselenggara acara yg lancar.
13350728341403406656
Ibu Sri Rukmiyati sibuk merapikan berbagai materi yg akan dimasukkan ke dalam tas untuk dibagikan pada para undangan. Para pembawa acara mempelajari kembali susunan acara di tangan mereka.
1335072978721776583
Pak Wayan Jata mengarahkan para wisudawan dan wisudawati yang melangkah memasuki ruang wisuda, juga seluruh pendamping mereka. Pak Ngakan Sudiarta bersama anggota panitia lain sibuk menghandle konsumsi hidangan bagi rombongan undangan.
13350741541828594202
1335073010154030876
Wisuda kali ini meluluskan 438 wisudawan dan wisudawati. Mereka semua berasal dari Program Diploma IV, Diploma III, dan Diploma II.
1335073135367790623
Program Diploma IV terdiri dari Program Studi Administrasi Perhotelan sebanyak 83 orang, Program Studi Manajemen Kepariwisataan, 19 orang, dan Program Studi Manajemen Bisnis Perjalanan : 8 orang.
Program Diploma III terdiri dari Program Studi Manajemen Tata Hidangan sebanyak 76 orang, Program Studi Manajemen Tata Boga, 43 orang, Program Studi Manajemen Divisi Kamar, 34 orang, Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan, 4 orang, Program Studi Manajemen Akuntansi Perhotelan, 3 orang, Program Studi Manajemen Perhotelan, 30 orang.
Program Diploma II terdiri dari Program Studi Tata Hidangan sebanyak 60 orang, Program Studi Tata Boga, 34 orang, Program Studi kantor Depan, 9 orang, Program Studi Tata Graha, 28 orang, dan, Program Studi Spa, 5 orang.
1335073179158181587
Adapun, masing-masing wisudawan dan wisudawati dengan lulusan Indeks Prestasi Kumulatif tertinggi dari masing-masing Kelas adalah :
Kelas Pagi Pogram Diploma IV adalah :  Program Studi Administrasi Perhotelan, Reonando Ferrari, Program Studi Manajemen Kepariwisataan, Ni Putu Arsaniasih.
Program Diploma III terdiri dari Program Studi Manajemen Tata Hidangan, Sayu Putu Puspitasari, Program Studi Manajemen Tata Boga, Diah Ratna Krisnawati, Program Studi Manajemen Divisi Kamar, Sang Ayu Putu Laksmi Parashita Dewi, Program Studi Manajemen Usaha Perjalanan, Franky Eugenius Sandry, Program Studi Manajemen Akuntansi Perhotelan, Ketut Yuda Arta, Program Studi Manajemen Perhotelan.
Kelas Sore Program Diploma IV adalah : Program Studi Administrasi Perhotelan, I Made Yogi Wiradharma, Program Diploma III, Program Studi Manajemen Perhotelan, Ida Ayu Putu Melia Umiati. Program Studi Manajemen Tata Hidangan, Nyoman Ary Trisna Dewi, Program Studi Manajemen Tata Boga, Yunita Deliana, Program Studi Manajemen Divisi Kamar, Naning Dwi Agustin.
Program Diploma II terdiri dari Program Studi Tata Hidangan,  Nyoman Bayu Bumi Ratmata, Program Studi Tata Boga, Luh De Yuliani, Program Studi kantor Depan, Ni Gusti Putu Dyah Apriyani, Program Studi Tata Graha, I Made Subrati, dan, Program Studi Spa, Ni Wayan Novia Suandewi.
13350732371434407979
Krisna Arya, Wisudawan yang berasal dari Program Diploma IV Program Studi Administrasi Perhotelan,  terlihat berkaca-kaca dan meneteskan airmata, saat menyampaikan kesan dan pesan selama menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua. Sungguh sebuah perjalanan hidup se penuh kesan bagi mereka semua, karena bertahun-tahun bersama dalam berbagai aktivitas. Mulai dari penjalani masa orientasi kampus pada saat awal mendaftar dan mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru, masa perkuliahan, masa training, dan pada saat mereka menuntaskan penulisan tugas akhir berupa skripsi.
13350737491872978022
Menteri yang diwakilkan oleh Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, dalam me wisuda lulusan STPNDB ke XVIII menjelaskan harapan agar para lulusan mampu berperan serta secara aktif di tengah-tengah masyarakat bagi kemajuan bangsa dan negeri ini. Peran serta secara aktif dalam pengembangan sumber daya manusia ekonomi kreatif sebagai bagian penting dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri di masa depan.
13350740011565540319
Dari 438 wisudawan dan wisudawati tersebut, sebanyak 258, atau 59, 17 % sudah bekerja secara mapan. Area kerja pada umumnya berkisar pada sektor pariwisata dan perhotelan dengan jenis pekerjaan yg sangat variatif, baik di dalam maupun di luar negeri, juga bergerak sebagai wirausahawan dan mampu menciptakan peluang atau lapangan kerja baru.
13350742191135050662
Acara berakhir pada pukul 12.30 wita dengan makan bersama seluruh wisudawan dan wisudawati beserta para orang tua dan pendamping mereka.
1335074536656815922
Selamat, anak-anakku.... Selamat karena kalian telah berhasil mencapai garis mengikuti wisuda kali ini. Hidup tidak berakhir hingga di sini. Perjuangan lain akan segera kalian hadapi bersama. Masih akan banyak tantangan dan rintangan lain. Jangan lupa bersyukur pada orangtua, saudara dan kerabat, para guru, para sahabat dan rekan kerja, bahkan pada orang lain yang tidak kalian kenal sekalipun. Karena berkat mereka, kalian bisa menjadi seperti sekarang. Dengan segala suka dan duka yg menyertai jalan hidup kalian, jangan pernah lupakan setiap detik dalam hidup kalian, untuk selalu belajar menjadi semakin baik dan bijak dari hari ke hari....
13350745571220522757

Senin, 16 April 2012

Friday, 13th. Jum'at Seyeemm, ato Jum'at Sek Asyyeekkk ??

Jum'at, 13 April 2012. "Today is Friday 13th !!" Teriak seorang temanku.
Hmmm, memangnya kenapa klo hari ini adalah hari Jum'at, dan bertepatan dengan tanggal 13 pula? Toh sama saja dengan hari hari lainnya. Jangan terlalu ekstrim lah, dibawa dengan enjoy saja. Jika semua dibawa ke positive thinking, bukankah, energi positif pula yg akan mengalir ke dalam diri, menulari orang lain dan se isi dunia.....

1334587541752764775

Pagi hari, tuntas dengan segala urusan rumah tangga, aku bergerak melaju ke Kampus STPNDB. Hari ini ada Pembinaan Karir Dosen yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenparekraf mengenai Sosialisasi Penyusunan DUPAK, dan Pencegahan & Penanganan Plagiarisme.

13345876801711645332


Pukul 8 tiba di kantor, kusempatkan berbincang dengan rekan-rekan se ruang. Ada Bu I Gusti Ayu Mirah Darmayanti dan Bu Nyoman Sukerti. Kami bersama tamat dari Program Pascasarjana Program Kajian Budaya Universitas Udayana dahulu. Ada Ibu Ni Luh Lasmini yang masih menempuh Program Pascasarjana pula. Ada pula dosen yang baru bergabung. Diah Sastri Pitanasri dan Asti, Ibu Irene Hanna Sihombing yang merupakan Ketua Program Studi Administrasi & Hospitaliti.

1334587755598139215


Kami kemudian bergerak bersama menuju ke Gedung Genitri lantai satu, untuk mengikuti Program Pembinaan Karir Dosen.

13345877941613967063

Di tengah jalan, bergabung pula para dosen dari Program Studi Manajemen Divisi Kamar, Manajemen Tata Hidangan, dan lain-lain.
1334587906453532306


Acara yang dibuka oleh Ketua STPNDB ini berlangsung hingga pukul 12.30 siang. Pengarahan dan penjelasan yang diberikan oleh para pejabat terkait dari pusat sungguh tepat mengena, bisa menjadi pegangan bagi kami, para dosen, yang merencanakan dan membuat usulan DUPAK.

1334588041519792402

13345883101119380502


Berikutnya, waktu sudah menunjukkan pukul 13.00, saat beberapa rekan bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing.

13345887931526579037

Namun aku bertekad akan menghantarkan beberapa rekan yg belum sempat melayat ke rumah salah satu rekan, yg orangtuanya meninggal minggu lalu. Aku akan menghantar teman2ku ke rumah Pak Wayan Seniartha yg terletak di daerah Panjer, jl, Tukad Pakerisan.
1334588424299895329


Kami sepakati, akan berangkat bersama dengan ber motor ria. Maka, jadilah, Ibu Asti membonceng Ibu IGA Mirah, Ibu Ni Made Sri Rukmiyati membonceng Ibu Riska, dan Ibu Tri Lilasari mengendarai motor sendirian. Aku juga berkendara sendiri.

133458883967994796


Sungguh...... terharu ku melihat keadaan kami saat itu. Kenapa?? Karena, kami bagai sebuah Geng Motor Perempuan Tangguh. Kenapa tidak??? Kami semua, adalah perempuan yang hampir setiap harinya menempuh perjalanan Denpasar - Nusa Dua PP, mengurus keluarga, berkarir dan berkarya, juga menuntut ilmu dengan melanjutkan kuliah kami di tingkat Master, Pascasarjana, di kampus berbeda.

Hmmmm.... di luar sana, jauh lebih banyak para pejuang perempuan lainnya, yang berjuang jauh lebih keras, lebih bersemangat, dan lebih berdaya. Siapa bilang, perempuan adalah mahluk lemah semata.... Terjatuh dan tersungkur berkali, kami akan kembali bangkit dan tegak berdiri, berkali dan berkali lagi.......

Kami berseluncur di jalan raya panas terik berdebu siang itu, menuju Denpasar. Sepanjang jalan raya Ngurah Rai, hingga akhirnya berbelok di jalan raya Sesetan, lalu menyusuri jalan dan tembus di jalan raya Bedahulu, dan akhirnya jalan Tukad Pancoran.

Istri Pak Yansen menyambut kehadiran kami dan menyapa ramah. Kembali aku duduk disana, bersama rekan2, dan berjumpa rekan lain pula. Tuntas kami melayat di sini, bubar menuju arah rumah masing2. Sempat diwarnai dengan insiden hilangnya kunci motor bu Sri, ternyata masih tercantel di jok belakang motor. Ah ha......

1334589086977418931


Aku memacu arah motor ke jalan Nangka Utara. Kubelikan sate lilit ikan, tum ayam, sayur jukut ares, dan pindang balado ikan tuna. Kangen pada mertua yg sungguh sudah sepuh sekali. Bukankah, jauh lebih indah, bila kita bisa saling menjaga perasaan sesama umat manusia di dunia, juga kedamaian di antara kita. Mertua sudah tidak bisa jalan lagi. Terbaring di kamar, kudapati baju dan celananya basah karena baru kencing. Kugendong beliau ke luar, kusandarkan di kursi dengan bantal-bantal besar, lalu kuganti baju dan celana nya.

Hmmm, bukankah, kita juga bisa menjadi tua kelak ? Entah, dalam situasi dan kondisi apapun, kuharap aku siap hadapi berbagai kemungkinan itu kelak.....

13345891531560627063

Ponakanku, Ni Putu Diah Trisna Septiani. Kini duduk di bangku SMK kelas 3. Dia ingin mengikuti kuliah di STIKOM. Well. Kuajak dia bersiap, dan... kami berdua pergi menuju kampus STIKOM di jl raya Puputan Renon. Dengan bapaknya yg menjaga mertua ku, dan ibunya sedang mengikuti undangan kantor di Klungkung, aku wajib membantu para ponakan untuk memenuhi harapan melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah.

1334589248118499463


Di kampus megah ini, kami dilayani dengan profesional oleh para stafnya. Mulai dari security di bagian depan lobby, petugas di meja service, dan para dosen yg memberikan penjelasan mengenai struktur program dan sistem perkuliahan. Well, kami putuskan untuk mendaftar di sana. Ah, andai, setiap orang mau dan mampu menjadi pelayan terbaik seperti ini.... melayani diri sendiri dan orang lain dengan sama baiknya, alangkah sungguh indahnya dunia.

Kuantar ponakanku kembali ke rumahnya, berpamitan pada bapak mertua dan ipar. Aku harus pulang untuk bersiap mengajar di Kelompok Belajar Paket C, atau setara dengan SMA.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 saat kutiba di rumah. Tak cukup waktu untuk berleha2, maka kuputuskan untuk segera berangkat kembali bersama Putu Ayu Widhiasih, cucuku, yang ikut bersekolah di Kelompok Belajar Paket C. Yudha sang bungsu juga ikut. Hmmm, anakku ini sering sekali ikut mengajar. Dia bisa duduk di depan kelas, ikut menulis dengan spidol di papan tulis, dan menghapus bagian yang sudah kujelaskan pada para muridku.

Muridku berasal dari berbagai latar. Ada pekerja pabrik, berbagai toko, pekerja hotel, bahkan, ibu rumah tangga biasa yang ingin memperluas wawasannya. Sungguh sebuah niat mulia yg tidak mudah, harus hadapi berbagai perjuangan dan tangangan untuk menyelesaikannya hingga tuntas.

Pukul 21.00, Pelajaran kuakhiri. Lelah menyergap setelah seharian beraktivitas. Memasuki lingkungan perumahanku, kulihat tetangga ku, Ibu Mangku Astiti Sedana Putra, beserta Bapak Mangku Made Sedana Putra, akan bepergian. Tetangga ku ini, sedang panen jambu merah di halaman rumahnya. Aku sudah diijinkan untuk melakukan panen dengan memanjat pohon.


13345893191713898356


Ah ha.......
berhubung banyak dari Laskar Pelangiku, para pemuda dan anak-anak yg berada di perumahan, yang belum beranjak tidur, maka, kami dengan suksesnya memanen 2 karung jambu merah, lalu dibagikan dengan sesama warga yang ada di perum.

13345893631328659571

Ehm, sungguh, kebun tetangga sungguh menggoda dengan jambu merahnya.

Sungguh, sebuah hari heboh, di Jum'at tanggal 13, Friday 13 th......