Selasa, 10 Juli 2018

Dari Sarasehan Endih Endih Api, Ksirarnawa, 10 Juli 2018 (1)




…karena tanpa seni dan budaya, kita hanya lah jiwa jiwa hampa tanpa jati diri…..



Bapak Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan, disaat Sarasehan Endih Endih Api, 10 Juli 2018, di Gedung Ksirarnawa, mengemukakan mengenai hal -  hal utama yang harus diperhatikan dalam perkembangan kebudayaan secara berkelangsungan di tengah masyarakat.



Pertama menyangkut kebudayaan yang bisa mendatangkan pendapatan, memberikan nilai ekonomi, dan menjamin keberlangsungan penghasilan suatu keluarga. Dengan harapan menjadikan kebudayaan sebagai titik utama suatu bangsa dan Negara, suka tidak suka, mau tidak mau, ini harus menjadi langkah penting kita bersama pula. Kuncinya adalah kekuatan dalam menjadikan seni dan budaya yang ada di suatu daerah sebagai hal yang utama, dengan melibatkan masyarakat pula, sehingga masyarakat setempat tidak hanya mendapatkan ampas, kulit atau sisanya. 



Kedua, pentingnya alat ukur, tolok ukur, criteria standar agar dapat diketahui dengan pasti arah atau jalan kebudayaan. Misalnya saja, indeks statistic yang dipergunakan dalam mengukur dampak pembangunan terhadap kebudayaan antara lain adalah keamanan Negara, dan kemampuan kita dalam menjalin gotong royong.



Tolok ukur ini pula bisa berupa (a) seberapa besar pengakuan atas hasil karya, perlindungan hak cipta / hak atas kreativitas dan karya masyarakat, (b) upaya – upaya pengembangan yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat selama ini, (c) aspek pemanfaatan produk seni dan budaya yang mampu menjamin keberlangsungan seni tersebut, dan (d) pembinaan yang telah dilakukan atau direncanakan bersama sebagai bentuk tanggungjawab moral, kaderisasi, dan jaminan keberlangsungan seni juga budaya masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar